Contoh Cerita Jenaka Singkat yang Menghibur. Bikin Ngakak!
Apakah kamu tahu apa yang dimaksud dengan cerita jenaka? Kalau belum, simak penjelasan dan contoh cerita jenaka melalui artikel ini, yuk!
Di dalam pelajaran bahasa Indonesia, ada beberapa teks cerita yang perlu kita pelajari.
Beberapa teks cerita yang umum dipelajari di antaranya adalah cerita fiksi, cerita anekdot, cerita, hingga cerita jenaka.
Dalam kesempatan kali ini, kita akan mengupas mengenai apa itu cerita jenaka dan seperti apa contohnya.
Berikut ini penjelasan dan contoh cerita jenaka!
Apa Itu Cerita Jenaka?
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), cerita jenaka adalah cerita penghibur yang membangkitkan tawa, jenaka, keriangan, atau sindiran.
Cerita jenaka termasuk dalam cerita fiksi atau dongeng yang mengisahkan kejadian lucu di masa lalu.
Berbeda dengan cerita lucu pada umumnya, cerita jenaka berkembang di masyarakat dan bisa dibilang sebagai bagian dari cerita rakyat.
Cerita jenaka tidak sekadar berfungsi untuk menghibur, tetapi juga menjadi media untuk untuk menyampaikan kritik seperti halnya cerita anekdot.
Ciri-Ciri Cerita Jenaka
Setiap jenis teks atau cerita dalam bahasa Indonesia memiliki ciri-cirinya sendiri.
Berikut ini ciri-ciri cerita jenaka yang perlu diketahui:
- Memiliki unsur humor yang mampu mengundang tawa
- Terdapat watak tokoh, misalnya si pintar, si cerdik, si dungu, dan sebagainya
- Isi keseluruhan ceritanya banyak menggambarkan kelucuan serta kebodohan watak utama melalui sifat dan tindakannya
- Antara perlakuan watak dan kejadian akan secara kebetulan mengubah nasib watak tertentu
- Dijadikan sebagai sarana hiburan
Contoh Cerita Jenaka Singkat
1. Contoh Cerita Jenaka Abu Nawas
Suatu ketika, Raja Harun Al-Rasyid memanggil Abu Nawas untuk menghadap ke istana karena Sang Raja ingin menguji Abu Nawas.
Sesampainya di hadapan Raja Harun, Sang Raja bertitah, “Ha, Abu Nawas. Aku menginginkan enam ekor lembu berjanggut yang pandai berbicara. Bisakah kau mendatangkannya dalam satu minggu? Jika gagal, aku akan memenggal kepalamu!”
“Baiklah Tuanku Syah Alam, hamba junjung tinggi titah Tuan,” jawab Abu Nawas.
Pada saat itu, semua orang di dalam istana berkata, “Mampuslah kau, Abu Nawas!”
Setelah itu, Abu Nawas memohon diri untuk pulang ke rumah. Sesampainya di rumah, ia duduk terdiam merenungkan keinginan Sang Raja.
Abu Nawas cukup lama larut dalam lamunannya dan tak kunjung keluar dari rumahnya.
Seminggu setelahnya, tepat pada batas hari akhir titah sang raja, Abu Nawas baru keluar.
Abu Nawas kemudian menuju kerumunan orang-orang seraya bertanya, “Hai, orang-orang muda, hari ini hari apa?”
Orang-orang yang menjawab benar akan ia lepaskan, sedangkan yang menjawab salah akan ia tahan.
Namun, ternyata tidak ada satu pun orang yang menjawab dengan benar.
Alhasil, Abu Nawas pun marah kepada mereka.
“Begitu saja kok, tidak bisa menjawab. Kalau begitu, mari kita menghadap raja untuk mencari tahu kebenaran yang sesungguhnya,” kata Abu Nawas.
Esok harinya, Istana dipenuhi oleh warga yang ingin mengetahui apakah Abu Nawas sanggup membawa enam ekor lembu berjenggot atau tidak.
Di hadapan raja, Abu Nawas pun menghaturkan sembah dan duduk dengan khidmat.
Sang Raja berkata, “Hai, Abu Nawas, mana enam lembu berjanggut yang pandai bicara itu?”.
“Inilah mereka, Tuanku Syah Alam,” jawab Abu Nawas sembari menunjuk enam orang yang dibawanya.
“Hai, Abu Nawas, apa yang kau tunjukkan kepadaku itu?”
“Ya, Tuanku Syah Alam. Tanyalah kepada mereka hari apa sekarang.”
Raja pun bertanya, tetapi keenam orang tersebut memiliki jawaban yang berbeda-beda.
“Jika mereka manusia, tentunya tahu hari ini hari apa. Apalagi jika tuanku menanyakan hari yang lain, tambah pusinglah mereka. Manusia atau hewan ka mereka ini? Inilah lembu berjanggut yang pandai bicara itu, Tuanku.”.
Raja heran melihat Abu Nawas yang sangat pandai melepaskan diri dari ancaman hukuman.
Akhirnya Sang Raja melepaskan Abu Nawas sembari memberinya hadiah sebesar 5.000 dinar.
2. Contoh Cerita Jenaka Si Kabayan
Si Kabayan bersama dengan istrinya pergi ke Gunung Gede untuk berdoa, berpuasa, dan bermeditasi.
Mereka melakukan hal itu dengan harapan agar keinginannya untuk menjadi kaya dapat dikabulkan.
Suatu hari, ketika mereka bermeditasi, datanglah seorang dewa yang menampakkan dirinya.
“Kabayan,” panggil dewa tersebut.
“Aku akan mengabulkan dua permintaanmu. Ingat, hanya dua. Bicaralah dengan istrimu sebelum kamu membuat permintaan tersebut.”
Kabayan dan sang istri pun saling berdiskusi untuk menentukan apa yang mereka inginkan.
Namun sayang, keduanya tidak mencapai kesepakatan.
Kabayan mengharap banyak uang, sedangkan sang istri mengharap pasokan beras berlimpah.
Kabayan yang tengah jengkel tak berpikir panjang dan berkata, “Saya harap dewa mengubahmu menjadi monyet!”
Permintaan Kabayan langsung dikabulkan dan istrinya pun berubah menjadi seekor monyet.
Ia sangat menyesal dan berharap istrinya kembali ke wujudnya semula.
Keinginan tersebut juga dikabulkan oleh sang dewa.
Sang dewa tak lagi dapat mengabulkan permintaan. Kabayan dan istrinya tetap hidup miskin.
***
Itulah penjelasan dan contoh cerita jenaka yang perlu kamu ketahui.
Simak artikel informatif lainnya hanya di artikel.rumah123.com.
Ikuti Rumah123 di Google News agar tidak ketinggalan informasi.
Kalau sedang mencari hunian, dapatkan rekomendasi terbaiknya di Rumah123.com.
Menemukan hunian impian kini jadi lebih mudah karena kami selalu #AdaBuatKamu.