OK
Panduan

13 Puisi tentang Kemerdekaan Indonesia Penuh Makna, Sangat Menyentuh Hati!

03 Nopember 2024 · 8 min read Author: Alya Zulfikar · Editor: Bobby Agung Prasetyo

puisi tentang kemerdekaan indonesia

Meriahkan 17 Agustus dengan membacakan puisi tentang kemerdekaan yang membakar semangat. Simak contoh puisinya dalam artikel ini, yuk!

Tanggal 17 Agustus diperingati sebagai Hari Kemerdekaan Republik Indonesia karena merupakan hari bersejarah yang menandakan berakhirnya penjajahan di Indonesia.

Dalam rangka memperingati hari tersebut, setiap tahunnya diselenggarakan acara peringatan yang meriah, mulai dari upacara hingga lomba.

Nah, di antara acara-acara tersebut, ada momen membacakan puisi tentang kemerdekaan.

Puisi tentang kemerdekaan berisi ungkapan mengenai makna perjuangan para pahlawan bangsa dan semangat nasionalisme.

Berikut ini contoh puisi kemerdekaan yang bisa kamu bacakan!

Puisi tentang Kemerdekaan Indonesia

1. “Kita Adalah Pemilih Sah Negeri Ini”

puisi tentang kemerdekaan taufik ismail

Puisi tentang kemerdekaan Taufik Ismail

Karya: Taufik Ismail

 

Tidak ada pilihan lain

Kita harus berjalan terus

Karena berhenti atau mundur

Berarti hancur

Apakah akan kita jual keyakinan kita

Dalam pengabdian tanpa harga

Akan maukah kita duduk satu meja

Dengan para pembunuh tahun yang lalu

Dalam setiap kalimat yang berakhiran

“Duli Tuanku?”

Tidak ada lagi pilihan lain

Kita harus berjalan terus

Kita adalah manusia bermata sayu, yang di tepi jalan

Mengacungkan tangan untuk oplet dan bus yang penuh

Kita adalah berpuluh juta yang bertahun hidup sengsara

Dipukul banjir, gunung api, kutuk dan hama

Dan bertanya-tanya, inikah yang namanya merdeka

Kita yang tidak punya kepentingan dengan seribu slogan

Dan seribu pengeras suara yang hampa suara

Tidak ada lagi pilihan lain

Kita harus berjalan terus

2. “Jakarta 17 Agustus Dinihari”

Karya: Sitor Situmorang

 

Sederhana dan murni

Impian remaja

Hikmah kehidupan

berNusa

berBangsa

berBahasa

Kewajaran napas

Dan degub jantung

Keserasian beralam

Dan bertujuan

Lama didambakan

 

Menjadi kenyataan

Wajar, bebas

Seperti embun

Seperti sinar matahari

Menerangi bumi

Di hari pagi

Kemanusiaan

Indonesia Merdeka

17 Agustus 1945

3. “Menatap Merah Putih”

puisi tentang kemerdekaan sapardi djoko damono

Puisi tentang kemerdekaan Sapardi Djoko Damono

Karya: Sapardi Djoko Damono

 

Menatap merah putih

Melambai dan menari-nari di angkasa

Kibarannya telah banyak menelan korban

nyawa dan harta benda

Berkibarnya merah putih

Yang menjulang tinggi di angkasa

Selalu teriring senandung lagu Indonesia Raya

Dan tetesan air mata

Dulu, ketika masa perjuangan pergerakan kemerdekaan

Untuk mengibarkan merah putih harus diawali dengan pertumpahan darah

Pejuang yang tak pernah merasa lelah

untuk berteriak: Merdeka!

Menatap merah putih

Adalah perlawanan melawan angkara murka

Membinasakan penindas dari negeri tercinta Indonesia

Menatap merah putih

Adalah bergolaknya darah demi membela kebenaran dan azasi manusia

Menumpas segala penjajahan di atas bumi pertiwi

Menatap merah putih

Adalah kebebasan yang musti dijaga dan dibela

Kibarannya di angkasa raya

Berkibarlah terus merah putihku dalam kemenangan dan kedamaian

4. “Karawang Bekasi”

puisi tentang kemerdekaan chairil anwar

Puisi tentang kemerdekaan Chairil Anwar

Karya: Chairil Anwar

 

Kami yang kini terbaring antara Karawang-Bekasi

tidak bisa teriak “Merdeka” dan angkat senjata lagi

Tapi siapakah yang tidak lagi mendengar deru kami,

terbayang kami maju dan mendegap hati?

