Survei Bank Indonesia: Kenaikan Harga Properti Residensial di Pasar Primer Melambat, Ini Faktornya!
Hasil Survei Harga Properti Residensial oleh Bank Indonesia mencatat bahwa harga properti residensial di pasar primer pada kuartal I/2023 tercatat sebesar 1,79 persen (yoy).
Meskipun demikian, kenaikan ini cenderung terbatas jika dibandingkan dengan kuartal IV/2022 sebesar 2 persen (yoy).
“Kenaikan harga properti residensial secara triwulanan yang melambat terutama disebabkan oleh perlambatan kenaikan harga pada tipe rumah menengah (0,66%, qtq) dan besar (0,32%, qtq),” tulis laporan BI.
Berdasarkan Indeks Harga Properti Residensial (IHPR), perlambatan terjadi pada rumah tipe menengah yaitu sebesar 2,76 persen (yoy).
Angka tersebut lebih rendah daripada kuartal sebelumnya sebesar 3,22 persen (yoy).
Faktor Harga Properti Melambat
Tak hanya tipe menengah, harga tipe rumah kecil dan besar juga cenderung mengalami perlambatan masing-masing sebesar 1,77 persen (yoy) dan 1,36 persen (yoy).
Angka itu lebih rendah daripada kuartal sebelumnya yaitu sebesar 2,08 persen (yoy) dan 1,43 persen (yoy).
Dalam laporan BI, pergerakan indeks harga rumah yang melambat pada kuartal I/2023 terjadi di Kota Pontianak, Yogyakarta, dan Surabaya.
Tren perlambatan IHPR Primer pada kuartal I/2023 relatif sejalan dengan laju inflasi bahan bangunan yang juga melambat.
Inflasi tahunan Indeks Harga Konsumen (IHK) untuk subkelompok pemeliharaan, perbaikan, dan keamanan tempat tinggal/perumahan pada Maret 2023 sebesar 3,21 persen (yoy) melambat dibandingkan inflasi Desember 2022 sebesar 3,46 persen.
Penjualan Properti Residensial Turun
Selain harga properti residensial di pasar primer yang melambat, hal yang sama juga terjadi pada penjualan properti residensial pada kuartal I/2023.
Secara tahunan, penjualan properti mengalami penurunan yang tecermin dari penjualan properti residensial terkontraksi sebesar 8,26 persen (yoy).
Padahal, penjualan properti residensial di pasar primer pada kuartal sebelumnya tumbuh 4,54 persen (yoy).
“Penjualan pada triwulan I 2023 yang menurun disebabkan oleh terkontraksinya penjualan rumah kecil dan besar masing-masing sebesar 15,64 persen (yoy) dan 6,52 persen (yoy),” tulis laporan BI.
Hanya saja, penjualan rumah menengah kembali tumbuh positif sebesar 6,55 persen (yoy) setelah sebelumnya terkontraksi sebesar 18,88 persen (yoy).
Menurut BI, ada sejumlah faktor yang menghambat penjualan properti residensial di pasar primer berdasarkan sejumlah responden.
Mulai dari kenaikan harga bahan bangunan (25,05 persen), masalah perizinan/birokrasi (14,71 persen), suku bunga KPR (14,71 persen), proporsi uang muka yang tinggi dalam pengajuan KPR (11,17 persen), dan perpajakan (8,81 persen).
***
Semoga informasinya bermanfaat.
Baca ulasan mengenai kabar properti lainnya di artikel.rumah123.com.
Selain itu, supaya tak ketinggalan informasi terbaru, follow Google News dari sekarang.
Segera dapatkan pilihan hunian terbaik dengan mengunjungi www.rumah123.com.
Kami akan selalu #AdaBuatKamu untuk memberikan pilihan properti menarik!