Rusunawa Rendah Karbon Potensial untuk Dikembangkan di Indonesia. Bisa Kurangi Konsumsi Energi 30 Persen!
Rumah Susun Sederhana alias Rusunawa rendah karbon disinyalir bisa dikembangkan di Indonesia. Nantinya, hunian ini dapat mengurangi konsumsi energi lebih dari 30 persen secara tahunan.
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) lewat Direktorat Jenderal Cipta Karya mengungkapkan bahwa rusunawa rendah karbon seperti yang ada di Tegal, Jawa Tengah, sangat potensial diaplikasikan di seluruh Indonesia.
Sebagai informasi, pembangunan rusunawa di Tegal merupakan pilot project untuk mendukung Paris agreement tahun 2030.
Rusunawa tersebut dibangun dalam waktu lima tahun ke depan yang berfokus pada rusun untuk kelas menengah ke bawah.
“Desain pasif pada bangunan dapat diterapkan untuk wilayah Indonesia yang beriklim panas dan lembap melalui purwarupa rumah susun sederhana sewa rendah karbon di Tegal, Jawa Tengah,” ucap Diana Kusumastuti selaku Direktur Jenderal Cipta Karya sebagaimana dikutip medcom.id.
Lebih lanjut, Diana juga memaparkan bahwa fitur desain pasif yang dimaksud meliputi orientasi bangunan, shading device, hingga strategi ventilasi pada purwarupa rusunawa Tegal yang dikembangkan berdasarkan iklim wilayah di daerah tersebut.
Adanya Fitur Teknologi Baru
Selain itu, rencana rusunawa rendah karbon ini pun akan dilengkapi dengan sederet fitur teknologi baru.
Teknologi tersebut antara lain phase change material, material insulasi, dan jendela.
Diharapkan bahwa rusunawa tersebut menjadi referensi atau patokan standar bangunan serupa yang lebih menghemat energi atau rendah karbon di era yang akan datang.
Jika merujuk pada hasil penelitian rusunami yang telah terbangun, suhu dalam ruang lebih rendah 4 derajat Celcius dari suhu di luar ruang.
Hal ini tentu saja menjadi kabar baik sebagai hasil dari desain pasif yang telah diterapkan.
Dukungan dari Kementerian PUPR
Besarnya potensi pembangunan rusunawa hemat energi ini lantas mendapat perhatian dari Kementerian PUPR yang mendukung kegiatan penelitian dan pengembangan sebagai upaya menuju visium PUPR 2030.
Hal ini berkaitan dengan bangunan gedung berkelanjutan serta upaya mitigasi dan adaptasi perubahan iklim seperti yang telah menjadi komitmen Pemerintah Indonesia dalam Perjanjian Paris untuk menurunkan emisi gas rumah kaca.
Nantinya, hasil penelitian dan pengembangan kolaborasi ini diharapkan bisa dimanfaatkan sebagai salah satu standarisasi rusun yang hendak dibangun di Indonesia.
Dengan demikian, rusun-rusun di dalam negeri lebih ramah terhadap lingkungan dan tentu saja memengaruhi kenyamanan para penghuninya.
***
Semoga informasi mengenai rumah susun sederhana sewa yang rendah karbon di atas bermanfaat, Property People.
Yuk, baca ulasan seputar properti lainnya di artikel.rumah123.com.
Ikuti juga berita menarik lainnya dengan follow Google News kami.
Kunjungi berbagai rekomendasi hunian terbaik di Rumah123.com yang selalu #AdaBuatKamu.