Apa Itu Suku Bunga Dasar Kredit (SBDK)? Pahami Penjelasannya di Sini!
Suku Bunga Dasar Kredit (SBDK) memegang peranan penting dalam penetapan suku bunga yang akan diberikan pada nasabah. Kenali seluk-beluknya dalam artikel ini, yuk!
Suku bunga dasar kredit merupakan istilah yang dapat ditemui dalam dunia perbankan maupun dalam istilah properti.
Sesuai dengan namanya, SBDK digunakan sebagai dasar penetapan suku bunga kredit yang akan dikenakan oleh pihak bank kepada nasabah.
Penetapan SBDK sangat krusial, sebab suku bunga yang terlalu tinggi dapat membuat nasabah berpindah pada bank lain yang memiliki suku bunga lebih rendah.
Namun, jika suatu bank menetapkan suku bunga terlalu rendah, tentunya bank tidak akan mendapatkan keuntungan.
Nah, dari sinilah penetapan SBDK diperlukan sehingga masing-masing pihak bisa mendapatkan keuntungan dan transaksi dapat terkendali.
Apa Itu Suku Bunga Dasar Kredit?
Suku bunga dasar kredit atau yang kerap singkat dengan SBDK adalah suku bunga paling rendah yang ditetapkan untuk bank, baik berjenis floating rate ataupun fixed rate.
Sebagai suku bunga paling dasar, SBDK belum memperhitungkan komponen estimasi premi risiko dari penilaian bank terhadap prospek pelunasan cicilan dari masing-masing nasabah atau debitur.
SBDK ini nantinya akan dilaporkan ke Bank Indonesia (BI) sehingga pihak BI dapat mengetahui seluruh suku bunga dasar dari bank yang ada di Indonesia.
Umumnya, SBDK dari bank akan berbeda dengan SBDK yang dimuat di situs Bank Indonesia.
Ini bukanlah hal yang mengejutkan, sebab angka yang berbeda tersebut disebabkan karena bank telah memperhitungkan seluruh premi risiko ketika menentukan suku bunga.
Dengan kata lain, suku bunga bank bisa memiliki nominal yang lebih tinggi dibandingkan dengan suku bunga kredit BI.
Tujuan Penentuan SBDK
Penentuan SBDK tidak semata-mata dibuat begitu saja.
Ini bertujuan untuk menjaga persaingan antar perbankan agar tetap sehat.
Dengan begitu, baik BI maupun Otoritas Jaksa Keuangan (OJK) bisa mengetahui bahwa tidak ada perbankan yang bermain curang.
Hal ini pun telah tertuang dalam Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 13/5/DPNP tentang Transparansi Informasi Suku Bunga Dasar Kredit.
Dalam surat edaran tersebut, pihak bank wajib melaporkan besaran SBDK kepada BI agar dapat mengetahui SBDK seluruh bank yang ada di Indonesia.
Di sisi lain, transparansi SBDK juga berfungsi untuk meningkatkan tata kelola perusahaan yang baik terkait dengan pelayanan yang diberikan kepada publik.
Dengan demikian, publik bisa melihat dan membandingkan SBDK yang dimiliki oleh setiap bank secara transparan.
Lantas, bagaimana jika tidak ada SBDK?
Maka, pihak perbankan akan dengan leluasa menurunkan dan menaikan suku bunga agar mendapatkan banyak nasabah.
Apa Saja Komponen Penentu SBDK?
Penentuan besaran SBDK harus mengacu pada Bank Indonesia 7 day Reverse Repo Rate.
Ini dilakukan agar kondisi ekonomi tetap stabil dan terkendali dengan baik.
Adapun sejumlah komponen untuk menentukan suku bunga dasar kredit antara lain:
- angka akhir hasil penjumlahan Harga Pokok Dana untuk Kredit (HPDK),
- biaya overhead yang dikeluarkan oleh pihak bank dalam proses pembelian kredit, dan
- profit margin.
Setelah menetapkan SBDK, masing-masing perbankan wajib mengumumkan nilainya melalui situs resmi Bank Indonesia, kantor cabang, maupun kantor pusat.
Selain melalui situs BI, calon nasabah juga bisa mengetahui SBDK di laman resmi masing-masing bank.
Jadi, calon nasabah bisa membandingkan SBDK dari satu bank ke bank lainnya sebelum memutuskan untuk menjadi debitur di sebuah bank.
***
Itulah informasi mengenai suku bunga dasar kredit.
Semoga artikel ini bermanfaat ya, Property People!
Simak juga ulasan menarik lainnya seputar kabar properti di laman Artikel Rumah123.com.
Follow juga akun Google News kami agar kamu tak ketinggalan berita terbaru, ya!
Ingin mendapatkan hunian nyaman seperti di Golden Hills?
Temukan selengkapnya hanya di Rumah123.com.
Wujudkan keinginan untuk memiliki rumah impian karena kami selalu #AdaBuatKamu.