Kiat Berbisnis Properti di Era Pandemi dari Ruby Herman
Hampir dua tahun lebih masa pandemi Covid-19, berdampak lesunya berbagai sektor ekonomi. Namun dengan menjalani cara adaptasi dalam kegiatan bisnis, kini, banyak menunjukan perbaikan termasuk bisnis properti yang makin membaik.
Tren peningkatan bisnis properti ini bahkan diprediksikan akan melampaui pertumbuhan angka produk domestik bruto (PDB).
Terbukti, pencapaian angka tertinggi ini justru dapat diraih pada situasi sulit akibat pandemi.
Tentunya, kesempatan ini merupakan momen terbaik bagi para pelaku bisnis properti.
Dalam kesempatan kali ini, Ruby Herman akan membagikan informasi bagi calon penjual maupun pembeli yang akan membeli rumah seken.
Paparan ini ditunjang dengan data dari rumah123.com, sebagai acuan bagi pelaku bisnis properti.
“Pasaran harga rumah seken, butuh acuan apa jualnya ketinggian atau kerendahan kita akan lihat perbandingannya dari hasil survei rumah123.com pada bulan Oktober 2021,” terang Ruby.
Berdasarkan hasil dari Flash Report 99 Group, harga rumah seken cenderung naik 0,3% di bulan Oktober 2021. Dan yang menjanjikan seiring dengan kenaikan suplai yakni sebesar 2%. Prospek pertumbuhan tersebut menunjukan adanya peningkatan akan kebutuhan properti.
Hal tersebut tentunya, ditunjang dengan adanya stimulus berbagai regulasi kebijakan dari pemerintah.
Contohnya saja seperti fasilitas penyaluran pembiayaan (KPR) dari perbankan serta kebijakan lainnya yang mendorong pertumbuhan bisnis properti semakin tumbuh membaik.
“Kesempatan yang baik, yang akan menjual atau pun membeli properti. indeks bagus pertumbuhan bisa dilihat dari perbandingan harga rumah seken, dari tahun 2020 ke tahun 2021 di Oktober 2021,” papar Ruby.
Pertumbuhan Indeks Naik
Masih berdasarkan Flash Report 99 Group, harga rumah seken mengalami peningkatan secara year on year pada Oktober 2021 lebih tinggi 3% dibandingkan dengan harga Oktober 2020.
Sementara itu, secara keseluruhan harga rumah di Indonesia naik 3% pada September 2021 dibandingkan dengan September 2020.
Ia mengatakan, “yang perlu dicatat bahwa, 8 dari 13 kota mengalami peningkatan secara month on month. Kota Makasar mengalami peningkatan pesat, yakni 4,4%.”
Begitu juga, dari 13 kota tersebut, selain Surabaya, mengalami peningkatan harga secara month on month.
Ada pula peningkatan harga tercepat yaitu di daerah istimewa Yogyakarta, yakni sebesar 13,5%.
Timbul pertanyaan ‘Ada apa yang terjadi di Yogyakarta?’
Seperti dilansir mariaproperti.co.id. pada 23 Juni 2021, terjadi peningkatan harga rumah di Yogyakarta.
Salah satunya faktornya ialah kebijakan pemerintah dan prioritas pinjaman bank.
Tahun 2021 pemerintah mengalokasikan anggaran APBN Rp33.1 triliun untuk sektor properti.
Hal ini dilakukan sebagai salah satu upaya untuk memulihkan ekonomi di masa pandemi, karena sektor properti/perumahan memiliki multiplier effect yang sangat tinggi terhadap sektor lainnya.
Kemungkinan lain, mengingat permintaan properti atau perumahan tergantung pada tingkat pendapatan.
Dengan adanya pertumbuhan ekonomi dan pendapatan masyarakat akan mulai tertarik untuk investasi di bidang properti.
Selain itu, Yogyakarta pun dikenal memiliki berbagai destinasi wisata dan budaya, serta sebagai kota pendidikan.
Tentu membutuhkan banyak infrastruktur bangunan komersial dan bangunan penunjang lainnya.
Kenaikan Persentase Harga Rumah
Di Jabodetabek adanya peningkatan secara month on month, seperti Tangerang. Bogor, dan Bekasi.
Peningkatan di Tangerang sebesar 0,9%, Bogor 1,4%, dan Bekasi 2,5%.
Namun di Jakarta, justru mengalami penurunan harga sebesar 0,3%.
Sementara itu Depok tidak mengalami penurunan harga. Dan secara year on year, pada bulan Oktober 2020-2021, adanya peningkatan, Jakarta 1,4%, Tangerang 6.1%, Depok 3.5%, Bogor 5,8% dan Bekasi 6.2%.
