11 Contoh Cerita Fabel Singkat Beserta Pesan Moralnya tentang Kehidupan
Fabel adalah kisah para hewan yang bertingkah seperti manusia dan kaya pesan moral. Yuk, simak contoh cerita fabel pada ulasan berikut ini.
Banyak anak kecil menyukai cerita. Nah, salah satu cerita yang paling digemari anak adalah cerita fabel atau lakon hewan.
Cerita fabel adalah contoh cerita tentang tokoh hewan yang hidup selayaknya manusia.
Jadi, jenis cerita fiksi yang tokoh hewan digambarkan berwatak manusia adalah fabel.
Biasanya, dalam cerita anak ini terselip pesan moral dengan penyampaian lebih sederhana.
Beberapa contoh cerita fabel yang sangat populer, yaitu seperti cerita si Kancil, Kura-kura, Monyet yang rakus, atau kisah Tiga Babi Kecil.
Bagi kamu yang ingin membacakan cerita hewan untuk anak, adik, atau keponakan, yuk lihat contoh cerita fabel dan lainnya pada ulasan berikut ini!
Apa itu Cerita Fabel?
Bagi kamu yang penasaran dengan apa yang dimaksud dengan cerita fabel, berikut penjelasannya.
Kata fabel sendiri merupakan padanan dari bahasa latin yaitu fabulat yang artinya dongeng anak.
Sedangkan berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), fabel adalah cerita yang menggambarkan watak dan budi manusia yang pelakunya diperankan oleh binatang (berisi pendidikan moral dan budi pekerti).
Nantinya, dalam kisah hewan akan berperilaku layaknya manusia mulai dari cara berbicara, berpikir, dan berpakaian.
Menariknya, ternyata fabel tidak hanya karya fiksi atau rekaan belaka, melainkan sebuah karya sastra prosa.
Contoh fabel adalah sebuah karya representasi dari kehidupan nyata yang diimplementasikan berbeda, salah satunya menjadi bentuk hewan.
Berikut sejumlah ciri-ciri cerita fabel yang perlu kamu ketahui, di antaranya:
- Tokoh utama dalam cerita berupa hewan atau binatang.
- Alur cerita pendek dan sederhana.
- Tokoh utama bertingkah seperti manusia mulai dari berbicara dan berpikir.
- Kisah fabel menunjukkan berbagai kejadian dengan sifat sebab akibat.
- Kisah atau konflik diambil dari kehidupan sehari-hari.
- Latar tempat yang digunakan dalam kisah fabel adalah latar alam.
- Gaya cerita secara lisan.
- Bahasanya mudah dipahami.
- Mengkritisi sifat manusia, diskriminasi kaum lemah, dan keadaan sekitar.
- Memiliki pesan moral di setiap ceritanya.
10 Contoh Cerita Fabel yang Penuh Pesan Moral
1. Contoh Cerita Fabel tentang Gajah yang Baik Hati
Siang hari itu suasana di hutan sangat terik. Tempat tinggal si Kancil, Gajah, dan hewan lainnya seakan terbakar. Kancil kehausan sambil terus berjalan mencari air.
Lalu, di tengah perjalanan dia melihat kolam air yang sangat jernih. Tanpa pikir panjang dia langsung terjun ke dalam kolam. Tindakan Kancil sangat ceroboh, dia tidak berpikir bagaimana cara ke atas. Beberapa kali Kancil mencoba untuk memanjat, tetapi ia tidak bisa sampai ke atas. Si Kancil tidak bisa berbuat apa-apa. Ia hanya berteriak meminta tolong.
Teriakan si Kancil ternyata terdengar oleh si Gajah yang kebetulan melewati tempat itu. ‘’Hai, siapa yang ada di kolam itu?’’
‘’Aku … Si Kancil, sahabatmu.’’
Kancil terdiam sesaat, mencari akal agar Gajah mau menolongnya, “Tolong aku mengangkat ikan ini.’’