 

Kami bicara padamu dalam hening di malam sepi

Jika dada rasa hampa dan jam dinding yang berdetak

Kami mati muda. Yang tinggal tulang diliputi debu

Kenang, kenanglah kami

 

Kami sudah coba apa yang kami bisa

Tapi kerja belum selesai, belum bisa memperhitungkan arti 4-5 ribu nyawa

Kami cuma tulang-tulang berserakan

Tapi adalah kepunyaanmu

Kaulah lagi yang tentukan nilai tulang-tulang berserakan

 

Atau jiwa kami melayang untuk kemerdekaan kemenangan dan harapan

atau tidak untuk apa-apa,

Kami tidak tahu, kami tidak lagi bisa berkata

Kaulah sekarang yang berkata

 

Kami bicara padamu dalam hening di malam sepi

Jika ada rasa hampa dan jam dinding yang berdetak

 

Kenang, kenanglah kami

Teruskan, teruskan jiwa kami

Menjaga Bung Karno

menjaga Bung Hatta

menjaga Bung Sjahrir

 

Kami sekarang mayat

Berikan kami arti

Berjagalah terus di garis batas pernyataan dan impian

 

Kenang, kenanglah kami

yang tinggal tulang-tulang diliputi debu

Beribu kami terbaring antara Karawang-Bekas

5. “Sukmaku Merdeka”

Karya: Wiji Thukul

 

Tidak tergantung kepada Departemen Tenaga Kerja

Semakin hari semakin nyata nasib di tanganku

Tidak diubah oleh siapapun

Tidak juga akan diubah oleh Tuhan Pemilik Surga

Apakah ini menyakitkan? Entahlah!

Aku tak menyumpahi rahim ibuku lagi

Sebab pasti malam tidak akan berubah menjadi pagi

Hanya dengan memaki-maki

Waktu yang diisi keluh akan berisi keluh

Waktu yang berkeringat karena kerja akan melahirkan

Serdadu-serdadu kebijaksanaan

Biar perang meletus kapan saja

Itu bukan apa-apa

Masalah nomer satu adalah hari ini

Jangan mati sebelum dimampus takdir

Sebelum malam mengucap selamat malam

Sebelum kubur mengucapkan selamat datang

Aku mengucap kepada hidup yang jelata

Merdeka!!

6. “Di Bawah Kibaran Merah Putih Aku Tersimpuh”

Karya: M. Taufiq

 

Di bawah kibaran merah putih

Bayangnya berdansa dengan pasir yang kupijak

Menekuk, meliuk, menggelora

Aku tersimpuh

Di bawah naungan merah putih

Yang enggan turun, enggan layu

Setelah lama badai menghujamnya

Mencari pijakan, aku harus bangkit

Menepis debu yang menggelayutiku

Menebalkan lagi tapak kakiku

Ini waktuku berdiri!

Tak lagi aku lengah, takkan

Ini tanah bukan tanah tanpa darah

Ia terhampar bukan tanpa tangis

Terserak cecer tiap partikel mesiu di sana

Jika pada patahan waktu yang lalu

Aku bersembunyi, berkarung

Pada lipatan detik ini, aku bukanlah kemarin

Aku adalah detik ini, aku akan menjadi esok

Aku terhuyung

Memegang erat tiang merah putih

Aku memanjat asa, memupuk tekad

Indonesia, pegang genggam beraniku!

7. “Hari Itu, Bangsaku Bahagia”

Karya: Asty Kusumadewi

 

Indonesia adalah negara kaya

Negara penuh budaya

Negara yang selalu jaya

Di setiap generasinya

Namun, ada kisah nyata dibalik itu semua

Penjajahan dimana-mana

Perjuangan melawan penjajah durjana

Dengan semangat juang 45

Pertumpahan darah di tanah air

Saksi bisu perjuangan bangsa

Dengan satu keinginannya

Tekad kuat untuk Merdeka!

Merdeka, Merdeka, Merdeka!

Hari Itu Bangsaku Bahagia

17 Agustus 1945

Indonesia merdeka dari segala sengsara dan lara

8. “Tanyaku Sederhana”

Karya: Muhammad Sifak Almurtadho

 

Aku adalah seribu tahun lalu

Mencoba melawan semua kalah dan luka untuk kubawa pergi

Merenggut semua kalimat asa untuk merdeka

Angkasa surya menopang semua deru ombak derita

Ringkus habis semuanya!

Tanpa ada orang yang tersisa

Semua tulisan-tulisan dari penyair terkenal ini

Adalah bukti nyata

Kalau dulu negara ini menelan jutaan jiwa

Sampai merdeka!

Saat ini, negara ini dijajah mati oleh pribumi sendiri

Bukannya benar pertanyaanku?

Sudahi semua pertikaian ini, atau merdeka dua kali?

Ringkus peristiwa!

Kita merdeka karena kita berbeda!

