OK
Panduan

Contoh Drama Komedi Singkat dan Lucu. Sarat akan Makna!

03 Nopember 2024 · 8 min read Author: Gadis Saktika

contoh drama komedi

sumber: shutterstock.com

Ada banyak tema naskah drama yang bisa dipentaskan, salah satunya bergenre komedi. Pada artikel ini, kami telah menyajikan kumpulan contoh drama komedi yang bisa kamu jadikan referensi, lo.

Melansir dari ruangguru.com, drama adalah sebuah narasi atau cerita yang mengilustrasikan kehidupan dan karakter melalui aksi dan percakapan yang diperankan oleh tokoh-tokohnya.

Untuk melangsungkan sebuah pementasan, diperlukan teks drama yang berisi cerita dibalut dialog-dialog para tokohnya.

Adapun naskah drama memiliki peran yang sangat penting sebagai panduan untuk pertunjukan drama yang akan dihasilkan.

Teks tersebut terdiri atas tiga bagian struktur, antara lain prolog, dialog, dan epilog.

Lalu, banyak naskah drama yang bisa dipertunjukan dan dapat menghibur penonton, salah satunya naskah drama dengan genre komedi.

Berikut ini ragam contoh naskah drama komedi singkat yang bisa dijadikan referensi untukmu!

Kumpulan Contoh Drama Komedi Singkat dan Lucu

contoh drama komedi

sumber: shutterstock.com

1. Naskah Drama Komedi

Judul: “Sirkus Keluarga”

Tokoh:

  • Budi (Ayah)
  • Siti (Ibu)
  • Ani (Anak perempuan)
  • Joko (Anak laki-laki)
  • Kiki (Anjing peliharaan)

Setting: Ruang Tamu di Rumah Mereka

Latar belakangnya berada pada ruang tamu di rumah keluarga Budi dan Siti. Budi sedang duduk di sofa sambil membaca koran. Siti sibuk di dapur, dan Ani serta Joko bermain di lantai.

Adegan 1:

  • [Ani dan Joko sedang bermain dengan boneka-boneka mereka.]

Ani: (menertawakan boneka) Hei, Joko, kamu tahu apa bedanya gajah dan semut?

Joko: (sambil tertawa) Apa?

Ani: (sambil tertawa lebih keras) Gajah lebih besar dari semut!

  • [Mereka tertawa bersama.]

Adegan 2:

  • [Siti keluar dari dapur dengan mangkuk besar berisi adonan kue.]

Siti: (senyum) Anak-anak, ibu akan membuat kue cokelat kesukaanmu.

Joko: (menunjuk adonan) Ibu, bisakah aku mencicipinya sekarang?

Siti: (tersenyum) Tentu saja, sayang. Tapi jangan makan terlalu banyak atau kamu akan menjadi gajah!

  • [Semua tertawa.]

Adegan 3:

  • [Kiki, anjing mereka, masuk ke ruang tamu dengan sebuah topi pesta di kepalanya.]

Ani: (tertawa) Lihat Kiki, dia ingin merayakan ulang tahunnya!

  • [Semua keluarga mengelilingi Kiki dan merayakan ulang tahunnya dengan meniup lilin di kue cokelat.]

Budi: (sambil tersenyum) Ini adalah sirkus keluarga terbaik yang pernah ada!

  • [Semua anggota keluarga bersatu dalam tawa dan pelukan.]

Akhir

Drama ini adalah contoh singkat dari sebuah naskah drama komedi yang menggambarkan keceriaan dan kehangatan dalam sebuah keluarga.

2. Contoh Drama Komedi

Judul: “Lomba Bakat Sekolah”

Tokoh:

  • Andi (Siswa yang ingin menari)
  • Budi (Siswa yang ingin menyanyi)
  • Cici (Siswa yang ingin berakting)
  • Guru (Sebagai pengumum lomba bakat)

Setting: Aula Sekolah

  • [Adegan dimulai di sebuah aula sekolah yang dihiasi dengan panggung dan kursi penonton. Andi, Budi, dan Cici berdiri di belakang panggung, berbicara dengan gugup.]

Adegan 1:

Andi: (gugup) Aduh, aku sangat gugup, besok lomba bakat sekolah!

Budi: (setuju) Aku juga, Andi! Aku harus menyanyi di depan banyak orang.

Cici: (optimis) Hei, jangan khawatir, kalian berdua pasti akan luar biasa!

  • [Guru masuk ke panggung dengan senyum ramah.]

