4 Tips Menerapkan Desain Biofilik pada Rumah agar Hunian Lebih Sejuk
Ingin menerapkan desain biofilik pada hunian? Simak terlebih dahulu tips dari ahli dalam penjelasan di bawah ini, yuk!
Biofilik adalah sebuah desain arsitektur yang mengedepankan hubungan antara manusia, bangunan, dan alam.
Desain yang satu ini memiliki banyak kelebihan, mulai dari bisa memberikan pencahayaan ruangan yang lebih maksimal, hingga mampu mengurangi polusi udara berkat kehadiran vegetasi alami.
Kelebihan yang dimilikinya tersebut dapat menciptakan suasana yang lebih sehat dan nyaman bagi para penghuninya.
Sama halnya seperti jenis desain lainnya, penerapan arsitektur biofilik pada hunian tidak bisa dilakukan sembarangan.
Menurut arsitek Nawakarya Griya Tjipta, Yunus Dharmawan, salah satu faktor yang penting untuk diperhatikan jika sebuah hunian ingin menerapkan desain ini adalah memiliki bukaan yang cukup.
Selain itu, terdapat juga hal-hal lain yang harus diperhatikan. Apa saja?
Simak hasil wawancara tim redaksi 99 Group bersama Yunus Dharmawan dalam program Kata Ahli di bawah ini, ya!
Tips Menerapkan Desain Biofilik
Yunus mengatakan bahwa desain biofilik cocok diterapkan di Indonesia yang memiliki iklim tropis karena kehadiran komponen alamnya bisa membuat ruangan terasa lebih sejuk.
Nah, di bawah ini sejumlah tips menerapkan desain biofilik pada rumah berdasarkan penjelasan dari Yunus.
1. Maksimalkan Sirkulasi Udara dan Pencahayaan Alami
Untuk memaksimalkan sirkulasi udara dan pencahayaan alami dalam ruangan bisa dilakukan dengan cara menerapkan bukaan yang cukup.
Penerapan bukaan pada hunian secara tidak langsung dapat menurunkan penggunaan listrik rumah tangga pada siang hari serta memperbaiki kualitas udara.
“Penerapan bukaan yang cukup sangatlah penting bukan hanya pada penerapan konsep biofilik itu sendiri. Dikarenakan aktivitas manusia di dalam sebuah hunian tetap membutuhkan pencahayaan alami serta masuk keluarnya udara sehingga sinar terang matahari bisa masuk cukup untuk mereduksi penggunaan listrik pada lampu saat siang hari serta kualitas udara pada sebuah ruang juga bisa mengakomodir aktivitas orang di dalamnya.” ungkap Yunus.
Lebih lanjut, arsitek yang pernah ikut menangani proyek Summarecon Bandung ini mengatakan agar hunian bisa mendapatkan penerangan optimal sumber pencahayaan sebaiknya diletakkan menghadap ke utara dan selatan atau sebaliknya.
Sebab, posisi tersebut akan mendapatkan sinar matahari yang lebih banyak.
Sementara untuk sirkulasi udara, penerapan cross circulation menjadi teknik yang diutamakan dalam desain ini.
2. Sesuaikan Proporsi Lahan
Sejatinya, arsitektur biofilik akan lebih mudah diterapkan pada hunian yang belum sepenuhnya dibangun karena sebuah lahan biasanya memiliki persentase sendiri untuk dijadikan sebagai lahan hijau.
Idealnya, lahan sebuah hunian memiliki 30–40 persen untuk dijadikan sebagai ruang terbuka hijau atau taman dalam rumah.
Meski begitu, bukan berarti desain biofilik tidak bisa diterapkan pada rumah yang sudah jadi.
Apabila rumah sudah dibangun dan tidak memiliki ruang terbuka hijau, kamu dapat menggunakan cara lain, yakni menerapkan atap skylight pada titik tertentu untuk mendapatkan sirkulasi udara dan pencahayaan maksimal.
3. Pilih Jenis Tanaman yang Tepat
Desain biofilik memang dapat membantu mengoptimalkan cahaya yang masuk ke dalam rumah.
Namun, dalam beberapa kasus, sinar matahari yang masuk terlalu banyak sehingga menyebabkan hunian terasa panas.
Nah, untuk mengatasinya, Yunus menjelaskan bahwa ini bisa dilakukan dengan cara memilih jenis tanaman yang tepat.
“Menurut saya persentase mereduksi panas memang paling tepat untuk penambahan beberapa vegetasi di titik tertentu pada sebuah hunian. Di samping menjadi filterisasi kualitas udara yang masuk ke dalam rumah, bisa juga menjadi sunshade terhadap sinar panas matahari.” ungkap pria yang sudah lama berkecimpung di industri arsitektur ini.
4. Hadirkan Taman atau Ruang Terbuka pada Hunian
Tips menerapkan desain biofilik selanjutnya adalah dengan menghadirkan taman atau ruang terbuka (inner courtyard) di dalam hunian.
Selain bisa menjadi tempat bertukarnya kualitas udara, kedua ruangan tersebut juga dapat menjadi tempat aktivitas outdoor di dalam hunian.
“Saya merasa kebanyakan orang awam berfokus pada bagaimana dia memenuhi kebutuhan ruang dalam yang bisa men-support beberapa aktivitas. Pada kenyataannya, sebuah ruang dalam hunian harusnya bisa terintegrasi dengan ruang terbuka atau inner courtyard guna memberikan tempat bertukarnya kualitas udara di dalam hunian serta bisa menjadi salah satu wadah aktivitas luar pada sebuah hunian.” tutup Yunus.
***
Nah, itulah beberapa tips menerapkan desain biofilik pada rumah berdasarkan penjelasan ahli.
Baca juga artikel lainnya dalam program Kata Ahli di artikel.rumah123.com.
Jika kamu sedang mencari hunian nyaman di kawasan strategis bisa mengecek selengkapnya dalam laman Rumah123.
Ingin ngobrolin properti tapi bingung di mana? Tenang, sekarang kamu bisa berbincang soal properti di Teras123, lo.
Tak hanya mengajukan pertanyaan soal properti saja, kamu juga bisa mendapatkan informasi seputar pembelian rumah karena #SemuaAdaDisini!