Pondasi Cerucuk: Pengertian, Keunggulan, Kelemahan dan Cara Aplikasinya pada Bangunan
Simak hal yang perlu kamu tahu mengenai pondasi cerucuk untuk kebutuhan konstruksi bangunan di sini selengkapnya.
Konstruksi dan pondasi memiliki fungsi yang penting untuk sebuah bangunan, terlebih memiliki fungsi untuk menyalurkan beban dari struktur atas ke dasar tanah.
Bangunan rumah yang baik pastinya sudah memiliki konstruksi dari sisi bawah hingga bagian atap, supaya lebih aman dan kokoh.
Salah satu jenis pondasi yang diterapkan untuk bangunan rumah adalah pondasi cerucuk yang disusun dari tiang kayu, bambu, atau pipa dari batang besi dan adukan cor yang ditancap secara vertikal.
Seperti apa penggunaan pondasi cerucuk pada sebuah bangunan rumah? Simak pembahasannya bersama-sama!
Apa itu Pondasi Cerucuk?
Cerucuk adalah suatu pondasi pada daerah dengan kondisi lapisan yang kurang stabil dengan permukaan air yang cukup tinggi.
Jenis pondasi ini diterapkan pada bangunan di lahan kurang stabil atau lunak seperti rawa atau tanah gambut.
Pada kondisi tersebut, dibutuhkan kayu cerucuk sebagai pondasi untuk meningkatkan kekuatan geser serta mengurangi penurunan tanah yang terjadi apabila bangunan berdiri di bagian atas.
Pemilihan kayu untuk jenis pondasi ini antara lain:
- Kayu gelam
- Kayu mahang
- Kayu medang
- Kayu bintangur
- Kayu ubar
- Kayu ubah
- Kayu dolken
Keunggulan dan Kelemahan Cerucuk pada Bangunan
Metode ini diklaim menjadi cara untuk menguatkan tanah dengan berbagai keuntungan yang menarik.
Pasalnya, meski masih tradisional namun metode ini masih cenderung relevan untuk perbaikan dan stabilisasi tanah.
Meski demikian, ada beberapa keunggulan dan kelemahan cerucuk antara lain:
Keunggulan
- Biaya yang relatif murah karena bahan yang mudah didapat.
- Proses pelaksanaannya yang sederhana dan waktu yang dibutuhkan cukup singkat.
- Cerucuk kayu relatif ringan dibandingkan beton atau baja, sehingga mudah untuk instalasi.
- Mudah dikontrol apabila tiang kayu ini tidak bisa masuk ke dalam tanah maka dilakukan pemotongan.
- Dilengkapi kekuatan tarik yang besar.
- Tiang pancang cerucuk cocok untuk friction pile.
- Pondasi lebih fleksibel terhadap arah beban horizontal dibandingkan tiang pancang selain kayu, terlebih saat menerima beban tidak tetap pastinya akan melentur dan segera kembali ke posisi pemula.
Kelemahan
- Peletakkan tiang kayu cerucuk harus berada di bawah muka air tanah terendah agar tahan lama.
- Dibutuhkan biaya penggalian untuk mencapai air tahan terendah yang sangat dalam.
- Tiang dari kayu cerucuk memiliki umur relatif pendek dibandingkan beton.
- Apabila tidak berbentuk lurus, maka timbul risiko penyimpangan yang telah ditentukan.
- Tiang pancang kayu cerucuk tidak tahan terhadap jamur yang menimbulkan pembusukan.
Proses Pengerjaan Pondasi Cerucuk
Secara teknis, ada tiga tahapan dalam pembuatan pondasi yang meliputi:
1. Perkuatan Tanah Dasar
Tahap penggantian tanah dasar dengan menimbun tanah baru yang lebih stabil pada lokasi proyek yang telah direncanakan.
2. Penanaman Kayu pada Pondasi Cerucuk
Tancapkan kayu sesuai lokasi pondasi yang akan dikerjakan, setidaknya minimal kedalaman adalah 1,25 meter. Semakin dalam maka kekuatannya pasti akan semakin baik.
Cerucuk akan berfungsi sebagai akar yang mengikat dan mempertahankan kepadatan tanah dasar terhadap beban konstruksi di atasnya.
3. Pemasangan Kepala Cerucuk
Jika penanaman telah dilakukan, maka kamu bisa melakukan proses pemasangan pondasi pada bagian atasnya.
Sebelumnya, harus dilakukan penyatuan ujung kepala kayu yang sudah ditanamkan dengan membuat ikatan antar kepala kayu, kemudian dibuat bidang datar sebagai penempatan konstruksi.
Tips Penggunaan Pondasi Cerucuk untuk Bangunan
1. Hindari Penggunaan Kayu yang Sudah Mati
Gunakan kayu mahang dan ubar yang sudah umum dipakai cerucuk kayu. Pasalnya, kayu yang sudah didatangkan harus langsung ditanam pada bagian pondasi.
Untuk kayu mahang dengan berat kecil akan mudah mengalami lapuk apabila tidak direndam air, dan tidak boleh dibiarkan udara terbuka lebih dari seminggu.
2. Gunakan Kayu Ubar dengan Permukaan Air Tinggi
Kayu ubar untuk pondasi ini akan lebih awet untuk kontur tanah yang setengah basah dengan kualitas tinggi.
Pastikan kamu memilih kayu ubar dengan ciri-ciri memiliki warna kemerah-merahan sampai coklat yang lebih berat dibanding kayu lainnya.
3. Gunakan Kayu Mahang untuk Lapisan yang Tebal dan Dalam
Kayu ini akan lebih baik sebagai daya dukung pondasi tiang atau lekatan kayu, khususnya untuk mengurangi beban tiang sehingga menghasilkan daya apung besar.
Tak hanya awet, namun bisa hidup di permukaan air.
***
Demikian beberapa hal yang perlu kamu tahu mengenai pondasi cerucuk untuk bangunan di wilayah rawa.
Temukan informasi menarik seputar properti, selengkapnya di artikel.rumah123.com.
Kalau ingin ngobrolin properti, kunjungi Teras123!
Wujudkan rumah impian berwawasan lingkungan bersama Rumah123 yang pastinya #SemuaAdaDisini.