Untuk kenaikan harga rumah di kota besar di Pulau Jawa, seperti Bandung, Yogyakarta dan Surabaya mencatat kenaikan secara month on month yakni Bandung 0,6%, Yogyakarta 4,2%, dan Surabaya 2,3%.
Sedangkan, secara year on year, harga rumah seken meningkat seperti di Bandung 3.6%, Semarang 4.6%, Yogyakarta 13.5%, dan Surakarta 4.2%. Kecuali di Surabaya, mengalami penurunan harga sebesar 0,6%.
Bagaimana dengan kota di luar Pulau Jawa?
Untuk kota di luar Pulau Jawa, Denpasar dan Makasar mengalami kenaikan harga sebesar 1.5% dan 4.4% pada bulan Oktober 2021 dibandingkan di bulan September 2021.
Sedangkan harga rumah seken di Medan menurun 3.1%. Namun secara year on year, harga rumah seken Medan, Denpasar, dan Makasar mengalami peningkatan sebesar Medan 11.6%, Denpasar 0.1% dan Makasar 12.0%.
Ada pun menurut indeks suplai rumah seken dari 99R123, jumlah volume suplai meningkat 2.0% pada bulan Oktober 2021 dari September 2021.
Berdasarkan data indeks harga jual kembali di Rumah123, secara year on year, jumlah volume suplai saat ini lebih kecil 2.9% jika dibandingkan pada bulan Oktober 2020.
Lokasi Rumah Terpopuler 2021
Berdasarkan listing enquiries untuk rumah lokasi paling populer adalah Tangerang dengan persentase 13.6% dari total listing enquiries untuk rumah di Indonesia pada bulan ini.
Lokasi yang paling populer kedua, yaitu Jakarta Barat, dengan persentase 12.6% dari pangsa pasar dan diikuti oleh Jakarta Selatan dengan persentase 10.0%
Secara month on month proporsi kenaikan enquiries terbesar di bulan Oktober 2021 ada di Jakarta Utara dengan persentase 0.9% diikuti oleh Bandung, Tangerang Selatan dan Makasar dengan raihan 0.2 secara berturut-turut.
Sebaliknya proporsi penurunan enquiries terbesar secara month on month ada di Bandung dengan persentase penurunan -0.7% diikuti oleh Sidoarjo sebesar -0.5% serta Bogor dan Bekasi sebesar -0.8% berurutan.
Suplai Rumah Seken di Indonesia
Berdasarkan hasil data Rumah123.com, harga rumah seken cenderung naik 0,3% dengan kenaikan suplai sebesar 2%.
Prospek pertumbuhan tersebut menunjukkan adanya peningkatan akan kebutuhan properti.
Kalau dilihat dari bulan Januari 2020 ke Oktober 2021, maka ada kenaikan sebesar 5.5%, dengan indeks harga jual kembali di bulan September 2021 yaitu sebesar 105.3 dan indeks harga jualnya kembali September 2021, sebesar 105.2, maka selisihnya (month on month) yaitu 0.3%.
Sedangkan harga rumah seken di Jabodetabek berdasarkan dari data Rumah123.com, mengalami perubahan di bulan Januari 2020 hingga September 2021.
Terutama perubahan harga di Indonesia yakni sebesar 0.8%, juga perubahan harga dari beberapa kota di antaranya, Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi.
Untuk Tangerang dan Bekasi mengalami peningkatan yang luar biasa.
Berdasarkan data basic index Rumah123.com, harga rumah seken di kota-kota di Pulau Jawa, seperti Yogyakarta, Surabaya, Semarang, dan Surakarta mengalami kenaikan.
Kenaikan terjadi terutama Yogyakarta mengalami kenaikan yang signifikan dan Bandung yang mengalami penurunan sekitar 0.7%.
Begitu pun untuk kota-kota di luar Pulau Jawa seperti Medan, Makasar, dan Denpasar mengalami kenaikan.
Sebagai sumber informasi, 99 Group menampilkan secara detail, baik berupa grafik dan tabel.
Data tersebut juga dilengkapi dengan median harga setiap kota secara terperinci.
Bagi Anda yang ingin membeli, menjadi penjual properti, investasi di bidang properti dan membutuhkan data yang ada di dalam artikel sharing Ruby Herman, bisa menghubungi kontak WA ke: 08164834622.
Artikel ini merupakan kontribusi dari Ruby Herman (CEO @ren_property_, Founder @mudakerenpunyaproperty, Property Youtuber No. 1 Versi @finansialku_com, Co Founder @rahasiainvestasisukses)