“Yang benar kau mendapat ikan?’’
“Benar … benar! Aku mendapatkan ikan yang sangat besar.’’
Gajah berpikir sejenak. Bisa saja ia turun ke bawah dengan mudah tetapi bagaimana jika naiknya nanti.
“Kau mau memanfaatkanku ya, Cil? Kau akan menipuku untuk kepentingan dan keselamatanmu?’’ tanya Gajah.
Kancil hanya terdiam, “Sekali-kali kamu harus diberi pelajaran,’’ kata Gajah sambil meninggalkan tempat itu. Gajah tidak mendengarkan teriakan Kancil yang mulai putus asa.
Semakin lama berada di tempat itu, Kancil mulai merasa kedinginan. Hingga menjelang sore tidak ada seekor binatang yang mendengar teriakannya.
“Aduh gawat! Aku benar-benar akan kaku di tempat ini,” dia berpikir apakah ini karma karena dia sering menjahili teman-temannya.
Tidak lama kemudian, tiba-tiba Gajah muncul kembali.. Kancil meminta tolong kembali.
“Tolong aku, aku berjanji tidak akan jail lagi.”
“Janji?” Gajah menekankan.
“Sekarang apakah kamu sudah sadar? Dan akan berjanji tidak akan menipu, jahil, iseng dan merugikan binatang lain?’’
“Benar Pak Gajah, saya benar-benar berjanji.’’ Gajah menjulurkan belalainya yang panjang untuk menangkap Kancil dan mengangkatnya ke atas.
“Terima kasih, Pak Gajah! Saya tidak akan pernah melupakan kebaikanmu ini” ujar kancil saat sudah sampai di atas.
Sejak itu, Kancil menjadi binatang yang sangat baik dan tidak pernah berbuat iseng lagi. Kancil sadar dia harus berhati-hati dalam bertindak agar tidak celaka. Jika bertindak hati-hati, kita akan selamat dan bisa menyelamatkan orang lain.
Pesan moral: Berhati-hati dalam semua tindakan agar terhindar dari mara bahaya. Dengan berhati-hati kamu dapat selamat dan menyelamatkan orang lain.
2. Contoh Cerita Fabel Singkat Bergambar
Fabel bergambar di atas menceritakan tentang kecerdikan ayam jantan yang hampir saja dimakan rubah.
Pada awalnya, rubah menipu ayam jantan dengan kecerdikannya merayu sang ayam. Namun di akhir cerita, sang rubah justru tertipu kembali oleh ayam.
Pesan moral: Jangan sombong dengan kecerdikan yang kamu miliki. Gunakan akal cerdik kamu untuk hal yang positif agar tidak celaka.
3. Contoh Cerita Fabel Singkat 1 Paragraf
Contoh Cerita Fabel tentang Tiga Babi Kecil
Cerita ini mengisahkan tentang babi-babi yang tidak mendengarkan nasihat induknya. Mereka juga ceroboh dan membangun rumah yang tidak stabil. Sikap tidak mau mendengarkan nasihat induk pun membuat nyawa ketiganya berada di ujung tanduk karena dikejar serigala.
Pesan moral: Melakukan pekerjaan harus konsisten dan perlu motivasi tinggi.
4. Contoh Cerita Fabel Singkat
Cerita Fabel Hewan tentang Kancil dan Buaya
Dikisahkan pada suatu hari yang terik kancil merasa haus dan kelaparan setelah seharian tak menemukan makanan. Lalu, ia tiba di suatu sungai yang airnya cukup dalam dan arusnya deras.
Kancil melihat ada tanaman mentimun sedang berbuah dan berniat mengambilnya di seberang sungai.
Namun tiba-tiba datang seekor buaya, yang menghadang dan berniat memakannya. Kancil pun mundur ketakutan, tapi rasa laparnya makin menyiksanya. Sehingga ia pun berpikir keras. Kancil punya ide dan berkata kepada buaya.