9. “Apa Kata Bung Hatta”

Karya: Hati Nurahayu

 

Banyak kata untuk negeri

Terjujur dari jiwa yang murni

Indonesia ada selalu di hati

Terucap pesan yang terpatri

Persatuan satu harus miliki

Jangan pudar karena dari para pembenci

Memecah belah negeri

Karena ingin kita dikuliti

Jatuh bangunnya negeri

Ingatlah selalu tertanam di diri

Bersatu padu selalu ada di jiwa kami

Penjajah pemecah belah takut kekuatan ini

10. “Terbanglah Indonesia”

Karya: Rayhandi

 

Terbanglah Indonesia

Terbang ke langit bebas

Gapai bintang hingga jauh melambung

Tunjukkan pada dunia merah putihmu

Terbanglah Indonesia

Takkan ada yang bisa mengikatmu

Juga mengurungmu

Kita bukan jangkrik di dalam kotak

Kita bebas merdeka

Terbanglah indonesia

Terbanglah kemana kau ingin terbang

Lihatlah kemana kau ingin lihat

Cintailah apa yang kau ingini

Kebebasan bersandar di raga kita

Karena kita merdeka

Terbanglah Indonesia

Dunia harus tahu Indonesia bangsa yang hebat

Bangsa yang menghargai perdamaian

Tapi bukan berarti bisa diam jika kebebasan kita di renggut

Takkan kita biarkan hak kita di injak-injak

Puisi Kemerdekaan Indonesia

1. “Indonesia Telah Merdeka”

Karya: Hernawati

 

Indonesia telah merdeka

Sudah lama Indonesia merdeka

Merdeka dari penjajahan bangsa Eropa dan Asia

Merdeka dari penjajahan Portugis, Spanyol, Inggris,

Belanda dan Nippon Pemimpin Asia

 

Ya, saat ini Indonesia telah merdeka

Merdeka dari belenggu penjajahan Kolonial yang begitu lama

Merdeka dari belenggu kependudukan militer Jepang hingga muncul romusha

Indonesia saat ini telah merdeka, merdeka dari belenggu yang menyiksa

 

Wahai Indonesiaku tercinta

Belenggu penjajah sudah begitu lama sirna

Biarkan kisah lampau menjadi sejarah bangsa

Kini dirimu telah merdeka

 

Wahai Indonesiaku tercinta

Jangan sia-siakan kemerdekaan yang telah ada

Kemerdekaan yang kau dapat dengan tumpah darah dan tetasan air mata

Kemerdekaan yang kau dapat dari perjuangan dan pengorbanan pahlawan yang telah tiada

 

Wahai Indonesiaku tercinta

Tanah airku yang selalu ku puja

Kini engkau telah merdeka

Saat ini Indonesia telah merdeka

2. Suara Diplomator Negri

Kemerdekaan adalah perjalanan

bukan tujuan akhir…

Perdamaian itu fana

Kapanpun bisa berakhir…

 

Konfrontasi antar negara akan terjadi

Dengan gerilya sebagai jalan terakhir

Batu dan kayu menjadi senjata terakhir

Serta penderitaan tiada akhir

 

Diplomat muda pahlawan terdepan

Menyuarakan perdamaian

Diplomat muda selalu disiapkan

Menjaga kedaulatan dan persahabatan

 

Diplomat muda Katakanlah

Bahwa Negri ini jatuh cinta dengan perdamaian

Diplomat muda kataknlah

Menjaga perdamaian adalah amanah proklamasi kemerdekaan

3. Merdeka atau Mati

puisi kemerdekaan indonesia

puisi kemerdekaan indonesia

Karya: Yamin

 

Darah menggenang di tanah tak bertuan

Ratusan nyawa melayang

Bergelimpangan di medan perang

Mengangkat panji kemenangan

 

Seorang pejuang berteriak lantang

Gagah berani memegang senjata lawan penjajah

Dua kata menjadi pilihan

Merdeka atau mati

 

Tubuh kekar dihujani peluru

Penuh lubang di sekujur tubuh

Darah bercucuran mereka tetap tegak berdiri

Sekali lagi lantangkan merdeka atau mati

***

Itulah beberapa contoh puisi tentang kemerdekaan.

Simak artikel menarik lainnya hanya di artikel.rumah123.com.

Ikuti juga Google News Rumah123 agar tidak ketinggalan informasi terbaru.

Kalau sedang mencari rumah, dapatkan rekomendasi terbaiknya di Rumah123.

Menemukan rumah impian kini lebih muda karena kami #AdaBuatKamu.

Kunjungi Teras123 untuk ngobrolin properti!

**Referensi:

  • Komunitas Muda Bersejarah. (2021). Antologi Puisi Kemerdekaan – Indonesia Maju. Guepedia
  • Yamin, dkk. (2019). Puisi Kemerdekaan: Antologi Puisi. Kabupaten Bandung: Tata Akbar

Tag:


alya

Content Writer

Berkarier di dunia kepenulisan sejak 2018 sebagai penulis lepas. Kini menjadi penulis di 99 Group dengan fokus seputar gaya hidup, properti, hingga teknologi. Gemar menulis puisi, memanah, dan mendaki gunung.
Selengkapnya

IKLAN

Tutup iklan
×

SCROLL UNTUK TERUS MEMBACA