3 Contoh Artikel tentang Sampah Singkat dan Jelas, Mulai dari Sampah di Sungai hingga Limbah Plastik!
Membaca artikel tentang sampah bisa membuat seseorang sadar akan bahaya berbagai limbah jika tidak dikelola secara benar.
Merujuk SK SNI Tahun 1990, sampah adalah limbah yang bersifat padat, terdiri dari zat organik dan zat anorganik yang dianggap tidak berguna lagi serta harus dikelola supaya tak membahayakan lingkungan dan melindungi investasi pembangunan.
Mengingat pentingnya pengelolaan sampah dalam kehidupan sehari-hari, tak mengherankan apabila para siswa di sekolah sering kali dibekali pertanyaan tentang sampah.
Salah satu tujuannya tiada lain untuk mengenali peserta didik perihal sampah sehingga mampu mengelolanya.
Dalam konteks terkecil pada keseharian, pengelolaan sampah adalah memilah jenisnya dan membuangnya ke tempat yang sesuai.
Selain itu, banyaknya artikel tentang sampah, termasuk ajakan untuk mendaur ulang merupakan salah satu cara agar masyarakat memiliki kesadaran.
Bagi kamu yang sedang mencari contoh artikel tentang sampah untuk kebutuhan tugas sekolah dan keperluan lainnya, kami sajikan secara lengkap melalui uraian berikut ini.
Contoh Artikel tentang Sampah
1. Artikel tentang Sampah di Sungai
Berikut ini adalah contoh artikel tentang sampah di sungai yang dikutip dari laman smkn1pwr.sch.id.
Sampah yang Dibuang ke Sungai akan Menyumbat Aliran Air di Sungai
Manusia tergolong makhluk yang produktif dan konsumtif, artinya manusia dapat memproduksi serta mengkonsumsi berbagai jenis hal. Baik dalam hal makanan, kebutuhan sehari-hari, sampai hanya sekadar hobi. Semua kegiatan produksi dan konsumsi pastinya meninggalkan bekas, yaitu sampah. Sampah ini berdampak besar dalam kehidupan manusia.
Pemerintah sendiri sudah membuat aturan tentang masalah pembuangan sampah di sembarang tempat, apalagi pada aliran sungai karena dapat menyumbat jalannya air sungai serta telah menetapkan sanksi bagi para pelakunya. Namun, di lain pihak, masyarakat tetap saja tak acuh terhadap peraturan tersebut dan masih mengotori lingkungan sekitar.
Kebiasaan membuah sampah sembarangan ini bisa ditemukan di mana saja, misalnya di angkutan umum, di sekolah, di sungai, bahkan di jalan raya. Membuang sampah sembarangan tentu saja membawa dampak yang besar terhadap lingkungan maupun masyarakat sendiri.
Menurut Rahmat Fajar Lubis, peneliti Pusat Penelitian Geteknologi LIPI menyatakan bahwa sampah dibuang sembarangan ke sungai akan membuat sungai tersumbat dan menyebabkan banjir ketika musim hujan tiba apalagi curah hujannya tinggi. Selain itu, sampah yang berserakan di mana-mana akan menjadi sarang penyakit yang bisa mengganggu kesehatan masyarakat itu sendiri.
Kita sebagai manusia memiliki derajat paling tinggi di antara makhluk hidup yang lain, seharusnya memiliki kesadaran dan tanggung jawab diri sendiri terhadap lingkungan. Kita tidak boleh membuang sampah sembarangan karena hal itu akan membawa dampak negatif bagi diri sendiri dan orang lain. Dengan lingkungan bersih, maka hidup kita juga tentu akan lebih nyaman.
Bumi adalah tempat tinggal kita. Kita harus menjaganya sebaik mungkin agar anak dan cucu kita juga bisa menikmati keindahan bumi.
2. Artikel Tentang Sampah Plastik
Contoh artikel tentang sampah plastik berikut ini dinukil dari situs inswa.or.id.
Fenomena Sampah Plastik di Indonesia
Kantong plastik menjadi isu pembicaraan penting akhir-akhir ini di dunia pengelolaan sampah. Harganya yang murah, gampang ditemukan, dan mudah digunakan membuat kantong plastik telah menjadi bagian dari hidup manusia. Hampir semua kemasan makanan dan pembungkus barang dan makanan menggunakan plastik dan kantong plastik. Belum lagi plastik untuk kebutuhan lain seperti peralatan dan perabotan rumah tangga, mainan anak-anak, alat olahraga, peralatan elektronik maupun medis, dan sebagainya.