“Apakah kamu sedang lapar wahai buaya?” kata Kancil.
Buaya menjawab, “Aku tidak terlalu lapar karena habis memangsa ular. Namun kamu bisa jadi cemilanku.”
Lalu kancil punya ide cemerlang dan mengatakan bahwa dia saat ini sedang lapar dan tubuhnya kurus kering.
“Aku sangat lapar saat ini dan tubuhku kurus kering karena kelaparan,” ujarnya.
Kancil pun meminta bantuan buaya untuk menyeberang dengan menaiki badan buaya.
Setelah makan timun, Kancil berkata akan menyerahkan dirinya kepada buaya untuk camilan.
Kancil pun meminta buaya untuk mengajak temannya berjajar sebagai jembatan untuk dia sampai ke seberang.
Setelah buaya berbaris, kelinci pun berjalan sangat cepat hingga sampai ke seberang.
Saat sampai Kancil berkata agar para buaya menunggu di sungai sambil berendam menyejukkan diri di dinginnya air sungai.
Sementara ia akan menyantap mentimun segar yang ada terlebih dulu agar badannya bisa segera membesar.
Sang kancil pun lalu memakan mentimun dan setelah selesai dia berkata lagi kepada buaya.
“Sepertinya akan membutuhkan waktu lama agar tubuhku membesar. Kalian tunggulah beberapa waktu lagi, aku akan mencari makanan lain agar tubuhku cepat besar.”
Kancil pun kemudian berlari meninggalkan sungai dan para buaya tersebut dengan aman.
Pesan moral: Cerita pendek ini mengajarkan agar kita sebaiknya menggunakan kecerdasan untuk melakukan kebaikan agar orang tidak hanya terperdaya melainkan segan dan menghormati kita.
5. Cerita Fabel Pendek dan Singkat 1 Paragraf
Contoh Cerita Fabel Hewan tentang Kelinci dan Kura-kura
Cerita ini mengisahkan seekor kelinci yang bisa berlari dengan sangat cepat.
Suatu hari kelinci melihat kura-kura yang berjalan sangat lambat. Kelinci pun menertawakannya.
Kura-kura merasa tidak terima dan mengajak kelinci untuk berlomba lari.
Lalu tibalah di hari perlombaan, kelinci dan kura-kura mulai berlari dan menunjukkan kecepatannya.
Sayangnya, kura-kura jauh tertinggal di belakang. Kelinci yang melihat itu kemudian tertawa dan beristirahat sambil menunggu kura-kura.
Namun, rupanya kelinci justru merasa mengantuk dan tertidur di bawah pohon. Kura-kura yang melihat itu tentu saja tidak menyia-nyiakan kesempatan.
Kura-kura berlari secara perlahan dan mendekati garis finis. Saat sedikit lagi sampai, kelinci terbangun.
Kelinci pun berlari kencang untuk mengalahkan kura-kura, tapi sayangnya usaha itu gagal. Kura-kura menjadi pemenangnya.
Pesan moral: Sehebat apa pun kemampuan yang kita miliki, kita tidak boleh sombong dan meremehkan orang lain. Setiap manusia pasti memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing.
6. Cerita Fabel Singkat 2 Paragraf
Cerita Fabel Hewan tentang Belalang Sembah
Pada suatu hari di sebuah kebun anggur, keluarga Semut membuat sarang untuk digunakan menjelang musim dingin dan menyimpan makanan. Berbeda semut, Belalang Sembah hanya berlatih menari setiap hari dan lupa untuk mengumpulkan cadangan makanan. Suatu hari sang Belalang Sembah menari di dekat sarang Semut. Dia menari dengan sangat anggun, tetapi semut tidak menghiraukan tarian itu. Sang Belalang yang sedang menari heran melihat semut membawa banyak makanan ke sarangnya.