Guru: (mengumumkan) Selamat malam, semua orang! Besok adalah lomba bakat sekolah, siapa yang sudah siap?

Adegan 2:

Andi: (bersemangat) Aku akan menari tarian hip-hop yang hebat!

Budi: (senang) Dan aku akan menyanyikan lagu favoritku!

Cici: (percaya diri) Aku akan berakting dalam monolog lucu!

  • [Mereka berlatih bersama-sama di panggung.]

Adegan 3:

  • [Besoknya, di panggung lomba bakat sekolah.]

Andi: (mulai menari dengan energi) Mari kita mulai pesta ini!

  • [Andi menampilkan tarian hip-hop yang energetik, dan penonton bertepuk tangan.]

Budi: (menyanyi dengan indah) Inilah lagu yang ingin aku bagikan dengan kalian semua!

  • [Budi menyanyikan lagunya dengan penuh emosi, dan penonton bersorak.]

Cici: (berakting dengan lucu) Siapa bilang akting itu tidak lucu?

  • [Cici memainkan monolognya dengan penuh keceriaan, dan penonton tertawa.]

Akhir:

  • [Mereka semua kembali ke belakang panggung, dikelilingi oleh tepuk tangan dan sorakan penonton.]

Guru: (bangga) Kalian semua sangat luar biasa! Itu adalah pertunjukan yang luar biasa!

  • [Mereka semua berpelukan dan tersenyum dengan bahagia.]

Drama ini menggambarkan semangat dan keceriaan dalam persiapan serta penampilan di lomba bakat sekolah.

3. Contoh Drama Komedi

Judul: “Becak Dilarang Masuk!”

Daftar Pemain:

  • Tukang becak
  • Polisi
  • Penumpang 1
  • Penumpang 2

Alkisah, ada seorang tukang becak asal Madura yang dipergoki seorang polisi saat memasuki kawasan ‘Becak Dilarang Masuk!’.

Dengan santainya si tukang becak itu melintas di depan polisi sampai polisi datang meniup peluit.

Polisi: Apakah kamu tidak melihat gambar di sana? Becak tidak boleh masuk ke jalan ini, dengan nada tinggi sambil menunjuk rambu-rambu.

Tukang becak: Oh, iya saya lihat Pak Polisi. Tapi itu kan gambar becaknya kosong, tidak ada orangnya. Sementara becak saya kan ada orangnya, berarti boleh masuk.

Polisi: Bodoh! Apa kamu tidak bisa baca? Di bawah gambar itu kan ada tulisannya becak dilarang masuk!

Tukang becak: Memang tidak bisa baca saya, Pak. Kalau saya bisa baca, pasti saya bisa jadi polisi seperti Bapak, bukan jadi tukang becak seperti sekarang.

4. Drama Komedi

contoh drama komedi

sumber: shutterstock.com

Judul: “Mengejar Cita-Cita”

Ada dua anak yang bersahabat sejak kecil bernama Adi dan Anjas. Mereka selalu bersama, tetapi semenjak ayah Adi pindah bekerja mereka berdua pun terpisah. Pada suatu ketika tanpa disadari  mereka bertemu kembali.

Ketika bertemu, mereka berbincang-bincang perihal rencana  kuliah.

Anjas: “Adi,  rencananya kamu mau kuliah di mana?”

Adi: “Aku mau kuliah di PIP.”

Anjas: “Memangnya kamu mau pilih jurusan apa?”

Adi: “Pelayaran. Mau jadi kapten kapal dong hehehe. Hmm tap i…”

Anjas: “Kamu kenapa?”

Adi: “Tapi aku lemah dengan  pelajaran fisika.”

Anjas: “Duh jangan sedih dong, sudah enggak apa-apa. Kalau  kamu belajar lebih giat lagi kamu pasti bisa. Teruslah berusaha, jangan menyerah. Kejar cita-cita kamu. Eits! Tapi jangan lupa kalau sudah usaha, kita juga harus tetap berdoa.”

Adi: “Iya, terima kasih ya atas masukannya. asti aku bakal belajar lebih giat lagi.”

Anjas: “Nah gitu dong!”

Adi: “Kalau kamu? Mau kuliah dimana?”

Anjas: “Aku belum tau nih. Kira-kira menurut kamu di mana ya? Terus, jurusan apa?”

Adi: “Kalau menurut aku sih lebih baik kamu ikuti kata hati kamu aja. Pastinya yang sesuai dengan bakat dan minat kamu juga.”

Anjas: “Iya sih,  tapi masalahnya aku belum tau nih bakat aku di mana.”

