OK
Panduan

Oktober 2016, Bunga KPR Turun Hingga Jadi Satu Digit

13 Oktober 2023 · 2 min read Author: Dyah Saraswati

Bunga kredit komersial dan Kredit Pemilikan Rumah (KPR) non-subsidi dapat turun hingga satu digit, selambat-lambatnya pada Oktober 2016. Hal tersebut diyakini oleh PT Bank Tabungan Negara Tbk (BTN).

Penurunan suka bunga tersebut terjadi karena efektifnya transmisi kebijakan moneter yang akan diubah menjadi “7-Day Reverse Repo Rate” pada Agustus 2016. Hal ini terjadi karena melimpahnya likuiditas pada sisa tahun dampak kebijakan amnesti pajak.

Penurunan bunga kredit tersebut akan terjadi jika pemberlakukan “7-Day Reverse Repo Rate”, atau suku bunga transaksi penjualan SUN antara BI dan bank bertenor 7 hari sebagai suku bunga acuan, efektif berlaku pada 19 Agutus 2016.

Baca juga: Penurunan BI Rate Bangkitkan Pasar Properti

Dikutip dari Okezone, Direktur Utama BTN, Maryono, mengatakan, “Target kita Oktober, atau malah bisa lebih cepat dari Oktober, jika batas atas bunga deposito nantinya mengacu ke ‘7-Day Reverse Repo Rate‘ dan adanya amnesti pajak, kita bisa satu digit.”

Bunga KPR yang akan diturunkan pada Oktober 2016 adalah bunga untuk kredit non-subsidi. Untuk saat ini, bunga non-promo atau non-subsidi BTN berada di kisaran 10,5 persen hingga 11 persen.

Sedangkan untuk bunga KPR subsidi sudah sebesar 5 persen yang berarti satu digit. Hal tersebut karena difasilitasi oleh pemerintah sebagai bagian dari Program Sejuta Rumah.

Menurut Maryono, nantinya, kebijakan pembatasan (capping) bunga deposito bank BUKU II dan BUKU IV juga akan mengalami pergantian acuan, dari BI Rate menjadi 7-Day Reverse Repo Rate. Angka BI Rate saat ini berada di 6,5%, sedangkan untuk 7-Day Reverse Repo Rate berada di bawahnya dengan angka sebesar 5,25%.

Apabila acuan pembatasan (capping) bunga deposito bank BUKU III dan BUKU IV telah berubah menjadi 7-Day Reverse Repo Rate, secara otomatis, suku bunga deposito akan lebih cepat turun.

Baca juga: Bank Mandiri Turunkan Bunga KPR

“Maka itu ‘cost if fund‘ (biaya dana) akan lebih murah,” tutur Maryono. Hal tersebut akan memberikan bank ruang lebih luas guna menurunkan bunga kredit.

Selain itu, perseroan pun yakin akan mendapat limpahan likuiditas minimal Rp50 triliun dengan adanya dana repatriasi dari Amnesti Pajak.

Dengan adanya likuiditas sebanyak itu, BTN akan mampu bergerak lebih cepat dalam menyalurkan kredit. Untuk itu, perseroan menargerkan pertumbuhan kredit sebesar 19-20 persen di akhir 2016. (Wit)


Tag: , , , , , , , ,


IKLAN

Tutup iklan
×

SCROLL UNTUK TERUS MEMBACA