14 Renungan Pemuda Kristen yang Menyentuh Hati tentang Pergaulan dan Kehidupan. Lengkap!
Membuat renungan pemuda Kristen tentu akan membangkitkan semangat dalam menjalani kehidupan. Berikut ini Rumah123.com telah menghadirkan kumpulan teksnya yang bisa dijadikan referensi!
Tak dipungkiri, membaca Alkitab adalah sebuah kebutuhan hidup dan sukacita yang tak tergantikan.
Di dalamnya, umat Kristen dapat belajar mengenai kasih Tuhan dan pergumulan hidup manusia sepanjang zaman.
Orang Kristen yang gemar membaca Alkitab, dan belajar melakukannya, akan mendapatkan hikmat yang tidak akan bisa didapatkan dari dunia.
Selain Alkitab, umat Kristen juga bisa belajar dari pengalaman-pengalaman rohani yang dialami oleh orang lain lewat renungan.
Dari yang tua hingga pemuda pun bisa membuat renungan harian sebagai penguatan iman yang benar.
Nah, kali ini Rumah123 telah menghimpun beragam renungan pemuda Kristen yang bisa kamu lihat pada uraian berikut.
14 Renungan Pemuda Kristen
1. Renungan Pemuda Kristen yang Menyentuh Hati
Berbahagialah orang yang mendapat hikmat… (Ams. 3:13)
Semua orang yang hidup di dunia pasti ingin meraih kebahagiaan. Banyak langkah yang dapat dilakukan orang untuk meraih dan menemukan kebahagiaan. Ada yang berusaha mencari kebahagiaan dengan bekerja terus-menerus sampai lupa waktu. Ada yang berusaha mencari kebahagiaan dengan menumpuk kekayaan sebanyak-banyaknya. Ada yang bahagia ketika memiliki gelar akademis yang bertumpuk. Penulis Kitab Amsal menuliskan cara yang paling menjadikan manusia bahagia.
Kitab Amsal adalah kitab hikmat yang berisi berbagai petuah untuk hidup takut akan Tuhan. Tentang kebahagiaan, penulis Kitab Amsal berkata, “Berbahagialah orang yang mendapat hikmat, orang yang memperoleh kepandaian, karena keuntungannya melebihi keuntungan perak dan hasilnya melebihi emas.” Menurut Amsal, orang yang mendapat hikmat dan kepandaian memiliki keuntungan yang besar secara ekonomis, melebihi perak dan emas. Kita bisa bahagia jika kita memiliki hikmat dan kepandaian. Dengan hikmat, orang tahu kapan harus bertindak dan memutuskan sesuatu dengan tepat.
Youth, kita pun perlu memiliki hikmat di tengah kehidupan ini agar tidak salah di dalam melangkah dan menentukan arah. Ada banyak godaan di dalam menjalani kehidupan, tetapi hikmat dari Tuhan akan memampukan kita melihat jalan mana yang harus dipilih. Orang yang kaya sekalipun, jika tidak berhikmat, kekayaannya habis tanpa arti. Harta dunia dapat habis, tetapi hikmat akan tetap membawa kehidupan yang baik bagi yang memilikinya. Mari memohon hikmat Tuhan agar hidup ini menjadi bermakna.
2. Renungan Pemuda Kristen
Renungan Harian Habakuk 3: 17-19
Setahun sudah Weni kecewa karena kegagalannya tidak diterima di PTN. Belum lagi rasa kecewanya hilang, adiknya pun mengalami kegagalan yang sama. Adiknya tidak lulus UMPTN. Padahal, adiknya ini lebih gigih dalam belajar, dia juga aktif banget pelayanan, bahkan berdoa dan puasa. Tapi kenapa kok gagal ya? Padahal dia juga pintar. Yang membuat Weni nggak habis pikir adalah sikap adiknya yang tampak tenang dan tetap bersukacita. Padahal dia itu gagal, tapi kok gak sedih ya.
Lalu Weni bertanya pada adiknya, mengapa ia kok nggak nampak kecewa? Ternyata adiknya juga kecewa, tapi adiknya tidak mau larut dalam kekecewaan. Ia sudah siap menghadapi kegagalan.