Musim dingin tiba. Belalang yang belum sempat mengumpulkan makanan akhirnya lemas kelaparan dan meminta makanan kepada semut. Semut pun tidak tega dan memberikan makanannya kepada Belalang. Belalang pun kembali bugar dan dia berjanji untuk dapat mengelola waktu dengan baik sehingga tidak berakibat buruk. Masa depan adalah milik setiap orang. Maka setiap orang perlu menyiapkan masa depannya dengan berusaha. Bukan hanya menikmati kesenangan di masa sekarang tanpa memikirkan masa depan.
Pesan Moral: Mengelola waktu dengan baik akan membantu kamu mempersiapkan masa depan. Jangan menyia-nyiakan waktu hanya untuk bersenang-senang sesaat.
7. Contoh Cerita Fabel Singkat
Contoh Cerita Hewan tentang Cici dan Serigala
Sore itu tiga kelinci kecil, Cici, Pusi, dan Upi bermain bersama di hutan. Tiba-tiba Cici melihat sesuatu tergeletak dalam bungkus plastik.
“Hai Teman-teman … lihatlah! Cici berteriak sambil menunjuk ke arah bungkusan plastik. “Wah … makanan teman-teman.” teriak Upi. “Asyik! sore ini kita makan enak.” Pusi bersorak kegirangan. Cici mengambil kue itu, membuka bungkusnya dan tercium aroma harum dari kue itu. Tiba-tiba muncul niat liciknya.
“Ah … kue ini pasti nikmat sekali apalagi jika ku makan sendiri tanpa berbagi dengan mereka,” gumamnya dalam hati.
“Teman-teman sepertinya kue ini bekal Pak Tukang Kayu yang sering ke hutan ini, mungkin dia baru saja ke sini dan belum pergi terlalu jauh. bagaimana jika kususulkan kue ini, bukankah menolong orang juga perbuatan mulia?” Cici meyakinkan temannya.
Raut kecewa tergambar di wajah Upi dan Pusi, mereka gagal makan kue yang beraroma lezat itu. Cici berlari menjauhi temannya dan memakan kue itu sendiri. Tiba-tiba … buukk!! “Aaahhgg … tolooong …” Cici menjerit keras.
Seekor Serigala muncul dari balik semak dan langsung menerkam tubuh mungil Cici. Cici pun menangis dan terus berteriak minta tolong. Cici pun memutar otak mencari cara, bagaimana agar ia bisa bebas dari cengkeraman Serigala itu. Akhirnya, ia mendapatkan ide.
“Pak serigala, aku punya dua teman di sana. Bagaimana jika mereka kujemput ke sini, supaya kamu dapat makan lebih banyak lagi?” Cici berusaha mengelabui Serigala itu.
“Baiklah, segera panggil mereka, tapi aku harus ikut di belakangmu,” jawab Serigala. “Pelan-pelan saja ya, jalanmu, supaya mereka tidak mendengar langkah kakimu. Aku khawatir mereka akan lari ketakutan.”
Cici pun berlari ke arah teman-temannya yang ditinggalkan tadi. Sementara Serigala mengikutinya dengan langkah pelan. Menyadari hal itu, Cici berlari sekuat tenaga sambil sesekali memanggil temannya.
“Ups …!” kaki Cici tiba-tiba terasa ada yang menarik. Ia pun menjerit dan bahkan tidak berani membuka mata.
“Jangan Pak Serigala … jangan makan aku, ampuni aku..”
“Sst … ini aku Ci, bukalah matamu, ini Upi dan Pusi.”
“Ayo cepat Ci!” dengan rasa kebersamaan mereka pun akhirnya selamat. Napas mereka tersengal-sengal, keringat mereka bercucuran. Cici menangis tersedu-sedu.
“Hik … hik … maafkan aku teman-teman, aku bersalah pada kalian. Aku telah berbohong.” Cici akhirnya menceritakan kejadian yang sebenarnya.
Temannya tidak marah apalagi membencinya. Cici pun berjanji tidak akan mengulanginya lagi.