Plastik baru secara luas dikembangkan dan digunakan sejak abad ke-20. Namun penggunaannya berkembang secara luar biasa dari hanya beberapa ratus ton pada tahun 1930-an, menjadi 150 juta ton/tahun pada tahun 1990-an dan 220 juta ton/tahun pada tahun 2005. Plastik menjadi primadona karena beberapa sifatnya yang istimewa yakni, mudah dibentuk sesuai dengan kebutuhan; bobotnya ringan sehingga bisa menghemat biaya transportasi; tahan lama; aman dari kontaminasi kimia, air dan dampaknya; aman sebagai kemasan barang maupun makanan; dan tahan terhadap cuaca dan suhu yang berubah; dan yang lebih penting lagi adalah harganya murah.
Fenomena booming sampah plastik telah menjadi momok yang menakutkan di setiap belahan bumi. Tidak saja di negara-negara berkembang tetapi juga di negara-negara maju seperti Amerika, Inggris, dan Jepang. Saat ini penggunaan material plastik di negara-negara Eropa Barat mencapai 60kg/orang/tahun, di Amerika Serikat mencapai 80kg/orang/tahun, sementara di India hanya 2kg/orang/tahun.
Akibat sampah plastik yang memerlukan ratusan bahkan ribuan tahun untuk terurai kembali ke bumi, 57 persen sampah yang ditemukan di pantai berupa sampah plastik. Sebanyak 46 ribu sampah plastik mengapung di setiap mil persegi samudera bahkan kedalaman sampah plastik di samudera pasifik sudah mencapai hamper 100 meter. Bahkan menurut catatan lebih dari 1 juta burung dan 100 ribu binatang laut
Di Indonesia, menurut data statistik persampahan domestik Indonesia, jenis sampah plastik menduduki peringkat kedua sebesar 5.4 juta ton per tahun atau 14 persen dari total produksi sampah. Dengan demikian, plastik telah mampu menggeser sampah jenis kertas yang tadinya di peringkat kedua menjadi peringkat ketiga dengan jumlah 3.6 juta ton per tahun atau 9 persen dari jumlah total produksi sampah.
Menurut laporan Environmental Protection Agency (EPA) US, di Amerika saja, produksi sampah plastik meningkat dari kurang dari satu persen pada tahun 1960 menjadi 12 persen atau sekitar 30 juta ton pada 2008 dari jumlah total produksi sampah domestik negara ini. Kategori sampah plastik yang terbesar berasal dari kemasan dan wadah seperti; botol minuman, tutup botol, botol sampo dan lainnya. Jenis sampah plastik juga ditemukan pada jenis barang plastik yang penggunaanya bertahan lama seperti pada peralatan perlengkapan dan perabotan, dan barang plastik yang penggunaannya tidak bertahan lama seperti, diaper, kantong plastik, cangkir sekali pakai, perkakas, dan perlengkapan medis.
Sementara itu, Inggris memproduksi sedikitnya 3 juta ton sampah plastik setiap tahun. Sebanyak 56 persen dari jumlah tersebut berasal dari kemasan, dan 75 persen (dari persentase kemasan) berasal dari sampah rumah tangga. Sampah kantong plastik yang dihasilkan oleh Kota Jakarta saja dalam sehari mencapai 1.000 ton. Sampai saat ini belum ada pengelolaan khusus sampah plastik di tingkat kota. Namun pemulung memiliki peran yang sangat penting dalam mata rantai daur ulang sampah plastik yang dilakukan secara informal.
Namun seiring dengan produksi plastik yang meningkat tajam dari tahun ke tahun, kemampuan mendaur ulang Amerika juga menunjukkan kondisi yang sangat memuaskan. Saat ini, 80 persen masyarakat di sana telah memiliki akses pada kegiatan daur ulang plastik. Ini seiring pertumbuhan bisnis daur ulang yang meningkat, tercatat lebih 1.600 unit usaha terlibat dalam daur ulang plastik sehingga berbagai jenis plastik bisa didaur ulang.
Selain memperkenalkan kegiatan daur ulang plastik, ilmuwan juga terus dipicu untuk bisa mencari alternatif lain bahan pengganti plastik konvensional. Maka saat ini mulailah diperkenalkan plastik ramah lingkungan, degradable plastic, biodegradable plastic, atau bio plastik di tengah masyarakat. Di Jakarta, tiga produsen baru-baru ini memperkenalkan dirinya memproduksi plastik ramah lingkungan di Indonesia. Ketiganya memiliki produk yang berbeda tapi fokus produknya sama yakni, menyediakan alternatif kantong dan kemasan plastik yang ramah lingkungan.
3. Artikel tentang Sampah di Indonesia
Contoh artikel tentang sampah di Indonesia berikut ini dimuat di laman kemenkopmk.go.id.