Rupanya sebelum pengumuman, adiknya sudah berdoa dan Tuhan tidak mengatakan apa-apa selain memberikan damai sejahtera. Luar biasa kan…
Mungkin saat ini kita sedang menghadapi masa-masa yang paling buruk dalam kehidupan kita. Mungkin tak pernah terpikirkan oleh kita bahwa kita akan menghadapi masa yang sulit dimana kita sudah tidak mampu lagi berteriak, menjerit bahkan berdoa. Mungkin kita hanya mengeluh dan bertanya pada Tuhan, mengapa Tuhan izinkan hal ini terjadi. Apakah Ia telah lupa pada janji-janjiNya? Ingat, Tuhan tidak pernah menjanjikan hidup tanpa masalah. Ia berjanji pada kita untuk memberikan kekuatan saat pencobaan datang. Ia berjanji akan selalu bersama kita. Jadi tidak ada alasan bagi Allah untuk ingkar janji. Apa yang diucapkan-Nya itu juga yang sedang dilakukan-Nya. Ia bukanlah manusia yang tak bisa menepati janji karena faktor keterbatasan.
Memang Allah tidak menjanjikan adik Weni diterima di perguruan tinggi negeri, tapi Allah berjanji akan menemaninya untuk menghadapi hari-hari yang paling sulit. Namun ingatlah bahwa Allah kita adalah Allah Imanuel yang selalu menyertai, menghibur dan memberikan pengharapan baru.
3. Renungan untuk Pemuda Kristen
Renungan Harian Remaja 1 Korintus 15: 12-58
Seorang iman dengan hati yang cemas dan sedikit bergetar perlahan-lahan menaiki sebuah atap. Ia berniat untuk bunuh diri karena ia mendengar kabar dari seorang Arkeolog Yahudi, bahwa Yesus yang iIa percayai tidaklah bangkit dari kematian. Tulang-tulang Yesus masih tergeletak di tempat dimana Ia dikuburkan. Imam itu begitu putus asa dan kehilangan kepercayaannya lalu mati meloncat dari atap gerejanya sendiri, tragis!
Potongan sebuah kisah di dalam film The Body ini, menggambarkan sebuah keputusasaan manusia jika Yesus benar-benar tidak bangkit dari kuburnya. Yesus tidak bangkit berarti, surga hanya sebatas impian karena kita telah kehilangan jalan keselamatan. Dan jika Yesus tidak bangkit berarti tidak akan pernah ada kehidupan setelah kematian… Sungguh suram hidup ini jika Yesus tidak bangkit! Tetapi rasul Paulus dengan tegas menuliskan: “Tetapi yang benar ialah, bahwa Kristus telah dibangkitkan dari antara orang mati, sebagai yang sulung dari orang-orang yang telah meninggal.” (ayat 20)
Kebangkitan Yesus
Halleluya! Hari ini Yesus telah bangkit bagi kita. KebangkitanNya membuktikan bahwa ada jaminan untuk keselamatan yang telah dijanjikan Allah (Yoh 3:16). Kebangkitan yesus juga membuktikan adanya kemenangan atas pergumulan di dalam dunia ini (Yoh 16:33). Kebangkitan Yesus berarti juga akan ada kebangkitan bagi kita orang-orang percaya di akhir zaman (Yoh 6:54).
Sobat, Tuhan Yesus berkata:“… Berbahagialah mereka yang tidak melihat, namun percaya.” (Yoh.20:29). Lewat kebangkitan Tuhan kita hari ini mari kerjakan keselamatan dengan melayani Dia.
4. Renungan Harian Kristen Pemuda
Renungan Harian Remaja Kejadian 3: 11-13
Mat terlambat bangun. Otomatis dia terburu-buru saat berangkat ke kantor. Dengan kecepatan tinggi, Mat ngebut dijalan. Tapi sayang, tiba-tiba saja…”Priiiitttt! Polisi datang menemuinya. Ooh .. Mat kena tilang. Karena tidak ada surat-suratnya, maka motor nya ditahan polisi.
Mat berusaha meyakinkan polisi bahwa suratnya ketinggalan, bahkan ia menyalahkan pembantu rumahnya yang tidak membangunkannya. Aduh, kok sempat-sempatnya Mat masih juga menyalahkan orang lain.
