3 Contoh Puisi Elegi Lengkap dengan Pengertian dan Ciri-Ciri
Inilah contoh puisi elegi bahasa Indonesia yang dilengkapi dengan pengertian dan ciri-cirinya. Simak informasinya di artikel ini!
Puisi merupakan salah satu karya sastra yang umum digunakan untuk mengungkapkan suatu pendapat atau perasaan.
Melalui puisi, sang penulis umumnya ingin mengungkapkan opininya terkait suatu hal.
Jenis-jenis puisi sendiri sangat banyak.
Salah satunya adalah puisi elegi yang kerap kita ketahui.
Buat kamu yang ingin mengetahui mengenai puisi elegi mulai dari pengertian sampai contohnya, kebetulan banget nih!
Sebab kamu akan membahasnya secara lengkap.
Yuk, langsung saja kita simak kumpulan contoh puisi elegi dan pengertiannya di artikel berikut ini, melansir berbagai sumber.
Pengertian Puisi Elegi
Puisi elegi adalah sebuah karya sastra yang biasanya mengandung ungkapan pikiran suram sang penulis.
Meskipun demikian, karya tersebut tidak harus mengikuti bentuk tertentu dalam hal ukuran, rima, atau struktur.
Elegi umumnya dibuat untuk memuji orang yang telah meninggal yang memiliki suasana melankolis.
Dilihat dari sisi bahasa, kata elegi diambil dari bahasa Yunani yaitu “elegeia” yang memiliki arti meratapi atau bersedih hati.
Ciri-Ciri Puisi Elegi
Terdapat beberapa ciri puisi elegi yang membedakan dengan jenis puisi lainnya.
Berikut ini adalah beberapa diantaranya:
- Puisi elegi umumnya bermula dari ratapan kehilangan nyawa atau kehilangan sesuatu yang dicintai atau disayangi penulis.
- Perasaan belasungkawa yang dibarengi dengan kekaguman seorang penyair terhadap orang atau benda yang tidak akan pernah kembali ke dunia nyata.
- Berisi lirik yang fokus pada ekspresi sentiment, keyakinan, atau pendapat seseorang.
- Penggunaan bahasa dan struktur yang digunakan adalah formal dan seremonial.
- Karya sastra ini dapat didasarkan pada kefanaan hidup seseorang atau daya pikat dan keindahan seseorang yang sangat dekat dengan hati penulis atau pembaca puisi.
- Sebagian jenis elegi acap kali bersifat pribadi, impersonal atau pastoral.
Contoh Puisi Elegi
Contoh 1
Senja di Pelabuhan Kecil
Karya Chairil Anwar
Ini kali tidak ada yang mencari cinta
Diantara gudang, rumah tua, pada cerita
Tiang serta temali.
Kapal, perahu tiada berlaut
Menghembus diri dalam mempercaya mau berpaut.
Gerimis mempercepat kelam.
Ada juga kelepak elang
Menyinggung muram, desir hari lari berenang
Menemu bujuk pangkal akanan.
Tidak bergerak
Dan kini tanah dan air tidur hilang ombak.
Tiada lagi. Aku sendiri.
Berjalan Menyisir semenanjung, masih pengap harap
Sekali tiba di ujung dan sekalian selamat jalan
Dari pantai keempat, sedu penghabisan terdekap
Contoh 2
Kesaksian Akhir Abad
Karya: WS Rendra
Ratap tangis menerpa pintu kalbuku.
Bau anyir darah mengganggu tidur malamku.
O, tikar tafakur!
O, bau sungai tohor yang kotor!
Bagaimana aku akan bisa
membaca keadaan ini?
Di atas atap kesepian nalar pikiran
yang digalaukan oleh lampu-lampu kota
yang bertengkar dengan malam,
aku menyerukan namamu:
wahai para leluhur Nusantara!
O, Sanjaya!
Leluhur dari kebudayaan tanah.
O, Purnawarman!
Leluhur dari kebudayaan air!
Kedua wangsamu telah mampu
mempersekutukan budaya tanah dan air!
O, Resi Kuturan! O, Resi Nirarta!
Empu-empu tampan yang penuh kedamaian!
Telah kamu ajarkan tatanan hidup
yang aneka dan sejahtera,
yang dijaga oleh dewan huku adat.
O, bagaimana aku bisa mengerti bahasa bising dari
bangsaku ini?
O, Kajao Laliddo! Bintang cemerlang Tana Ugi!
Negarawan yang pintar dan bijaksana!
Telah kamu ajarkan aturan permainan
di dalam benturan-benturan keinginan
yang berbagai ragam
di dalam kehidupan:
ade, bicara, rapang, dan wari.
O, lihatlah wajah-wajah berdarah
dan rahim yang diperkosa
muncul dari puing-puing tatanan hidup
yang porak poranda.
Kejahatan kasatmata
tertawa tanpa pengadilan.
Kekuasaan kekerasan
berak dan berdahak
di atas bendera kebangsaan.
O, anak cucuku di zaman Cybernetic!
Bagaimana kalian akan baca prasasti dari zaman kami?
Apakah kami akan mampu
menjadi ilham bagi kesimpulan
ataukah kami justru
menjadi sumber masalah
di dalam kehidupan?
Dengan puisi ini aku bersaksi
bahwa rakyat Indonesia belum merdeka.
Rakyat yang tanpa hak hukum
bukanlah rakyat merdeka.
Hak hukum yang tidak dilindungi
oleh lembaga pengadilan yang tinggi
adalah hukum yang ditulis di atas ai
Contoh 3
Sia-Sia
Karya: Chairil Anwar
Penghabisan kali itu kau datang
Membawa kembang berkarang
Mawar merah dan melati putih
Darah dan suci
Kau tebarkan depanku
Serta pandang yang memastikan: untukmu
Lalu kita sama termangu
Saling bertanya: apakah ini?
Cinta? Kita berdua tak mengerti
Sehari kita bersama. Tak gampir-menghampiri.
Ah! Hatiku yang tak mau memberi
Mampus kau dikoyak-koyak sepi.
***
Nah, itulah tadi contoh puisi elegi serta penjelasan lengkapnya yang bisa kamu ketahui.
Semoga artikel ini bermanfaat ya, Property People!
Untuk mendapatkan penawaran terbaik seperti di Tanakayu Chava Serpong.
Buka lembaran baru dan wujudkan impianmu, kami selalu #AdaBuatKamu.
Jangan sampai ketinggalan untuk mendapatkan berita dan tips terbaru mengenai dunia properti dalam negeri serta mancanegara di artikel Rumah123.com.