Berani Alih Profesi, Generasi Milenial Ini Malah Sukses Membeli Rumah
“Jalur satu commuter tujuan Stasiun Tanah Abang akan diberangkatkan.” Suara petugas terdengar dari pengeras suara di Stasiun Palmerah, Jakarta Barat. Feri Setiawan (29), pun bergegas naik menuju stasiun berikutnya, untuk bertemu dengan seseorang yang ingin memperbaiki smartphone-nya yang rusak.
Profesi yang sudah digelutinya selama tiga tahun belakangan ini menjadi penghasilan utama untuk menghidupi keluarganya. Dia harus berpindah dari satu tempat ke tempat lainnya untuk menemui mereka yang melakukan order jasanya melalui media sosial.
Baca juga: Mau Tahu Kenapa Generasi Milenial Susah Dapatkan KPR?
“Gue mulai memberanikan diri untuk terima orderan service itu sekitar tiga tahun lalu, lah,” ujar Feri kepada Rumah123.com saat ditemui di salah satu mal di Jakarta.
Sebelumnya, bapak satu anak ini bekerja di perusahaan swasta. Karena satu hal, akhirnya Feri memutuskan berhenti dan beralih untuk menjalani profesinya saat ini. Tentunya, bukan perkara mudah dalam menjalani profesi barunya saat ini. Dia harus bisa mandiri untuk menghidupi istri dan anaknya dengan mengandalkan pemasukan profesi ini setiap bulannya.
Tetapi, profesi inilah yang membawa Feri bisa memiliki hunian sendiri. Dia harus berjibaku dengan waktu, mengumpulkan keuntungan dengan melakukan penghematan, berpindah dari satu tempat ke tempat lainnya untuk memenuhi order panggilan. Hingga akhirnya dia yakin untuk memutuskan memiliki rumah.
Baca juga: 80 Persen Milenial AS Cari Rumah Lewat Smartphone
Setelah merasa cukup memiliki dana untuk membeli rumah, akhirnya ia memantapkan langkahnya untuk memiliki hunian di kawasan Keranggan, Setu, Tangerang Selatan. Perjuangannya pun bisa dikatakan maksimal, banyak yang dikorbankan untuk mendapatkan pembayaran DP (down payment) atau uang muka.
“Ya buat gue, duit seratus juta itu besar, men. Banyak yang gue korbanin seperti halnya terima service sampai larut malam, meninggalkan budaya hedonisme, ngurangin nongkrong sama temen, sampai akhirnya dapet tuh duit buat bayar DP,” kata Feri saat ditemui di rumahnya.
Baca juga: Milenial Kanada Perlu Waktu 29 Tahun untuk Mengumpulkan DP Rumah
Selain itu, dia membutuhkan perhitungan matang karena sebelumnya, Feri bekerja di perusahaan swasta yang memperoleh penghasilan rutin bulanan. Namun, kemudian dia beralih profesi menjadi spesialis service smartphone panggilan sehingga memerlukan perhitungan pasti sebelum memutuskan memiliki hunian.
Tentunya dibutuhkan kesadaran diri yang tinggi bagi Feri dalam menekuni profesi barunya hingga berkomitmen terhadap diri sendiri untuk meraih suatu pencapaian. Apalagi generasi milenial saat ini, kerap kali dicap sebagai generasi yang susah untuk mendapatkan hunian lantaran mementingkan gaya hidup atau life style.
Baca juga: 50 Persen Investor Milenial Beli Properti Tanpa Pernah Berkunjung ke Lokasi
Generasi milenial dianggap memiliki sifat boros. Mereka diklaim sulit mengontrol diri dan berdisiplin dalam mengelola keuangan. Namun, Feri bisa menepis semua ini dalam mewujudkan impiannya memiliki hunian.
Keputusan Feri untuk memiliki hunian sendiri bukan tanpa sebab. Dia bosan mengontrak rumah terlalu lama, terlebih lagi dirinya sudah berkeluarga saat itu. Dia pun membulatkan tekadnya untuk mendapatkan rumah.
Baca juga: Jumlah Kaum Milenial yang Hidup Menumpang di Rumah Orang Tua Meningkat
Baginya memiliki tempat tinggal merupakan kepuasan tersendiri. Dia bebas mengekspresikan diri tanpa tekanan dari siapapun. Dia bebas menentukan ruangan favorit, berkumpul dalam satu ruangan, bercerita, tertawa, bersama anak dan istri tercinta. Selain itu, rumah yang didapat merupakan jerih payah hasil usaha sendiri.
Baca juga: Hanya Generasi Milenial yang Berani Beli Rumah Berhantu