Manusia selalu mencari alasan untuk membenarkan diri. Sebagai generasi muda gereja, kita pun seringkali bersikap seperti Mat, sukanya melemparkan kesalahan. Kita mengkambinghitamkan orang lain dibkala kita disalahkan. Padahal kalo dipikir-pikir tidak ada hubungannya antara polisi dan pembantu, benar gak? Yang jelas, itu kesalahan Mat sendiri karena terlambat bangun.
Bukankah kita sering seperti itu, berusaha membenarkan diri saat telah melakukan kesalahan, lalu mencari obyek yang dapat dipersalahkan? Kita sering menyalahkan orang tua, teman, jalan macet, dan lain sebagainya, padahal tidak ada kaitannya dengan kesalahan yang kita buat. Bahkan tidak sedikit pula anak-anak muda yang terlibat pelayanan mengkambinghitamkan pelayanan yang terlalu padat sehingga menyebabkan anjloknya nilai mata kuliah atau mata pelajaran mereka.
Hal yang sama dilakukan oleh Adam dan Hawa. Ketika Tuhan menanyakan mengapa mereka memakan buah terlarang, mereka justru saling melemparkan kesalahan.
Kita pun cenderung menyalahkan orang lain atau keadaan yang tidak ada hubungannya dengan kesalahan kita. Mungkin sesekali kita berhasil menghindar dengan mengkambinghitamkan hal-hal yang lain, di lain waktu Tuhan akan mengajar kita dengan hal serupa sampai kita benar-benar secara terbuka mengakui kesalahan kita. Karena itu, belajarlah bertanggung jawab atas apa yang kita perbuat! Memang berat sih, tapi semua itu untuk kebaikan kita dihadapan Tuhan.
5. Renungan Pemuda Kristen tentang Kesetiaan
Renungan Harian Remaja 1 Korintus 1: 1-3
Semboyan “Merdeka atau mati” tercetus saat bangsa kita ada dalam tekanan penjajahan. Tanpa semboyan ini, para patriot bangsa belum tentu bakal berjuang mati-matian merebut kemerdekaan sebab ini merupakan pilihan. Kalau nggak mau mati, kudu berjuang supaya bisa bebas, merdeka dan hidup. Kemerdekaan erat kaitannya dengan hidup. Dalam fakta keselamatan kita pun, Yesus Kristus berjuang memberi kemerdekaan kepada kita agar kita beroleh hidup. Upah dosa adalah maut, merupakan realita yang sangat menakutkan. Jika kita tidak dimerdekakan dari dosa, maka kematian menyongsong kita. Itu sebabnya Ia berjuang habis-habisan sampai mati di kayu salib.
Boys n Girls semboyan ini masih berlaku sampai saat ini dalam hidup kita, lo! Sekali pun Yesus telah memerdekakan kita dari dosa hingga kita beroleh selamat, keselamatan yang sudah kita genggam nggak akan selamanya ada dalam genggaman kita. Kita kudu berjuang mempertahankannya. Memang Iblis nggak akan tinggal diam melihat kita merdeka, makanya ia terus berjuang dan berusaha menyeret kita dalam dosa. Buktinya strategi yang dipakainya untuk menjerat kita sangat banyak dan makin banyak pula orang jadi pendurhaka (Mat 24: 12)
Kalau kita mau tetap merdeka dan bebas dari bayang-bayang maut, waspada dengan segala tipu muslihat iblis. Ketika sekeliling kita menawarkan berbagai hal yang nggak sesuai firman Tuhan, kita harus menolak. Begitu pula, hati dan pikiran kita mulai dirasuki oleh keinginan daging, kita harus menaklukkannya. Minta Roh Kudus bekerja dalam diri kita, agar kita tidak terjerumus dalam tipu dayanya dan hidup bersih di hadapan Allah. Selagi kita mudah terpengaruh dengan godaan dan tetap melakukan hal-hal yang nggak seturut firman-Nya, sekecil apa pun itu, hidup bukan milik kita lagi, karena kita tidak merdeka dari dosa.
So ingat selalu, untuk tetap merdeka dan memperoleh hidup yang kekal, kita musti berjuang habis habisan menghadapi jajahan iblis. Kalau kita nggak mau berjuang lagi, alamat hidup kiamat. Merdeka atau mati? Ini sebuah pilihan dan tantangan!
