Mau Tahu Kenapa Generasi Milenial Susah Dapatkan KPR?
Generasi milenial sulit untuk mendapatkan KPR. Pemerintah dan perbankan perlu memikirkan solusi dengan memanfaatkan fintech atau tekfin.
Saat ini generasi milenial mendominasi angkatan kerja di seluruh dunia termasuk juga Indonesia. Tidak hanya itu, kaum milenial juga menjadi konsumen utama pasar properti.
Hanya saja perbankan mengalami kesulitan untuk menyetujui aplikasi KPR (Kredit Pemilikan Rumah) yang diajukan oleh generasi milenial. Salah satunya karena para pekerja milenial tidak bekerja dalam sektor formal.
Baca juga: 80 Persen Milenial AS Cari Rumah Lewat Smartphone
Situs berita online CNBCIndonesia.com melansir pernyataan ekonom senior Aviliani bahwa pemerintah dan juga perbankan seharusnya mempertimbangkan ketentuan bagi generasi milenial dalam memperoleh KPR. Hal ini agar bisa mendorong pertumbuhan permintaan properti.
Aviliani menyatakan generasi milenial mempunyai karakteristik berbeda dengan generasi sebelumnya. Kaum milenial adalah mereka yang lahir mulai dari 1981 hingga 1995.
Lantaran berbeda, cara pembiayaan pun semestinya berbeda dan mesti menyesuaikan. Pemerintah dan perbankan harus melakukan hal ini.
Baca juga: Milenial Kanada Perlu Waktu 29 Tahun untuk Mengumpulkan DP Rumah
“Anak milenial itu kecenderungannya itu tidak mau menjadi sektor formal, bahkan mereka menjadi sektor informal,” ujar Aviliani yang juga menjadi staf pengajar di sejumlah perguruan tinggi.
“Maka tidak bisa lagi, tidak relevan dengan SK gaji tapi bagaimana tanggungjawab mereka melalui rekening bank jadi berapa rata-rata penghasilannya,” lanjutnya.
Kolaborasi Perbankan dengan Fintech Untuk Membantu Generasi Milenial
Banyak dari generasi milenial yang tidak bisa mendapatkan KPR dan juga KPA (Kredit Pemilikan Apartemen) lantaran tidak mempunyai slip gaji. Biasanya bank memang meminta persyaratan slip gaji dan keterangan soal pekerjaan.
Aviliani memberikan solusi untuk mengatasinya. Perbankan bisa menjalin kerja sama dengan perusahaan penyedia jasa keuangan berbasis teknologi alias financial technology (fintech). Perusahaan ini juga dikenal tekfin atau teknologi finansial.
Kerja sama dapat dilaksanakan dengan skema yaitu perbankan menyalurkan pembiayaan. Sumber pendanaan berasal dari perbankan sementara penyaluran dilakukan oleh fintech.
Baca juga: 50 Persen Investor Milenial Beli Properti Tanpa Pernah Berkunjung ke Lokasi
Hal ini ditempuh untuk menyiasati persyaratan surat keterangan gaji yang diwajibkan pihak perbankan. Sementara fintech memakai sistem credit scoring.
Fintech menggunakan skema ini dalam menyalurkan kredit kepada nasabah. Jadi nasabah fintech memang tidak membutuhkan untuk melampirkan slip gaji dan lainnya. Proses pencairan melalui fintech juga biasanya lebih cepat.
Rumah123.com sempat berbincang dengan sejumlah perusahaan pengembang. Banyak dari calon konsumen yang tidak bisa mengajukan KPR atau KPA lantaran terkendala slip gaji. Padahal banyak dari kaum milenial yang memiliki penghasilan besar.
Menyiasati Generasi Milenial Bekerja di Sektor Informal
Generasi milenial memang memilih bekerja di sektor informal dan juga membuka usaha rintisan alias start up. Kalau pun bekerja di sebuah kantor, mereka memilih berkarier dengan kantor berkonsep open space. Kaum milenial memang berbeda jauh dari generasi X yang merupakan orang tua mereka.
Bayangkan kalau kaum milenial yang bekerja di sektor ini khususnya pertanian akan menjadi kendala dalam menyalurkan KPR. Pendapatan mereka diperoleh dari pertanian yang bersifat musiman. Hal ini bisa memunculkan adanya kredit bermasalah bagi perbankan. Hal ini dikenal dengan NPL atau non performing loan.
Pemerintah seharusnya memberikan insentif. Jika petani ingin memiliki rumah, harus ada kebijakan. Misalnya petani dibantu oleh koperasi. Cicilan KPR disesuaikan dengan musim panen sehingga tidak memberatkan.
Salah satu solusi lainnya adalah memberikan tenor atau jangka waktu cicilan yang lebih lama. Saat ini, tenor KPR berkisar antara 10-25 tahun. Untuk generasi milenial bisa mendapatkan tenor yang lebih panjang antara 25 hingga 30 tahun. Beberapa bank sudah mulai memberikan pilihan tenor jangka panjang.
Baca juga: Hanya Generasi Milenial yang Berani Beli Rumah Berhantu