“Sudahlah Cici, kami memaafkanmu,” kata Pusi dengan bijak. “Terima kasih kawan, aku janji tidak akan mengulanginya lagi,” jawab Cici dengan tulus.
8. Contoh Cerita Fabel Hewan
Contoh Cerita Fabel Pendek tentang Bebek Buruk Rupa
Dikisahkan seorang petani memiliki seekor bebek. Bebek ini melahirkan sepuluh telur dan semuanya menetas.
Namun, dari sepuluh bebek, ada satu yang wajahnya berbeda dari sang induk. Bentuknya lebih besar dan warnanya abu-abu.
Setiap hari, bebek abu-abu ini harus hidup menderita karena diolok-olok bebek-bebek lain. Karena sedih, bebek ini pun meninggalkan peternakan dan lari ke sungai dan bertemu dengan angsa putih yang sangat cantik.
Bebek ini berusaha tidak menghiraukan angsa itu karena terlalu sedih diejek bebek lain. Saat berlari menyeberangi sungai, dia tanpa sengaja melihat bayangannya sendiri di air sungai.
Betapa terkejutnya bebek ini, ternyata wajahnya kini berubah menjadi angsa yang cantik. Ia baru menyadari kalau selama ini dirinya bukanlah itik jelek, tapi angsa yang cantik.
Dari cerita ini, si Kecil dapat belajar percaya diri. Penampilan bukanlah segalanya, yang penting kita saling menghargai perbedaan ya.
9. Cerita Fabel Hewan
Kuda Berkulit Harimau
Seekor Kuda sedang berjalan dari sebuah ladang gandum menuju sebuah hutan yang lebat. Kuda itu telah puas memakan gandum yang ada di ladang itu. Dia tampak gembira karena tidak ada petani gandum yang menjaga ladangnya.
Ketika dia menuju hutan lebat, di tengah jalan Kuda itu melihat sesuatu, “Itu seperti kulit Harimau,” gumam Kuda itu. Kuda itu lalu mendekatinya dan ternyata memang benar apa yang dilihatnya adalah kulit Harimau yang tak sengaja ditinggalkan oleh para pemburu Harimau.
Kuda itu mencoba memakai kulit Harimau itu, “Wah, kebetulan sekali, kulit Harimau ini sangat pas di tubuhku. Apa yang akan kulakukan dengannya, ya?”
Terlintaslah di benak Kuda itu untuk menakuti binatang-binatang hutan yang melewati dirinya. “Aku harus segera bersembunyi. Tempat itu harus gelap dan sering dilalui oleh binatang hutan. Di mana ya?” tanya Kuda dalam hati sambil mencari tempat yang cocok.
Akhirnya, dia menemukan semak-semak yang cukup gelap untuk bersembunyi, lalu masuk ke dalamnya dengan menggunakan kulit Harimau. Tak lama kemudian, beberapa Domba gunung berjalan ke arahnya. Kuda itu menggumam bahwa Domba-domba itu cocok dijadikan sasaran empuk kejahilannya.
Ketika Domba-domba itu melewatinya, Kuda itu meloncat ke arah mereka sehingga sontak Domba-domba itu kalang-kabut melarikan diri. Mereka takut dengan kulit Harimau yang dikenakan Kuda itu. “Tolong, ada Harimau! Lari, cepat lari!” teriak salah satu Domba. Kuda itu tertawa terbahak-bahak melihat Domba-domba itu pontang-panting berlari.
Setelah itu, Kuda segera kembali bersembunyi di dalam semak-semak. Dia menunggu hewan lain datang melewati semak-semak itu. “Ah, ada Tapir menuju kemari, tapi lambat betul geraknya. Biarlah, aku jadi bisa lebih lama bersiap-siap melompat!” kata Kuda itu dalam hati.
Tibalah saat Kuda itu meloncat ke arah Tapir itu, ia terkejut dan lari tunggang-langgang menjauhi Kuda yang memakai kulit Harimau itu. Kuda itu kembali ke semak-semak sambil bersorak penuh kemenangan di dalam hatinya.