Baca Juga: 10 Renungan Malam Kristen Singkat Berbagai Tema yang Menyentuh Hati
6. Renungan Harian Pemuda Kristen
Renungan Harian Mazmur 23
Setiap orang di muka bumi ini pasti pernah merasakan takut. Takut adalah rasa yang wajar. Cuma masalahnya kita sering banget membiarkan rasa takut itu menjadi ketakutan yang menguasai serta mengendalikan kehidupan kita. Ini jelas salah dan nggak boleh dibiarkan. Rasa takut yang berlebihan hanya membuat kita tidak percaya dan tidak yakin akan Allah. Ketakutan bisa membuat kita lupa bahwa Tuhan senantiasa menjaga kehidupan kita. Karena ketakutan, kita sampai nggak bisa tidur, nggak enak makan, bahkan nggak bisa melakukan apa pun. Nah lho???
Di saat-saat kita mengalami ketakutan, ingatlah akan kasih Tuhan yang nggak berujung dan berkesudahan. Di segala keadaan, Dia ada bersama kita. Daud meyakinkan hal ini lewat perkataanya, bahwa Tuhan adalah gembala yang baik (ayat 1). Sampai ke lembah kekelaman sekalipun, Ia akan tetap menyertai (ayat 4). Sekalipun di sekeliling kita ada begitu banyak mara bahaya yang mengancam keselamatan kita. Tuhan nggak akan pernah membiarkan dan meninggalkan kita sendirian (UL 31: 6b).
Ia akan meluputkan kita dari setiap bahaya yang mengintai. Begitu pun kita sedang dalam situasi sulit dan bergelut dalam pergumulan yang berat, Tuhan benar-benar bisa diandalkan dalam segala situasi dan keadaan.
Sobat, percayailah janjinya yang menenangkan! Seperti yang Daud katakan dalam ayat 2 “Ia membaringkan aku di padang yang berumput hijau, Ia membimbing aku ke air yang tenang”
Seperti Tuhan menolong Daud, Tuhan pun akan membawa kita keluar dari segala persoalan dan meluputkan kita dari bahaya. Sobat, seberapa besarkah kegelisahan dan kegalauan hati kita saat ini?
Hal apa yang membuat kita merasa ketakutan dan begitu khawatir?
Jangan biarkan hal itu menjajah hidup kita. Kalau kita membiarkan hal itu terjadi, kita nggak akan pernah merasakan kemerdekaan hidup didalam Tuhan. Karena itu, bawa dan serahkanlah segala kekuatiran dan ketakutan kita pada Allah.
7. Renungan Pemuda Kristen Protestan
Renungan Harian Remaja 1 Korintus 8:1-13
Sejak Allah menciptakan manusia pertama, Adam dan Hawa, Ia memberi kebebasan pada mereka untuk makan buah apa saja, kecuali buah pengetahuan baik dan jahat. Sangat disayangkan, kebebasan yang Ia beri telah disalahgunakan ke dua sejoli ini. Mereka makan buah yang dilarang Tuhan, padahal selain buah itu, masih banyak buah lainnya yang sebenarnya bisa mereka makan dengan leluasa. Itulah manusia, nggak bertanggung jawab dengan kebebasan yang diberikan.
Kebebasan, semua pasti mau akan yang satu ini, apalagi kita-kita yang masih remaja dan pemuda. Tanpa kebebasan rasanya hidup nggak seru, deh. Dengan adanya kebebasan, kita pun dapat bereskpresi. Ironisnya nih, banyak kawula muda yang salah menggunakan kebebasan, baik kebebasan yang dari Allah maupun orang tua. Semisal, kita diberi kesempatan punya teman banyak. Sebenarnya ini jadi peluang buat kita kumpul bareng dan lakukan sesuatu yang bisa membangun, misalnya sharing dan doa. Tapi yang lebih sering terjadi ketika beberapa anak muda kumpul justru membentuk geng kemudian nge ‘track’. Wah, jadi jagoan dan penguasa jalan sampe para pengguna jalan lainnya takut semua. Orang tua izinkan kita jalan-jalan, tapi kita malah nggak tahu diri. ‘Remaja pulang pagi’, sampe orang-orang rumah geger karena ulah kita. Bebas ngikutin perkembangan mode, tapi kadang penampilan kita jadi seronok dan bikin orang lain ‘sakit mata’.
