Inilah Alasan Jawa Tengah jadi Kandang Banteng PDIP, Pengaruh Soekarno?
Jawa Tengah merupakan wilayah penyumbang suara terbesar untuk Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) pada Pemilu 2019. Bahkan, provinsi tersebut disebut-sebut sebagai “kandang banteng” yang banyak kadernya menduduki posisi penting di pemerintahan. Nah kira-kira, apa alasan Jawa Tengah jadi kandang banteng PDIP, ya?
PDIP berhasil meraih kemenangan pada Pemilu 2019.
Melansir dari pemilu.tempo.com, partai yang memiliki simbol banteng tersebut berhasil memperoleh dukungan sebanyak 27.053.961 suara.
Dari jumlah dukungan tersebut, sebanyak 5,76 juta suara atau 29,71 persennya berasal dari wilayah Jawa Tengah.
Banyak Kader yang Duduki Posisi Penting di Pemerintahan
Lalu, banyak kader PDIP juga yang menduduki posisi-posisi penting di pemerintahan Jateng, mulai dari eksekutif sampai legislatif.
Di kursi eksekutif, selama tiga periode, Pilkada Gubernur Jateng dimenangkan PDIP, yaitu ada Ali Mufiz, Bibit Waluyo, hingga Ganjar Pranowo.
Di legistlatif, ada 28 dari 128 kursi di DPR RI yang berasal dari Jateng.
Tentu saja, jumlah itu melampaui target PDIP Jateng yang hanya berambisi mendapatkan 23 kursi.
Sementara itu, pada Pemilu 2014, partai yang dikepalai Megawati Soekarnoputri itu juga tak kalah sukses.
Pasalnya, Jawa Tengah juga menyumbang 18 dari 109 kursi DPR RI.
Alasan Jateng Menjadi Kandang Banteng PDIP
Masih melansir dari pemilu.tempo.co, pengamat politik dari Universitas Sebelas Maret Surakarta, Agus Riewanto mengatakan alasan kenapa Jateng disebut sebagai “kandang banteng” PDIP.
Agus mengatakan bahwa tokoh Soekarno dan jejak Partai Nasional Indonesia atau PNI memengaruhi suara PDIP di daerah kandang banteng itu.
PDIP yang memiliki cikal dari PNI tentu saja banyak dipercaya oleh masyarakat Jateng, terlebih masih ada trah Soekarno di pucuk pimpinan partai, yakni Megawati sebagai Ketua Umum PDIP.
Agus menyatakan bahwa Soekarnoisme memiliki pengaruh yang kuat di Jawa Tengah sehingga tidak mengherankan jika Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) berhasil berkuasa di wilayah ini.
Menurut Agus, hal ini terkait dengan sejarah Partai Nasional Indonesia (PNI) dan pemikiran Soekarno.
Pendapat Agus ini diperkuat oleh hasil survei yang dilakukan oleh AKSARA Research and Consulting pada bulan Februari sebelumnya.
Survei tersebut memperlihatkan bahwa mayoritas dari mereka menyatakan bahwa tokoh pemimpin partai menjadi faktor utama dalam pertimbangan mereka, dengan persentase sebesar 28,5 persen.
Sementara itu, program partai juga memiliki andil yang signifikan dengan persentase sebesar 23,4 persen.
“Ternyata ketokohan lebih menarik bagi anak muda ketimbang program parpol,” kata Direktur Eksekutif AKSARA Research and Consulting Hendri Kurniawan pada 7 Februari 2023.
Menurut Hendri, tokoh partai yang dimaksud, di antaranya Soekarno, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, eks Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi, dan Wali Kota Surakarta Gibran Rakabuming Raka.
***
Semoga artikel ini bisa bermanfaat untuk kamu, ya.
Jangan lupa untuk pantau terus artikel menarik lainnya lewat artikel.rumah123.com.
Cek juga Google News untuk dapatkan informasi terbaru dari Rumah123.com.
Apakah kamu sedang mencari rumah di Bekasi?
Lihat pilihan terbaik beserta promo menariknya hanya di www.rumah123.com karena kami selalu #AdaBuatKamu.
***sumber foto cover: mediaindonesia.com