Penjelasan Rumah Adat Madura Beserta Komponen, Material, dan Filosofinya
Pulau Madura terletak di sebelah timur laut Jawa dengan luas sekitar 5.168 km2.
Berdasarkan laporan Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Timur tahun 2017, jumlah penduduk pulau ini berjumlah 3.873.184 jiwa.
Pulau yang didiami oleh Suku Madura ini mempunyai empat kabupaten, yaitu Bangkalan, Pamekasan, Sampang, dan Sumenep.
Suku Madura dikenal sebagai salah satu etnis dengan populasi terbesar di Indonesia yang mencapai angka 20 juta jiwa.
Dikenal dengan gaya bicaranya yang blak-blakan, masyarakat suku Madura dikenal hemat, disiplin, dan pekerja keras.
Harga diri merupakan hal penting dalam kehidupan masyarakat Madura.
Sebab, mereka memiliki falsafah “ketembheng pote mata, angok pote tolang”,yang artinya lebih baik putih tulang (mati) daripada putih mata (malu).
Rumah Adat Madura
Tanean Lanjhang adalah rumah adat Madura memiliki arti halaman panjang.
Tanean Lanjhang merupakan hunian tradisional masyarakat Madura, yaitu kumpulan rumah yang tediri beberapa keluarga yang masih berada dalam satu ikatan keluarga.
Ciri khas dari Tanean Lanjhang adalah satu kompleks yang terdiri dari dua sampai sepuluh rumah.
Rumah adat ini terinspirasi dari nilai-nilai falsafah kehidupan sosial budaya mereka.
Sebab, masyarakat Madura memang terkenal kuat dalam hubungan kekerabatan mereka.
Pola Rumah Adat Madura
Dalam satu Tanean Lanjhang terdapat beberapa rumah yang berjajar memanjang dari arah Barat ke arah Timur.
Rumah adat ini juga dilengkapi dengan musala sebagai tempat ibadah keluarga, sumur, kandang ternak, dan halaman yang memanjang.
Lingkungan rumah tradisional Madura ini biasanya berada di dekat lahan garapan, ladang, sawah, sungai dan jalan.
Sebagai pembatas, kompleks rumah dipagari dengan tenaman hidup atau galangan (tanah yang ditinggikan) sehingga terpisah dari lahan garapan.
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, satu komplek Tanean Lanjheng terdiri dari dua hingga sepuluh rumah.
Masing-masing rumah dihuni satu keluarga yang masing-masing pemilik rumah masih memiliki hubungan kekerabatan.
Komponen Penyusun Rumah Adat Madura
Secara umum, rumah adat Madura disusun oleh beberapa komponen utama.
Berikut komponen-komponen penyusun rumah adat Madura beserta fungsinya, yakni:
Langgar atau Musala Tanean Lanjhang
Keberadaan langgar menunjukkan bahwa masyarakat Madura adalah masyarakat yang religius.
Langgar memiliki bentuk persegi panjang ke belakang dengan ukuran 23,1 meter.
Halaman Tanean Lanjhang
Halaman pada rumah tradisional Madura berbentuk persegi panjang yang membujur dari arah timur ke arah barat dengan panjang 90 meter.
Tanean biasanya digunakan anak-anak masyarakat Madura sebagai tempat bermain, tempat menjemur hasil pertanian, dan tempat acara keluarga seperti tahlilan, khitanan, dan pernikahan.
Rumah utama Tanean Lanjhang
Ukuran rumah utama Suku Madura berbentuk persegi panjang dan memanjang ke arah samping dengan ukuran lebar 6,6 meter dan panjang 11 meter.
Namun, ukuran tersebut bukanlah suatu patokan untuk membuat rumah adat Madura.
Hal itu disesuaikan dengan kebutuhan pemilik rumah itu sendiri.
Seperti rumah adat pada umumnya, rumah utama Tanean Lanjhang berfungsi sebagai tempat tinggal.
Hanya saja, rumah adat ini biasanya menunjukkan kedudukan sosial pada lingkungannya.
Dapur Adat Tanean Lanjhang
Dalam rumah adat Tanean Lanjhang, terdaoat dapur yang berukuran 3,8 meter x 6,6 meter.
Namun, ukuran ini bisa disesuaikan dengan kebutuhan pemilik rumah.