Sobat muda, kita punya kebebasan untuk ngelakuin apa saja yang kita mau, namun kita mesti ingat juga dengan sekitar kita. Kasihan khan gara-gara kita bersikap semaunya, orang lain jadi terusik atau syak. Apalagi kalo yang melihat itu orang yang belum mengenal Tuhan atau baru percaya. Bagaimana kita akan bersaksi tentang Kristus pada mereka sedang diri kita sendiri tidak menampakkan Kristus? Fir Tu pun menasehatkan, “Tetapi jagalah, supaya kebebasanmu ini jangan menjadi batu sandungan bagi yang lemah” (1 Kor. 8:9). So, lakukanlah segala sesuatu yang tidak menimbulkan syak di hati orang lain.
8. Renungan Pemuda Kristen yang Menyentuh Hati
Renungan Harian Mazmur 79
Tolonglah kami, ya Allah penyelamat kami, demi kemuliaan nama-Mu! Lepaskanlah kami dan ampunilah dosa kami oleh karena nama-Mu! (Mazmur 79:9)
Sepasang kekasih membuat kesalahan besar dengan terlibat dalam hubungan di luar pernikahan, yang kemudian menyebabkan si perempuan hamil. Dengan penuh penyesalan, keduanya akhirnya mengakui kesalahan mereka kepada orangtua dan harus menghadapi berbagai konsekuensi dari tindakan mereka. Meskipun mengalami kesulitan, setelah beberapa tahun, kedua anak muda tersebut berhasil menjadi pasangan yang saling mendukung. Pekerjaan membesarkan anak tidaklah mudah, tetapi mereka membuktikan kegigihan mereka dengan dukungan dan cinta yang tetap diberikan oleh orangtua mereka.
Menghadapi konsekuensi dari kesalahan bukanlah hal yang mudah. Dalam teks Alkitab hari ini, seorang pemazmur menceritakan tentang penderitaan bangsa Israel karena kehancuran Yerusalem oleh Babel. Penderitaan ini bertambah karena penghinaan terhadap keyakinan Israel bahwa Allah mereka gagal melindungi mereka. Pemazmur menyadari bahwa penderitaan yang dialami adalah hasil dari dosa umat. Meskipun begitu, dalam penyesalan, mereka tetap berseru kepada Tuhan, memohon pertolongan-Nya, dan meyakini bahwa hanya melalui pertolongan dan pengampunan-Nya mereka dapat pulih.
Kita semua pernah menghadapi konsekuensi dari tindakan yang salah. Ketika itu terjadi, kita harus menghadapinya dengan keyakinan akan kasih sayang Tuhan. Dalam penyesalan dan hati yang hancur, kita dapat tetap percaya pada cinta kasih-Nya terhadap kita.
9. Renungan untuk Pemuda Kristen
Renungan Pemuda Kristen
Siapa di antara kita yang tidak pernah merasa khawatir akan nasibnya? Umumnya, orang-orang akan mengakui bahwa mereka pernah atau bahkan sering merasa khawatir terhadap berbagai aspek kehidupan, seperti kesehatan, studi, hubungan asmara, masa depan, dan ekonomi. Khawatir, dalam konteks ini, mengacu pada perasaan takut, gelisah, atau cemas terhadap sesuatu yang belum diketahui secara pasti. Kekhawatiran mencerminkan sikap berpikir berlebihan atau terlalu cemas terhadap suatu masalah atau situasi.
Semakin bertambah usia, kekhawatiran terhadap kehidupan cenderung meningkat. Di masa kecil, kita mungkin jarang merasa khawatir karena yakin bahwa kebutuhan kita akan dipenuhi oleh orang tua. Namun, ketika harus mandiri, pikiran kita mulai dipenuhi pertanyaan apakah kita mampu membiayai hidup sendiri. Dari mana asal kekhawatiran ini?
Meskipun Tuhan ada di pihak kita, seringkali kita masih ragu dan khawatir. Filipi 4:6 mengingatkan kita untuk tidak khawatir tentang apapun, melainkan menyampaikan segala keinginan kepada Allah melalui doa dan permohonan dengan ucapan syukur.
Dalam seluruh surat Filipi, Paulus menekankan kehidupan Kristen sebagai kehidupan penuh sukacita dan mendorong para pembacanya untuk bersukacita, terlepas dari keadaan mereka. Panggilan besar gereja Kristen saat ini adalah untuk bersukacita di dalam Tuhan, bukan bergantung pada kecerdasan, kekayaan, atau pengaruh sosial.