Kali ini, Kuda itu menunggu lebih lama dari biasanya, tetapi hal itu tidak membuatnya bosan. Tiba-tiba, seekor Kucing Hutan berlari sambil membawa seekor Tikus di mulutnya. Kucing itu tidak melewati semak-semak, Kucing Hutan itu duduk menyantap Tikus yang ia tangkap di dekat pohon besar.
“Ah, ternyata Kucing itu tidak melewati semak-semak ini. Biarlah aku membuatnya kaget di sana,” kata Kuda itu dalam hati. Kuda itu pun keluar dari semak-semak dan berjalan hati-hati mendekati Kucing Hutan.
Saat jaraknya sudah sangat dekat dengan Kucing Hutan, Kuda itu mengaum seperti halnya seekor Harimau, tetapi dia tidak sadar bahwa bukannya mengaum, dia malah meringkik. Mendengar suara itu, Kucing Hutan menoleh ke belakang dan melihat seekor Kuda berkulit Harimau.
Sesaat, Kucing Hutan itu siap-siap mengambil langkah seribu, tetapi ia malah tertawa terbahak-bahak sembari berkata, “Saat aku melihatmu memakai kulit Harimau itu, aku pasti akan lari ketakutan, tapi rupanya suaramu itu ringkikan Kuda, jadi aku tidak takut, hahaha!”
Kucing Hutan itu juga berkata kepada Kuda bahwa sampai kapan pun, suara ringkiknya tidak akan bisa berubah jadi auman.
“Kuda Berkulit Harimau” itu melambangkan bahwa sepandai-pandainya orang berpura-pura, suatu saat akan terbongkar juga kepura-puraannya itu. Kejujuran merupakan sikap yang paling indah di dunia ini.
Pesan Moral: Kejujuran adalah sikap utama yang harus dimiliki oleh seorang manusia. Tidak baik seseorang menjalani hidup dengan banyak berpura-pura.
10. Cerita Fabel Pendek
Kisah Dua Kambing
Suatu hari yang menyenangkan, dua ekor kambing terlihat mencoba menyeberangi jembatan yang sudah rapuh dan sempit. Kedua kambing ini ingin menyeberangi jembatan, namun tak ada yang mau mengalah.
Keduanya tidak ada yang mau memberi jalan untuk yang lain dan terus bertengkar. Tanpa disadari mereka sudah berjalan sampai ke tengah jembatan.
Saat mereka bertengkar dan mencoba untuk menyerobot satu sama lain, jembatan itu goyah dan ambruk. Kedua kambing itu pun jatuh ke sungai bersamaan.
Dari kisah dua kambing ini, anak bisa mengambil pesan moral yang positif. Mereka dapat belajar bahwa lebih baik mengalah daripada mengalami kemalangan karena sikap keras kepala.
11. Contoh Cerita Fabel Singkat
Kepiting dan Gajah
Dahulu kala, ada sebuah danau besar di Himalaya, di mana terdapat seekor Kepiting emas yang besar. Karena dia tinggal di sana, tempat itu dikenal sebagai Tarn Kepiting [Danau Kepiting].
Kepiting itu sangat besar, bulat sebesar lantai pengirikan; ia akan menangkap gajah, dan membunuh serta memakannya, dan karena takut akan hal itu, gajah tidak berani turun dan menjelajah di sana.
Ada pasangan gajah, pemimpin kawanan, yang hidup keras di tepi Danau Kepiting itu. Ibu gajah sedang hamil. Sang ibu, agar aman sampai kelahirannya, mencari tempat lain di gunung, dan di sana dia melahirkan seorang putra, yang pada waktunya tumbuh, besar dan perkasa, makmur, seperti gunung ungu collyrium.
Anak gajah itu memutuskan untuk menangkap Kepiting itu. Mengusulkan kepada ayahnya untuk pergi dan menangkap Kepiting.
“Kamu tidak akan bisa melakukan itu, anakku,” kata ayah gajah.
