Fenomena Banyak Mal Dijual, Ada Apa dengan Bisnis Ritel di Indonesia? Masih Terkena Efek Pandemi Covid-19
Fenomena mal dijual kian marak saat masa pandemi. Apakah ini pertanda tsunami “kebangkrutan” menghantam sektor ritel? Simak ulasannya.
Sejumlah pusat perbelanjaan atau mal di tanah air diketahui sedang masuk ke dalam pasar penjualan.
Terkini, sebuah mal di Kabupaten Bogor, Jawa Barat, yakni Cibinong Square hendak dilego pemiliknya.
Melansir dari laman CNBC Indonesia, Audy Sanjaya broker properti dari The Premiere yang menangani penjualan Cibinong Square buka suara.
“Jual paket, bukan mal saja. Komplek itu ada pabrik, garmen dan futsal jadi dipaketin semua, semuanya,” terang dia.
Berdasarkan informasi, kompleks mal itu memiliki luas tanah 9.200 m2, dengan luas bangunan 10.000 ribu m2.
Bangunan ritel setinggi 5 lantai itu dilengkapi sertifikasi Hak Guna Bangunan (HGB), serta ditawarkan seharga Rp550 miliar.
Untuk diketahui, proses negosiasi penjualan mal atau pusat perbelanjaan tersebut sudah beberapa kali terjadi.
Kendati demikian, akhirnya batal karena calon investornya tidak menunjukkan keseriusan untuk membeli.
5 Mal di Bandung Masuk Daftar untuk Dijual
Tidak hanya di Bogor, fenomena penjualan mal atau pusat perbelanjaan juga terjadi di daerah Bandung, Jawa Barat.
Sebelumnya, kabar lima mal di Bandung yang terancam dijual, hal ini tentunya menghebohkan khalayak ramai.
Salah satu pusat perbelanjaan itu adalah Mal Ujung Berung Town Square (Ubertos), yang akan dijual pemiliknya.
Memiliki luas lahannya 26.010 meter persegi dan terdiri dari 4 lantai, pusat perbelanjaan itu dibanderol seharga Rp450 miliar.
Dikutip dari laman Kontan.co.id, menurut Ketua Asosiasi Pengelola Pusat Belanja Indonesia (APPBI) Bandung Raya Handianto Lie, fenomena penjualan mal terjadi karena sepi pengunjung.
“Kalau terdata sih ada beberapa, jadi hidup segan, mati nggak mau gitu,” ujar Handianto menjelaskan fenomena ini.
Menurutnya, sejauh ini meski relaksasi telah diberikan bagi mal, pengunjung masih belum meningkat secara signifikan.
Padahal mal di Kota Bandung oleh pemerintah kota telah diperbolehkan menerima pengunjung sebesar 50% dari total daya tampung.
“Rata-rata pengunjung per hari sekitar 10-15%. Kalau di mal yang saya kelola BTC Pasteur kunjungannya di bawah 10%,” ujar Handianto.
Kabar mengenai fenomena mal dijual di tengah melempemnya sektor ritel saat pandemi, juga dibarengi dengan berita lain.
Sejumlah hotel dan kantor di Jakarta dijual dengan harga murah di bawah harga pasar, ternyata efek pandemi Covid-19 masih terasa.
Situs properti Rumah123.com selalu menghadirkan artikel dan tips menarik mengenai properti, desain, hukum, hingga gaya hidup.
Saatnya kamu memilih dan mencari properti terbaik untuk tempat tinggal atau investasi properti seperti Golden Park 2.