Rahasia mengatasi kekhawatiran adalah melalui doa, seperti yang diuraikan oleh Paulus dalam Filipi 4:6-7. Ini membantu membentuk pola pikir yang benar dalam menghadapi segala situasi. Beberapa langkah praktis termasuk belajar menerima situasi, berharap kepada Allah, mengucap syukur, dan siap menerima berkat-Nya.
Penting untuk percaya bahwa Tuhan peduli dan menyediakan yang terbaik. Kekhawatiran tidak berguna, dan kita harus menjauh dari dosa karena dosa merupakan awal dari kekhawatiran. Dengan demikian, kita dapat hidup dalam damai sejahtera Allah yang melampaui segala akal dan memelihara hati serta pikiran kita dalam Kristus Yesus. Amin, Tuhan Yesus Memberkati.
10. Renungan Ibadah Pemuda
Renungan Harian Remaja 1 Samuel 17: 40-58
12. Renungan Pemuda Kristen yang Menyentuh Hati
Renungan untuk Pemuda Kristen – Masa Muda adalah Masa Pilihan
Oleh: Wiwin Priscilla Sero
“Bersukarialah, hai pemuda, dalam kemudaanmu, biarlah hatimu bersuka pada masa mudamu, dan turutilah keinginan hatimu dan pandangan matamu, tetapi ketahuilah bahwa karena segala hal ini Allah akan membawa engkau ke pengadilan.” (Pengkhotbah 11:9)
Saudaraku yang terkasih, dalam hidup kita selalu dihadapkan dengan pilihan. Dalam menentukan pilihan, kita perlu memikirkan dengan matang dan siap mengambil risiko dari apa yang sudah diputuskan. Jika sesuatu terjadi di luar ekspektasi kita, maka kita akan menyesal dengan apa yang kita putuskan.
Sebagai anak muda, kita sering mengambil keputusan berdasarkan emosi dan perasaan saja tanpa menggunakan akal sehat dan berpikir panjang apa akibatnya. Kita lebih mementingkan apa yang terjadi sekarang dibandingkan dengan akibat yang akan terjadi di masa depan jika kita mengambil keputusan yang hanya berdasarkan emosi dan perasaan saja.
Oleh karena itu, kita perlu memohon hikmat dari Tuhan saat mengambil keputusan-keputusan dalam kehidupan kita. Pengkhotbah mengajak kita untuk bersukaria dalam kemudaan kita, karena ada masanya kita sudah tidak lagi menikmati masa muda kita. Namun, kesenangan yang dianjurkan oleh Pengkhotbah adalah kesenangan yang cerdas, artinya semua kesenangan dan sukacita harus dikendalikan dengan kesadaran bahwa Tuhan akan meminta pertanggungjawaban atas semua perbuatan kita.
Jika dalam kehidupan masa muda, kita tidak mempergunakannya dengan melakukan hal-hal yang baik, maka percayalah kita akan menyesal di kemudian hari. Ada begitu banyak contoh di sekitar kita, sebuah penyesalan ketika mereka tidak mempergunakan masa muda mereka dengan baik.
Sebagai anak muda Kristen, kita dianjurkan untuk mempergunakan hidup kita dengan bijak untuk kemuliaan nama Tuhan. Selagi kita kuat, bawalah hidup kita untuk melakukan hal-hal yang menyenangkan Tuhan. Terkadang ini menjadi pilihan yang sulit untuk kita lakukan, karena kehidupan masa muda adalah masa di mana kita ingin mencoba banyak hal. Kita lebih sering mengikuti keinginan hati bukan keinginan Tuhan. Karena sepertinya keinginan Tuhan bertentangan dengan keinginan kita.
Kita menganggap bahwa kita bisa melakukan kehendak Tuhan nanti ketika kita sudah lebih dewasa, berkeluarga, atau pun ketika kita sudah lansia. Namun, penyesalan tidak akan datang di depan, ia akan datang setelah kita menghadapi sebuah penderitaan dalam hidup.
Ketika dalam masa muda, kita mau hidup dalam dosa dan memilih jalan yang salah, maka di masa mendatang kita akan mengalami penyesalan. Tetapi jika dalam masa muda, kita mengizinkan Tuhan untuk membimbing sehingga bisa memilih dan hidup dengan baik seturut dengan kehendak-Nya, maka di masa-masa mendatang kita akan menikmati sebuah kebahagiaan.