Tetapi dia memohon kepada ayahnya berulang kali untuk memberinya izin, sampai akhirnya ayahnya berkata, “Baiklah, kamu boleh mencobanya.”
Jadi Gajah muda mengumpulkan semua gajah di tepi Danau Kepiting, dan membawa mereka ke dekat danau. “Apakah Kepiting menangkap mereka ketika mereka turun, atau saat mereka sedang makan, atau ketika mereka naik lagi?”
Mereka menjawab, “Ketika binatang-binatang itu muncul lagi.”
“Kalau begitu,” katanya, “Apakah kalian semua turun ke danau dan makan apa pun yang kalian lihat, dan naik lebih dulu; saya akan mengikuti yang terakhir di belakang kalian.” Dan begitulah yang mereka lakukan.
Kemudian Kepiting, melihat gajah muda muncul terakhir, menjepit kakinya dengan cakarnya, seperti seorang pandai besi yang mencengkeram sebongkah besi dengan penjepit besar. Orang tua gajah tidak meninggalkannya, tetapi berdiri di sana dekat dengannya.
Gajah muda itu menarik Kepiting, tetapi tidak bisa membuatnya bergeming. Kemudian Kepiting menarik, dan menariknya. Gajah mengaum dan mengaum; Mendengar itu semua gajah lain, lari ketakutan.
Ibu gajah yang melihat anaknya dijepit segera menyanyi dengan suara yang sangat merdu. Akibatnya, Kepiting terpesona dengan suara induk gajah itu, dan melupakan cengkeramannya dari kaki Gajah, dan tidak curiga apa yang akan dia lakukan ketika dia melepaskan kaki gajah.
Kemudian Gajah mengangkat kakinya, dan menginjak punggung Kepiting; dan seketika mata kepiting mulai keluar.
Gajah berteriak-teriak gembira. Semua gajah lainnya berlari mendekat, menarik Kepiting dan meletakkannya di tanah, dan menginjak-injaknya hingga menjadi daging cincang. Kedua cakar kepiting patah dari tubuhnya tergeletak terpisah.
Kemudian kedua cakar ini diangkat dan diapungkan di sepanjang Sungai Gangga. Salah satunya mencapai laut; yang lain ditemukan oleh sepuluh saudara kerajaan saat bermain di air, dan mereka mengambilnya dan membuat gendang kecil yang disebut Anaka darinya.
FAQ
1. Apa itu cerita fabel?
Menurut situs Kemdikbud, fabel adalah cerita pendek berupa dongeng yang menggambarkan watak dan budi pekerti manusia yang diibaratkan pada binatang.
2. Apa saja judul dongeng fabel?
Ada banyak contoh cerita fabel yang memiliki pesan moral yang baik, di antaranya:
- Kisah Kancil dan Buaya.
- Tupai yang Sombong.
- Kura-Kura dan Sepasang Itik.
- Kisah Kera dan Ayam.
- Burung Gagak dan Sebuah Kendi.
- Anjing dan Bayangannya.
3. Ciri-ciri cerita fabel?
Ciri teks fabel yang perlu kamu ketahui, di antaranya:
- Bersifat fiksi atau tidak nyata.
- Bagian pendahuluan biasanya langsung to the point dan singkat.
- Tokoh yang diperankan adalah para binatang.
- Watak para tokoh yang digambarkan dalam teks, ada yang baik dan jahat.
***
Itulah contoh cerita fabel singkat yang menarik dan kaya akan pesan moral untuk kehidupan anak.
Baca artikel informatif lainnya hanya di artikel.rumah123.com.
Agar tak ketinggalan informasi, ikuti dan baca Google News Rumah123.
Bingung mencari hunian yang nyaman? Dapatkan rekomendasi terbaiknya hanya di Rumah123 karena #SemuaAdaDisini.
Punya pertanyaan soal rumah atau apartemen? Yuk, ngobrolin properti di Teras123!