50 Contoh Pepatah atau Peribahasa Jawa beserta Artinya. Penuh Makna!
Jika di bahasa Indonesia terdapat peribahasa Indonesia, di bahasa Jawa kamu bisa menemukan peribahasa Jawa atau pepatah Jawa. Simak beragam contohnya di sini!
Pepatah Jawa adalah salah satu karya sastra yang berkembang di tengah masyarakat Jawa.
Umumnya, peribahasa digunakan oleh orang tua untuk mengajarkan dan menasehati anak-anak mereka agar lebih siap dalam menjalani kehidupan.
Alasan mengapa pepatah sering digunakan adalah karena pepatah memiliki makna mendalam yang bisa diterapkan dalam kehidupan.
Karena sering diajarkan sejak dini, peribahasa juga menjadi diturunkan dari satu generasi ke generasi lainnya.
Simak beragam peribahasa Jawa beserta artinya yang penuh makna dan bisa kamu berikan pada anak-anakmu di bawah ini!
Kumpulan Peribahasa Jawa dan Artinya
Berikut beragam peribahasa Jawa beserta arti dan maknanya:
- Ana dina, ana upa. (Ada hari, ada nasi)
Selama orang mau bekerja tekun pasti akan mendapat sesuap nasi atau rezeki.
- Kebo gupak ajak-ajak. (Kerbau penuh lumpur mengajak kotor yang bersentuhan dengannya)
Orang yang memiliki sifat buruk akan mengajak orang lain untuk mengikuti perbuatannya.
- Ngundhuh wohing pakerti. (Memetik buah perbuatan sendiri)
Seseorang yang berbuat buruk akan mendapatkan keburukan di kemudian hari.
- Witing tresna jalaran saka kana. (Awal cinta karena biasa berdekatan)
Keakraban bisa menumbuhkan cinta.
- Anak polah, bapa kepradhah. (Anak meminta, bapak meluluskannya)
Permintaan anak harus dipertimbangkan dengan baik agar tidak menimbulkan masalah keluarga.
- Nabok nyilih tangan. (Memukul pinjam tangan orang lain)
Orang licik yang tidak menghadapi musuh langsung, tetapi meminta bantuan orang lain secara sembunyi-sembunyi.
- Mikul dhuwur mendhem jero. (Memikul tinggi-tinggi, memendam dalam-dalam)
Anak yang menjunjung tinggi derajat orang tuanya.
- Becik ketitik, ala ketara. (Kebaikan terlihat, kejelekan ketahuan)
Perbuatan baik akan selalu dikenali, perbuatan buruk akan diketahui di kemudian hari.
- Kakehan gludug kurang udan. (Terlalu banyak guruh, kurang hujan)
Orang yang terlalu banyak bicara atau menyombongkan diri, tetapi tidak melakukan tindakan nyata.
- Desa mawa cara, negara mawa tata. (Desa punya cara sendiri, negara punya hukum sendiri)
Tiap daerah memiliki adat istiadat dan aturan yang berbeda-beda.
Kata-Kata Pepatah Jawa dan Artinya
Ini beragam kata-kata pepatah Jawa beserta artinya yang memiliki makna mendalam:
- Kekudhung walulang macan. (Berkerudung kulit harimau)
Orang yang ingin mendapatkan keinginannya menggunakan pengaruh orang yang ditakuti masyarakat.
- Emban cindhe, emban siladan. (Menggendong dengan selendang, menggendong dengan rautan bambu)
Jangan membedakan perhatian terhadap anak atau rakyat.
- Kegedhen empyak kurang cagak. (Kebesaran atap kurang tiang)
Orang yang berbuat sesuatu melebihi kemampuannya atau orang yang memaksakan diri.
- Dudu sanak dudu kadang, yen mati melu kelangan. (Bukan saudara bukan kerabat, kalau mati ikut kehilangan)
Jasa seseorang yang besar pada masyarakat sehingga ketika meninggal semua orang merasa kehilangan.
- Kesandhung ing rata, kebentus ing tawang. (Tersandung di tempat yang rata, terbentur ke langit)
Selalu waspada dan hati-hati dalam berbuat sesuatu.
- Ngajari bebek nglangi. (Mengajarkan bebek untuk berenang)
Pekerjaan yang tidak ada manfaatnya.
- Adigang, adigung, adiguna. (Kekuatan, kekuasaan, kepandaian)
Mengandalkan kekuatan, kekuasaan, dan kepandaian.
- Sepi ing pamrih, rame ing gawe. (Jauh dari pamrih, ramai dalam bekerja)
Melakukan pekerjaan tanpa pamrih.
- Rukun agawe santosa, crah agawe bubrah. (Rukun membuat kuat sentosa, bertengkar membuat rusak)
Hidup rukun akan hidup sentosa, tetapi jika selalu bertikai akan bercerai.
- Urip iku urup. (Hidup itu nyala)
Hidup harus memberi manfaat pada orang lain.
Peribahasa Jawa Penuh Makna
Berikut adalah beberapa peribaha Jawa beserta arti dan maknanya yang bisa diterapkan pada kehidupan:
- Janma tan kena ingina. (Manusia jangan dihina)
Orang bisa berbeda antara isi dan penampilannya.
- Kaya kali ilang kedhunge, pasar ilang kumandhange. (Seperti sungai kehilangan lubuk, pasar kehilangan gema)
Kondisi ketika adat kebiasaan dan tradisi mulai terkikis dan diganti oleh nilai lain yang belum dimengerti masyarakat.
- Utha-uthu nggoleki selane garu. (Ke sana ke mari mencari celah sawah yang dibajak)
Seseorang yang berjuang tanpa lelah dan tidak malu ketika mencari nafkah.