Memang tidak bisa dipungkiri, bahwa menjalani masa muda menurut kehendak Tuhan tidaklah mudah. Akan ada tantangan dan godaan bahkan begitu banyak hal yang akan kita korbankan, mungkin waktu, tenaga, pikiran, perasaan, harta, dan lain sebagainya. Tetapi jika kita bisa memilih untuk tetap hidup menurut kehendak-Nya, percayalah akan ada masa di mana kita akan menikmati dampak dari semua yang sudah kita lakukan.
Mintalah hikmat yang dari Tuhan agar memampukan kita untuk bisa menentukan pilihan terbaik dalam hidup di masa muda kita. Tuhan Yesus memberkati kita semua. Amin.
13. Renungan Firman Tuhan untuk Pemuda Pemudi
Renungan Pemuda Kristen dalam Memperjuangkan Impian – Amsal 16:9
Hai para pemuda yang penuh semangat!
Pernahkah kalian memiliki mimpi yang besar untuk masa depan? Mimpi untuk menjadi dokter, pengusaha, musisi, atau bahkan misionaris? Mimpi-mimpi itu adalah anugerah Tuhan yang patut diperjuangkan. Namun, dalam perjalanannya, seringkali kita menemui rintangan dan hambatan yang membuat kita ragu dan ingin menyerah.
Di tengah keraguan itu, mari kita temukan kekuatan dalam firman Tuhan. Amsal 16:9 berkata, “Hati manusia memikir-mikirkan jalannya, tetapi Tuhanlah yang menentukan arah langkahnya.”
Ayat ini mengingatkan kita bahwa meskipun kita memiliki mimpi dan rencana, Tuhanlah yang ultimately menentukan jalan hidup kita.
Perjuangan bukan berarti kita hanya berserah diri dan pasrah pada keadaan. Kita tetap harus berusaha dengan tekun dan pantang menyerah. Kita harus membekali diri dengan pengetahuan, keterampilan, dan pengalaman yang dibutuhkan untuk mencapai mimpi kita.
Namun, perjuangan kita tidak akan sempurna tanpa iman kepada Tuhan. Imanlah yang memberi kita kekuatan saat kita merasa lemah, pengharapan saat kita merasa putus asa, dan hikmat saat kita dihadapkan pada pilihan yang sulit.
14. Renungan Pemuda Kristen tentang Pergaulan
Renungan Pemuda Kristen tentang Menghindari Pergaulan
Mazmur 119:9 mengingatkan kita bahwa kunci untuk hidup bersih bagi seorang muda adalah dengan mengikuti firman Tuhan. Hal ini sejalan dengan pesan Rasul Paulus dalam 1 Korintus 15:33, di mana dia memperingatkan bahwa pergaulan yang buruk dapat merusak kebiasaan yang baik.
Pergaulan merupakan aspek penting dalam kehidupan remaja dan pemuda Kristen. Memilih teman dan sahabat yang baik sangatlah krusial, karena pergaulan yang salah dapat berdampak negatif pada masa depan.
Sebagai pemuda Kristen, kita dibekali dengan Roh Kudus yang dapat membantu kita membedakan mana yang baik dan mana yang buruk. Dengan kebijaksanaan dan bimbingan Roh Kudus, kita dapat memilih pergaulan yang positif dan membangun.
Memilih pergaulan yang salah dapat menjerumuskan kita ke dalam dosa. Di usia muda, kita masih mudah terpengaruh oleh dunia luar, sehingga pergaulan menjadi faktor penentu karakter dan sikap kita, baik di masa remaja maupun di masa dewasa.
Baca Juga: Renungan Remaja Kristen tentang Bersyukur untuk Menemukan Kedalaman Makna Kehidupan
***
Semoga artikel ini bisa bermanfaat untuk kamu, ya.
Cek artikel menarik lainnya hanya di artikel.rumah123.com.
Kalau kamu ingin ngobrolin properti dengan ahlinya, coba deh kunjungi ke Teras123!
Nantinya, kami akan memberi jawaban yang komprehensif soal pertanyaan yang kamu ajukan, lo.
Tak lupa, kunjungi Rumah123 untuk menemukan hunian impian karena #SemuaAdaDisini.