Gaya Arsitektur Masjid Cut Meutia yang Kental Nuansa Eropa
Masjid Cut Meutia di Jakarta punya bentuk bangunan yang unik. Bangunan ini pun punya sejarah panjang yang layak diketahui.
Property People, kamu pasti tahu ciri khas dari sebuah masjid di Indonesia, bukan?
Mungkin, di antara kita ada yang menyebut ciri khas masjid di Indonesia terletak dari keberadaan kubah atau menara.
Dua hal tersebut memang sangat melekat dari bangunan masjid pada umumnya.
Namun, berbeda dari masjid yang lain, Masjid Cut Meutia di Jakarta justru tampak seperti bangunan zaman kolonial Belanda.
Tak hanya itu, masjid yang berlokasi di Jl. Taman Cut Mutiah No.1, Menteng, Jakarta Pusat bahkan sebelumnya tak digunakan sebagai masjid seperti saat ini.
Nah, artikel berikut sudah merangkum gaya arsitektur Masjid Cut Meutia dilengkapi dengan sejarahnya.
Ingin tahu lebih lanjut? Dirangkum dari laman dinaskebudayaan.jakarta.go.id, lib.ui.ac.id dan sumber lain, berikut ulasan tentang gaya arsitektur masjid ini!
Gaya Arsitektur Masjid Cut Meutia
Melansir laman lib.ui.ac.id, Masjid Cut Meutia di Menteng adalah bangunan bersejarah yang sudah ada sejak zaman kolonial Belanda.
Bangunan tersebut dibuat oleh arsitek asal Belanda pada tahun 1887.
Mulanya, Masjid ini bernama NV. De Bouwploeg.
Ditelaah dari segi arsitektur, Masjid Cut Meutia menurut laman lib.ui.ac.id membawa gaya Art Nouveau.
Art Nouveau merupakan gaya arsitektur asal Eropa yang konon jadi penanda kebangkitan arsitektur Belanda.
Maka, sangatlah wajar masjid tersebut punya bentuk unik seperti bangunan zaman Belanda.
Punya Sejarah Panjang Sejak Zaman Belanda
Sudah disinggung di muka, masjid ini memang pada awalnya tak difungsikan sebagai masjid.
Mengutip laman dinaskebudayaan.jakarta.go.id, saat pertama kali dibangun masjid difungsikan sebagai kantor arsitek asal Belanda NV De Bouwpleg Pieter Adriaan Jacobs Moojen serta kantor biro pos pada tahun 1879 sampai 1942.
Setelah itu, tepatnya ketika perang dunia II berkecamuk, NV. De Bouwploeg dipakai untuk markas tentara.
Termasuk tatkala penjajahan Jepang ke Indonesia, bangunan tersebut dimanfaatkan sebagai markas satuan polisi militer Jepang atau Kempetai.
Lalu, memasuki masa pascakemerdekaan, bangunan yang nantinya akan jadi masjid, difungsikan untuk banyak hal, mulai dari kantor Wali Kota Jakarta Pusat, kantor pos, kantor Perusahaan Daerah Air Minum, kantor Dinas Perumahan, sampai pernah menjadi kantor Majelis Permusyawaratan Rakyat Sementara (MPRS).
Barulah setelah MPRS dipindahkan ke Senayan, bangunan dipakai jadi masjid.
Tokoh pertama yang mencetuskan bangunan bersejarah tersebut jadi masjid adalah AH Nasution.
Sang pahlawan meminta masyarakat memanfaatkan bangunan jadi sebuah masjid.
Namun, pada saat itu, bangunan belum benar-benar difungsikan sebagai masjid.
Masjid Cut Meutia benar-benar jadi masjid pada tahun 1987 setelah Gubernur Jakarta Ali Sadikin mengeluarkan Surat Keputusan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 5184/1987 tertanggal 18 Agustus 1987.
Keunikan Masjid
Alhasil, karena bangunan dari awal tak dirancang untuk tempat ibadah, ada beberapa penyesuaian di dalam bangunan.
Contohnya arah kiblat yang harus dibuat miring 15 derajat dari sisi tembok bangunan.
Belum lagi mimbar khatib dan mihrab tempat imam salat dibuat berjarak atau tak berdekatan.
***
Semoga bermanfaat, Property People.
Baca ulasan lainnya di artikel.rumah123.com.
Ikuti Google News dari Rumah123.com untuk mendapatkan banyak informasi terbaru.
Royal Clove Kolonel Masturi merupakan hunian nyaman di Cimahi.
Klik Rumah123.com untuk informasi lebih lengkap karena kami selalu #AdaBuatKamu.
Cek sekarang juga!