Pemerintah Yakin Sektor Properti Indonesia Tahan Banting Hadapi Resesi 2023. Ini Alasannya!
Menghadapi isu resesi di tahun 2023, pemerintah yakin sektor properti Indonesia akan tetap bertahan dan bertumbuh secara positif. Berikut informasi selengkapnya!
Bayang-bayang resensi serta perlambatan ekonomi masih menjadi momok terbesar di seluruh dunia.
Kehadirannya terasa semakin nyata dengan adanya kenaikan suku bunga acuan secara agresif di bank sentral sejumlah negara.
Indonesia, sebagai salah satu negara berkembang, tentu tidak terlepas dari kekhawatiran ini.
Namun, menghadapi ancaman tersebut, pemerintah yakin ada satu sektor yang dapat bertahan, yakni properti.
Sektor properti diyakini akan tetap tumbuh secara positif meski resesi dunia terjadi.
Untuk lebih jelasnya, simak ulasan berikut ini, ya.
Pemerintah Yakin Sektor Properti Kebal Hadapi Resesi
Kekebalan sektor properti menghadapi guncangan ekonomi disampaikan langsung oleh Direktur Rumah Umum dan Komersial Ditjen Perumahan Kementerian PUPR, Fitrah Nur.
Menurutnya, di masa pandemi saja sektor ini masih bisa tumbuh secara positif.
Karena itulah bukan tidak mungkin pasar properti kembali bertahan di tahun 2023.
“Meski pertumbuhan ekonomi Indonesia masih 5 persen dan kalau dilihat sektor properti kondisi yang paling berat pun di masa pandemi masih bertumbuh positif,” kata Fitrah dilansir dari finance.detik.com, Kamis (2/3/2023).
Kekuatan pasar properti ini berasal dari minat pembelian pada generasi milenial yang kian tumbuh.
Sebagai catatan, generasi milenial merupakan masyarakat kelahiran tahun 1981-1996 yang saat ini berada di usia produktif.
Mereka sudah melek investasi properti dan menjadikannya sebagai kebutuhan primer.
“Tentu hal ini memperlihatkan bahwa apa pun kondisinya perumahan itu perlu. Apalagi sekarang definisi perumahan bukan lagi konvensional,” jelas Fitrah lebih lanjut.
Stimulus Berupa Program Rumah Subsidi
Tingginya minat masyarakat terhadap properti tidak terlepas dari dorongan pemerintah.
Agar seluruh golongan masyarakat memiliki kesempatan yang sama untuk membeli rumah, pemerintah memiliki program rumah subsidi.
“Rumah bersubsidi dengan bantuan keuangan yang sangat luar biasa, tingkat suku bunga yang rendah, memberikan kesempatan bagi masyarakat berpenghasilan rendah untuk memiliki hunian yang layak,” kata Anggota Komisi XI DPR, Mukhamad Misbakhun, dilansir dari liputan6.com, Kamis (2/3/2023).
Berkat program ini, tidak ada lagi istilah rumah sangat sederhana (RSS) untuk masyarakat Indonesia.
Program ini juga memungkinkan para pengusaha properti untuk mendapat bantuan dalam mengembangkan hunian layak huni.
“Ini program yang sangat signifikan mengangkat banyak masyarakat pada situasi standar baru kepemilikan rumah. Terobosan PUPR yang menurut saya luar biasa programnya memberikan standar baru,” jelasnya lebih lanjut.
Selain itu, untuk semakin mendorong pemulihan di sektor properti, Bank Indonesia (BI) juga mengeluarkan sejumlah kebijakan baru.
Ada kebijakan relaksasi berupa kelonggaran LTV/FTV, kebijakan rasio pembiayaan inklusif makroprudensial (RPIM), kebijakan insentif makroprudensial, dan transparansi suku bunga dasar kredit (SBDK).
Terkait ancaman resesi sendiri, Kepala Divisi Non Subsidized Mortgage Division BTN, M Yud Penta, menjelaskan bahwa tanggapan masyarakat sangat beragam.
Ada yang menganggap saat ini masih resesi, ada yang bilang tidak, dan ada yang merasa resesi telah berakhir.
Namun, seperti apa pun situasinya, kita harus tetap mengantisipasi situasi terburuk.
“Kami punya moto, resesi tidak resesi, yang penting realisasi di sektor properti tetap tumbuh,” pungkas Penta dilansir dari finance.detik.com, Kamis (2/3/2023).
***
Semoga informasi di atas bermanfaat untukmu, ya.
Temukan beragam informasi menarik lainnya dengan mengikuti Rumah123 di Google News, ya.
Kunjungi juga artikel.rumah123.com untuk menemukan berita ter-update seputar properti.
Kamu sedang mencari hunian di kawasan Jabodetabek?
Pastikan untuk membuka laman Rumah123.com yang selalu #AdaBuatKamu untuk menemukan berbagai penawaran properti menarik, ya!