Adi: “Ya, kalau menurut aku sih, soal bakat kamu sebaiknya minta pendapat ke orang lain. Misalnya, ke teman, guru, dan juga orang tua. Terus kalau kamu masih bingung juga, aku saranin kamu untuk minta petunjuk Tuhan Yang Maha Esa. Ya, dengan berdoa.

Anjas: “Wah makasih ya, Adi, atas pendapat dan saran kamu. Aku akan coba ikuti saran kamu. Oh iya, udah sore, nih. Aku pulang, ya. Makasih Adi.”

Adi: “Oh iya, oke, deh. Sama-sama. Makasih juga ya Anjas.”

Setelah perbincangan tadi, mereka berdua menjadi lebih giat belajar. Akhirnya, Anjas telah mengetahui bakat dan minatnya untuk melanjutkan kuliah. .

Waktu terus berlalu. Tidak terasa mereka berdua telah lulus ujian dan mereka pun ingin melanjutkan sekolah ke perguruan tinggi yang mereka inginkan. Berkat kegigihan yang dilakukan Adi dan Anjas, akhirnya mereka diterima di perguruan tinggi yang mereka impikan.

5. Contoh Drama Komedi

Judul: “Sepulang Sekolah”

Daftar Pemain:

  • Danu
  • Dina
  • Dita
  • Didi
  • Dadang

Siang itu lima sekawan yakni Danu, Dina, Dita, Didi, dan Dadang sepakat untuk mengerjakan tugas sepulang sekolah bersama.

Dita: Nanti kita kerjakan tugas di tempat biasa ya teman-teman.

Didi: Di balai desa atau di rumah Danu?

Dita: Di balai desa saja.

Dina: Baiklah teman-teman, kalau begitu saya pulang ganti baju dan makan dulu baru saya ke balai desa.

Setelah mereka semua pulang ke rumah masing-masing dan jam menunjukkan pukul empat sore, Dina, Dita, dan Didi segera berangkat menuju balai desa. Hanya Danu yang tidak berangkat karena sepulang sekolah ia tertidur pulas dan lupa jika sudah sepakat mengerjakan tugas.

*Sampai di balai desa*

Didi: Danu mana ya? Sudah hampir jam lima dia tak kunjung datang.

Dina: Jangan-jangan dia lupa jika sekarang kita akan mengerjakan tugas?

Dita: Atau mungkin dia mengira kalau kita akan mengerjakan tugas di rumahnya. Sebaiknya kita ke rumahnya mungkin dia sudah menunggu kita.

Dadang: Mungkin dia ada urusan tetapi lupa memberitahu kita. Kita tunggu saja di sini sembari menyelesaikan separuh tugas.

Mereka berempat mengerjakan tugas bersama terlebih dahulu sembari menunggu kedatangan Danu. Setelah jam tangan Dadang menunjukkan angka pukul 5:30 sore, terlihat dari jauh anak laki-laki terengah-engah berlari membawa tas.

Didi: Tuh kan, Danu baru kemari.

Dina: Eh.. iya. Tetapi kenapa dia berlari seperti dikejar hantu dan memakai seragam sekolah?

Danu: Teman-teman? Sedang apa kalian sepagi ini di balai desa? Apa kalian tidak takut terlambat ke sekolah?

Seketika Dita, Dina, Didi dan Dadang tertawa terbahak-bahak.

Dita: Ini masih sore, Danu. Pasti kamu baru bangun tidur kan?

Dina: Makanya Dan, kita dilarang tidur sampai hampir petang.

Wajah Danu memerah disertai rasa malu dan menyesal.

***

Semoga bermanfaat, ya.

Temukan beragam informasi menarik lainnya dengan mengikuti Rumah123 di Google News.

Kunjungi pula artikel.rumah123.com untuk menemukan berita ter-update seputar properti.

Pastikan juga membuka laman Rumah123.com untuk menemukan hunian impianmu.

Karena kami akan selalu #AdaBuatKamu dengan berbagai penawaran properti yang menarik!


Tag: , ,


Gadis Saktika

Content Writer

Gadis Saktika adalah Content Writer di 99 Group yang sudah berkarier sebagai penulis dan wartawan sejak tahun 2019. Lulusan Bahasa dan Sastra Indonesia UPI ini senang menulis tentang etnolinguistik, politik, HAM, gaya hidup, properti, dan arsitektur.
Selengkapnya

IKLAN

Tutup iklan
×

SCROLL UNTUK TERUS MEMBACA