Menengok Untung Rugi Rumah Tumbuh Vertikal dan Horizontal. Sudah Tahu?
Sebelum memutuskan untuk membangun rumah tumbuh, kamu wajib mengetahui untung rugi dari dua jenis huniannya. Baca sampai tuntas uraiannya di bawah ini!
Rumah tumbuh adalah salah satu konsep hunian yang mulai naik popularitasnya.
Alasannya adalah hunian ini memungkinkan seseorang mendapatkan rumah idaman yang nantinya bisa berkembang seiring dengan perubahan kebutuhan mereka.
Secara umum, terdapat dua jenis rumah tumbuh, yakni vertikal dan horizontal.
Perbedaan keduanya sendiri terletak pada penambahan pembangunan.
Rumah tumbuh horizontal akan melakukan penambahan ke arah samping atau melebar.
Sementara rumah tumbuh vertikal menambah bangunan ke atas seperti menambah lantai atau mezzanine.
Dengan perbedaan yang muncul, keduanya menawarkan untung rugi yang mesti kamu perhatikan.
Terkait hal tersebut, tim 99 Group berkesempatan untuk melakukan wawancara bersama Wildan Nurmanna dan Luna Kanzeila, founder dan co-founder SAB Indonesia, dalam program Kata Ahli.
Yuk, simak pembahasannya di bawah ini!
Keuntungan Memiliki Rumah Tumbuh Dibanding Rumah Existing
Ada sejumlah keuntungan yang bisa didapat saat seseorang memutuskan untuk membangun rumah tumbuh.
Salah satu keuntungannya adalah soal biaya dan ruang yang ada.
“Misalnya, ada kebutuhan 3 atau 4 kamar di mana itu tentunya akan membutuhkan ruang yang lebih banyak dan biaya yang lebih besar. Seringkali, orang itu mungkin tidak punya bujet untuk hal seperti itu sehingga pembangunannya jadi bisa beberapa tahap. Jadi, tidak terbatas dengan ruang dan bujet yang ada,” kata Luna.
Kelebihan dan Kekurangan Rumah Tumbuh Horizontal
Seperti yang disinggung sebelumnya, rumah tumbuh horizontal adalah konsep hunian yang nantinya akan melakukan perluasan ke arah samping bangunan.
Ada beberapa keuntungan yang bisa didapat dari konsep hunian tersebut.
Misalkan saja, pemilik bisa lebih mudah menambah ruangan-ruangan dalam beberapa tahapan.
“Ini karena bisa terpisah dari awal gitu seperti pembangunan pondasinya. Pemilik juga bisa fleksibel nyambungin antara tahap satu dan tahap dua seperti apa. Apakah mau dihubungkan dengan ruang dalam atau apakah bisa dimulai dengan suatu selasar,” ujar Luna lewat Google Meet pada Sabtu (29/04/2023).
Tak hanya itu, ada keuntungan lain yang bisa didapat ketika memilih konsep hunian yang bertumbuh ke samping.
Keuntungan tersebut adalah soal kenyamanan pemilik saat melakukan proses penambahan bangunan.
“Biasanya, (rumah tumbuh) horizontal itu hunian asalnya masih bisa ditempati saat proses konstruksi untuk tahap kedua,” tutur Wildan.
Dengan begitu, menurut Wildan, secara sirkulasi dan zonasi, rumah yang tumbuh ke samping tidak akan terganggu.
“Ini karena sirkulasi, kasarnya, menggunakan kembali jalur orang berlalu lalang dari rumah existing,” tambahnya.
Hanya saja, rumah yang tumbuh ke samping sendiri memiliki beberapa kekurangan.
Salah satu hal yang paling Luna sorot adalah harga tanah saat ini.
Sudah jadi rahasia umum jika harga tanah mengalami kenaikan dari tahun ke tahun.
“Untuk lokasi-lokasi yang harganya masih murah, orang lebih leluasa punya lahan yang besar gitu. Sementara yang berada di lokasi-lokasi yang padat, orang tidak punya kebebasan untuk menambah ke samping,” ujar Luna.
Selain itu, memilih mengembangkan rumah ke arah samping mempunyai risiko lain, yakni menghabiskan lahan pemilik.
Apalagi, lahan sendiri ada keterkaitan dengan faktor lingkungan.
“Sebenarnya, untuk masalah lingkungan itu lebih preferable jika ground itu tidak ada bangunan. Maksudnya adalah ketika punya lahan cukup besar, untuk lingkungan, itu akan lebih baik jika kita stacking ke atas daripada dihabiskan semua itu untuk satu lantai,” tambah Luna.
Kelebihan dan Kekurangan Rumah yang Berkembang ke Atas
Rumah tumbuh vertikal memiliki sejumlah kelebihan.
Keuntungan yang paling terlihat adalah soal lahan.
“Kalo tumbuh ke atas tidak memerlukan hal yang terlalu luas. Ini berbeda dengan yang ke samping di mana butuh lahan yang lebih luas,” ujar Luna.
Di luar keuntungan yang didapat, ada sejumlah kerugian yang didapat pemilik rumah tumbuh vertikal.
Salah satu yang paling jadi sorotan adalah soal kenyamanan.
“Karena yang dijadikan vertikal ini rumah existing, biasanya pemilik tidak nyaman tinggal di situ saat konstruksi karena konstruksi bangunan bisa berisik, banyak debu, dan privasi kurang terjaga akibat banyak tukang yang keluar masuk,” ujar Wildan.
Di samping itu, kesulitan yang bakal dialami ketika melakukan penambahan bangunan pada rumah yang tumbuh ke atas adalah soal manajemen konstruksi.
“Biasanya, kalau hunian yang tumbuh ke atas itu atapnya dibongkar untuk plat lantai. Pembuatan plat lantai ini jadi membuat pemilik sebaiknya tidak tinggal di situ. Jika ingin tetap tinggal, pengecoran lantainya dilakukan secara bertahap. Namun, kondisi ini justru membuat manajemen konstruksinya lebih rumit,” tambahnya.
***
Semoga pembahasan di atas dapat bermanfaat bagi Property People.
Simak terus artikel Kata Ahli hanya di artikel.rumah123.com dan Google News kami.
Cek sekarang juga rumah123.com untuk dapatkan kemudahan dalam membeli rumah karena kami selalu #AdaBuatKamu.