Dapur di rumah adat Madura biasanya terpisah dengan tempat tinggal.
Area ini biasanya digunakan oleh seluruh anggota keluarga secara bersama-sama di lingkungan Tanean Lanjhang.
Kandang Adat Tanean Lanjhang
Kandang ini berfungsi untuk menyimpan berbagai hewan ternak dari masyarakat Madura.
Bangunan ini berbentuk persegi panjang dengan lebar 5,9 meter dan panjang 6,6 meter.
Baca Juga: Yuk, Cari Tahu Bentuk Rumah Adat Sumatera Selatan & Makna Filosofinya
Material Bangunan Rumah Adat Madura Tanean Lanjhang
Pada umumnya, rumah tradisional Tanean Lanjhang dibangun menggunakan bahan material yang tersedia di alam.
Namun, seiring perkembangan zaman, masyarakat Madura menggunakan jenis bahan bangunan yang modern.
Bagian lantai rumah adat ini biasanya hanya menggunakan alas tanah atau menggunakan plesteran semen.
Ketinggian rumah yang biasanya digunakan sekitar 40 sentimeter diatas permukaan tanah.
Hal ini berfungsi untuk menghindari merembesnya air ke permukaan lantai dalam rumah jika musim hujan.
Beberapa masyarakat Madura ada yang menambahkan keramik sebagai bahan dasar pembuatan lantai.
Dinding dan kerangka rumah adat ini menggunakan material kayu yang telah dibentuk.
Kerangka dindingnya terbentuk dari balok kayu, sementara dindingnya terbuat dari papan dan kerangka.
Lalu, atapnya menggunakan material bambu yang kering dan dipotong kecil memanjang.
Bagian atap rumah menggunakan genteng tanah, daun nipah, atau alang-alang.
Semua bahan yang digunakan dalam rumah adat ini tergantung kemampuan ekonomi pemilik rumah adat dalam membangun rumah tersebut.
Ada beberapa desain yang terkenal pada bagian atap rumah adat suku Madura, diantaranya:
– Desain Pacenan adalah desain atap yang memiliki hiasan berupa ekor atau tanduk pada bagian bubunganya seperti pada bagunan rumah Cina.
– Desain Jadrih, bubungan pada atapnya ada dua.
– Desain Trompesan yaitu memiliki desain atap yang dibagi menjadi tiga patahan tergantung seberapa lebar rumahnya.
Filosofi Rumah Adat Tanean Lanjhang
Tanean Lanjang terbentuk karena sejumlah rumah diatur secara berjajar dengan rumah induk yang berada di tengahnya.
Biasanya, rumah induk ini ditandai dengan hiasan dua jengger ayam di atapnya dengan posisi berhadapan layaknya batu nisan pada sebuah makam.
Hiasan ini mengingatkan penghuni rumah pada kematian yang pasti akan terjadi pada setiap makhluk hidup.
Rumah induk ini ditempati oleh orang tertua pada keluarga tersebut.
Pada rumah adat Suku Madura, di bagian pintu cenderung dihiasi dengan ukiran-ukiran asli Madura yang berwarna hijau dan merah.
Ukiran-ukiran tersebut merupakan lambang kesetiaan dan perjuangan.
Pada bagian dinding depan rumah juga biasanya akan ditempeli sebuah lukisan bunga.
Lukisan ini menggambarkan keharmonisan keluarga, sebuah impian rumah masa depan yang bahagia.
Di bagian dalam rumah berdiri empat buah pilar penyangga yang tampak kokoh.
Pilar-pilar ini terhubung satu dengan lainnya, sehingga membentuk sebuah bujur sangkar.
Semua arsitektur rumah adat Madura didirikan atas prinsip dan nilai filosofi kehidupan yang mengutamakan kekerabatan dan persaudaraan.
Nah, itulah penjelasan tentang rumah adat Madura yang perlu kamu ketahui.
Baca Juga: Penjelasan Lengkap Rumah Adat Jambi Kajang Leko Beserta Contoh Gambar
Jangan lupa kunjungi artikel.rumah123.com untuk dapatkan artikel menarik lainnya seputar properti.
Kamu juga bisa mencari properti yang sesuai kebutuhanmu seperti Anwa Residence hanya di www.rumah123.com.