Ciputra dan Warisan Konsep Kota Satelit di Indonesia, Gagasannya Sempat Ditertawakan Pejabat
Konglomerat properti Ciputra tutup usia. Ia telah meninggalkan warisan berupa konsep kota satelit atau kota mandiri yang baru di Indonesia.
Ia meninggal di Singapura pada Rabu, 27 November 2019 pukul 01.05 waktu setempat.
Pria yang akrab disapa Pak Ci ini meninggal pada usia 88 tahun. Jenazah almarhum akan dibawa ke Jakarta. Ciputra akan dimakamkan di Jakarta.
Dia lahir di Parigi, Sulawesi Tengah pada 24 Agustus 1931. Ciputra merupakan salah satu konglomerat properti terkemuka di Indonesia.
Menurut majalah bisnis ternama Forbes, Ciputra memiliki kekayaan hingga US 1,1 miliar.
Ia menghabiskan masa kecilnya di Parigi. Setelah itu, dia sempat bersekolah di Manado, Sulawesi Utara. Setelah itu, dia pindah ke Jawa.
Dia menyelesaikan kuliah arsitektur di Institut Teknologi Bandung di Bandung, Jawa Barat pada 1960. Dia menikah dengan Dian Sumeler dan dikaruniai empat orang anak.
Ciputra Mendirikan Tiga Perusahaan Pengembang
Ia sempat terlibat aktif dalam tiga perusahaan pengembang. Dia mendirikan Pembangunan Jaya pada 1961.
Perusahaan ini merupakan korporasi patungan dengan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. Salah satu proyek ikoniknya adalah Taman Impian Jaya Ancol.
Pada 1971, Ciputra mendirikan Metropolitan Group. Perusahaan pengembang memiliki proyek Pondok Indah dan Puri Indah.
Dia mendirikan bisnis keluarga pada 1981 yaitu Ciputra Group. Ciputra Group menjadi salah satu perusahaan pengembang terkemuka di Indonesia. Proyek propertinya terkenal dengan nama depan Citra.
Bisnis properti Ciputra telah berjalan selama 38 tahun. Ciputra Group sempat terkena imbas krisis ekonomi pada 1998.
Perusahaan memiliki utang hingga ratusan juta dollar AS. Ia terpaksa menutup beberapa unit usaha serta melepas kepemilikan saham termasuk di Bumi Serpong Damai.
Selain bisnis, ia juga aktif dalam dunia pendidikan dan seni budaya. Dia ikut membiayai klub bulu tangkis Jaya Raya, mendirikan Universitas Ciputra, dan lainnya.
Gagasan Ciputra Tentang Kota Satelit Atau Kota Mandiri
Dalam bukunya The Passion of My Life, Ciputra sempat berkisah mengenai gagasan dia membuat kota satelit atau kota mandiri di kawasan penyangga Jakarta.
Dia sudah memiliki firasat pada era 1970-an kalau Jakarta akan memiliki jumlah penduduk yang padat.
Ibu kota akan semakin sesak. Jakarta akan dipenuhi oleh apartemen. Dia pun terpikir untuk membuat kota satelit.
Seperti dikutip oleh situs berita online CNBCIndonesia.com, gagasannya untuk membangun kawasan Pondok Indah mendapatkan cibiran dari pejabat Tata Kota Jakarta.
Pejabat ini merisak Ciputra bahwa membangun kota satelit di pinggiran Jakarta adalah suatu hal yang mustahil. Ciputra juga membangun Bintaro Jaya lewat Pembangunan Jaya.
By the way, Ciputra menemukan lahan di Pondok Indah dan Bintaro Jaya saat menemani temannya saat membeli tanah di Kelurahan Bintaro. Saat itu, kawasan Bintaro ditempuh selama satu jam perjalanan.
Ia sudah membayangkan kalau kota satelit Jakarta berada di kawasan yang luas. Area yang penuh pepohonan.
Langkah Pak Ci ini kemudian diikuti oleh sejumlah perusahaan pengembang lainnya.
Siapa menyangka kalau kebun karet dan sawah di kawasan pinggiran Jakarta bisa diubah oleh Ciputra menjadi salah satu perumahan elit di Jakarta, Pondok Indah.
Jangan lupa membaca artikel Rumah123.com untuk mendapatkan berita, tips, atau panduan yang menarik mengenai properti, desain, hukum, hingga gaya hidup.
Laman ini juga memudahkan bagi para pencari properti, penjual properti, hingga sekadar mengetahui informasi, karena Rumah123.com memang #AdaBuat Kamu.
Saatnya kamu memilih dan mencari properti terbaik untuk tempat tinggal atau investasi properti, hanya di Rumah123.com dan 99.co.