7,2 Juta Ton Sampah di Indonesia Belum Terkelola
Data Sistem Informasi Pengelolaan Sampah Nasional (SIPSN) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) tahun 2022 hasil imput dari 202 kab/kota se-Indonesia menyebut jumlah timbunan sampah nasional mencapai angka 21,1 juta ton. Dari total produksi sampah nasional tersebut, 65,71 persen (13,9 juta ton) dapat terkelola, sedangkan sisanya 34,29 persen (7,2 juta ton belum terkelola dengan baik.
Demikian disampaikan Sekretaris Deputi Bidang Revolusi Mental, Pemajuan Kebudayaan, dan Prestasi Olahraga Gatot Hendrarto saat membuka Leaders Academy Online Indonesia 2023 yang merupakan bagian kegiatan tahunan World Cleanup Day (WCD) Indonesia. Peserta Leaders Academy ini akan menjadi ujung tombak menjaring relawan di seluruh Indonesia untuk kegiatan WCD September 2023 nanti.
Ditekankan Gatot, pemerintah baik pusat dan daerah akan terus mengupayakan dan melaksanakan kebijakan dan program kolaboratif dan persuasif antar pemangku kepentingan untuk pengelolaan sampah yang tepat dengan mengedepankan prinsip sirkular ekonomi dimana ada peningkatan manfaat ekonomi dari sampah.
Kesadaran kolektif dan keterlibatan masyarakat dalam pengelolaan sampah merupakan salah satu bentuk modal sosial untuk menciptakan budaya bersih sebagai bagian dari identitas dan karakter masyarakat Indonesia. Gerakan Indonesia Bersih, sebagai salah satu pilar dari 5 Gerakan Nasional Revolusi Mental (GNRM) diharapkan menjadi gerakan sosial kolaboratif yang turut berkontribusi membina mental masyarakat untuk sadar dan paham akan permasalahan sampah dan bergerak untuk mengambil bagian dalam pengelolaan sampah.
“Pola tradisional pengelolaan sampah : kumpul – buang – angkut harus ditinggalkan dan mulai mengubah perilaku dimulai dengan upaya pilah pilih sampah di rumah hingga gaya hidup 3R (reduce, reuse, recycle),” jelas Gatot yang hadir secara daring, Jumat (4/08/2023).
Di Indonesia, WCD Indonesia telah mendapat respon baik dari masyarakat terbukti dengan semakin meningkatnya jumlah relawan setiap tahun. Para local heroes seperti relawan WCD di seluruh Indonesia harus terus diapresiasi, dikuatkan, dan dibantu untuk diperluas jaringannya. Selain aksi bersih-bersih, upaya membudayakan dan menggerakkan program-program di tingkat masyarakat seperti program Bank Sampah juga patut terus disebarkan untuk penyadaran dan peningkatan kemampuan pemilahan sampah yang dihasilkan dari tingkat rumah tangga.
“Sangat penting perlunya kerja sama untuk membudayakan sistem manajemen sampah secara terintegrasi, holistik dan terpadu,” tegas Gatot seraya mengajak peserta Leaders Academy tetap semangat untuk menanamkan perubahan mental menjadi lebih baik di tengah masyarakat.
Kegiatan Leaders Academy WCD Indonesia ini adalah salah satu wadah dan sarana untuk mengembangkan potensi-potensi leader-leader WCD dari berbagai wilayah di Indonesia agar dapat memimpin aksi sesuai dengan tujuan. Setiap perwakilan leader atau tim WCD dari berbagai provinsi mendapatkan pelatihan kepemimpinan, studi dan praktik lapangan serta mendalami materi mengenai gerakan WCD itu sendiri.
Dalam kesempatan itu, Leader Nasional WCD Indonesia Andy Bahari menegaskan bahwa relawan Indonesia merupakan relawan terbanyak di dunia, yakni 40 persen dari relawan WCD dunia. Hal ini, menurut Andy menunjukkan bahwa jiwa gotong royong, bantu-membantu masih ada dan melekat di masyarakat Indonesia. Untuk itu, tahun ini pelaksanaan WCD di Indonesia akan dilakukan sebulan penuh di bulan September dan berpuncak di 16 September 2023.
Hadir dalam kegiatan daring itu pendiri Let’s Do It World yang menangani WCD, Heidi Solba. Heidi mengungkapkan bahwa WCD Indonesia adalah role model bagi pelaksanaan WCD di berbagai negara. Selain Heidi, hadir pula Vinda Damayanti Direktur Pengurangan Sampah KLHK dan dan Rizal Panrelly dari Kemenko Marves.
***
Itulah contoh artikel tentang sampah yang bisa dijadikan referensi.
Semoga bermanfaat, Property People.
Simak bacaan menarik lainnya hanya di artikel.rumah123.com.
Ikuti juga Google News Rumah123 untuk mendapatkan berbagai informasi terkini.
Ya, dapatkan ulasan seputar properti dan kemudahan mencari hunian hanya di Rumah123 karena #SemuaAdaDisini.