- Mburu uceng kelangan deleg. (Mengejar ikan kecil, uceng, kehilangan tongkat untuk menyeberangi sungai).
Usaha memperoleh hasil kecil karena mengabaikan usaha lain yang telah dijalankan sehingga berakhir rusak.
- Sadawa-dawane lurung isih dawa gurung. (Sepanjang-panjangnya lorong, masih lebih panjang kerongkongan)
Menyebarkan informasi dari mulut ke mulut dan dalam waktu singkat menyebar ke berbagai kalangan.
- Kaya suruh lumah-kurebe beda, nanging yen gineget padha rasane. (Seperti daun sirih, warna atas dan bawahnya beda, tetapi kalau digigit sama rasanya).
Tampak berbeda, tetapi tujuannya sama.
- Ngelmu iku kelakone kanthi laku. (Menguasai ilmu itu tercapainya lewat proses, perjalanan, lahir maupun batin)
Ilmu harus menjadi perilaku dan harus diterapkan melalui indra dan batin, bukan hanya aktivitas otak dan pikiran saja.
- Ngono ya ngono ning aja ngono. (Begitu ya begitu, tetapi jangan begitu)
Boleh berperilaku sekehendakmu, tetapi jangan merugikan orang lain.
- Sapa sira sapa ingsun. (Siapa Anda, siapa saya)
Jangan menggurui seseorang tanpa izin, apalagi memaksakan kehendak.
- Surga manut neroko katut. (Ke surga ikut, ke neraka juga terbawa)
Kehidupan istri ditentukan dari baik dan buruknya agama suami.
Pepatah Jawa atau Peribahasa Jawa dan Artinya
Ini adalah kumpulan pepatah Jawa atau peribahasa Jawa yang bermakna dengan artinya:
31. Adhang-adhang tetese embun.
Berharap sesuatu dengan hasil apa adanya. Seperti berharap pada tetes embun.
32. Gliyak-gliyak tumindak, sareh pakoleh.
Upaya yang dilakukan perlahan, tetapi akhirnya tujuannya akan tercapai.
33. Kena iwake aja nganti buthek banyune.
Berusahalah mencapai tujuan tanpa menimbulkan kerusakan.
34. Sabar sareh mesthi bakal pikoleh.
Pekerjaan apa pun jangan dilakukan dengan tergesa-gesa agar berhasil.
35. Sluman slumun slamet.
Biarpun kurang hati-hati, tetapi masih diberi keselamatan.
36. Dhemit ora ndulit, setan ora doyan.
Berharap doa dan harapan agar selalu diberi keselamatan, tidak ada suatu halangan dan rintangan.
37. Beras wutah arang bali menyang takere.
Menggambarkan sesuatu yang sudah rusak tidak akan bisa kembali sama seperti semula.
38. Cuplak andheng-andheng, yen ora pernah panggonane bakal disingkirake.
Orang yang menyebabkan keburukan maka semua kebaikannya akan terhapus.
39. Dadiya banyu emoh nyawuk, dadiya godhong emoh nyuwek, dadiyo suket emoh nyenggut.
Menggambarkan orang yang saking jengkelnya hingga tidak mau bertegur sapa lagi.
40. Dandhang diunekake kuntul, kuntul diunekake dandhang.
Perkara yang buruk dianggap baik, sedangkan yang baik dianggap buruk.
41. Gupak pulute ora mangan nangkane.
Sudah ikut berjuang susah payah, tetapi tidak ikut menikmati hasilnya.
42. Jagakake endhoge si blorok.
Berharap pada sesuatu yang belum pasti.
43. Jalma angkara mati murka.
Mendapat kesulitan karena kemarahannya sendiri.
44. Kebat kliwat, gancang pincang.
Tindakan yang tergesa-gesa pasti tidak sempurna.
45. Kendel ngringkel, dhadang ora godak.
Mengaku berani dan pintar, kenyataannya penakut dan bodoh.
46. Kumenthus ora pecus.
Menggambarkan orang yang banyak membual tanpa bukti dan perbuatan yang becus.
47. Lambe satumang kari samerang.
Orang yang sudah berkali-kali dinasihati tapi tak juga didengarkan.
48. Menthung koja kena sembagine.
Menggambarkan seseorang yang merasa telah memperdayai, tetapi sebenarnya dia sediri yang telah terpedaya.
49. Milih-milih tebu oleh boleng.
Terlalu banyak memilih, tetapi pada akhirnya malah mendapatkan yang tidak baik.
50. Obah ngarep kobet mburi.
Segala tindakan pemimpin selalu jadi anak buahnya.
FAQ tentang Peribahasa Jawa
Apa arti peribahasa Jawa?
Peribahasa Jawa merupakan bagian karya sastra yang mengandung kata-kata bijak serta nilai positif.
Apa saja contoh paribasan?
Adigang adigung adiguna artinya mengandalkan (menyombongkan) kekuatannya, kekuasaannya, dan kepandaian yang dimilikinya.
Apa arti Jer Basuki Mawa Beya?
Jer berarti seharusnya. Basuki berarti kebahagiaan atau kesejahteraan. Mawa beya berarti butuh biaya dan pengorbanan. Intinya, Jer basuki mawa beya mengajarkan manusia Jawa untuk senantiasa bekerja keras dalam menggapai apa yang diimpikan.
***
Simak artikel informatif lainnya hanya di artikel.rumah123.com.
Jangan lupa untuk mengikuti Rumah123 di Google News agar tidak ketinggalan informasi.
Apabila sedang mencari hunian yang sesuai kriteria, temukan rekomendasinya di Rumah123.com.
Menemukan hunian idaman kini jadi lebih mudah karena kami selalu #AdaBuatKamu.