5 Hadits tentang Niat dan Maknanya dalam Islam. Muslim Wajib Tahu!
Menurut ajaran Islam, niat adalah amalan hati atau motif seseorang ketika beribadah. Untuk memahaminya lebih lanjut, langsung saja simak hadits tentang niat berikut ini, ya!
Ungkapan berbunyi “segala hal tergantung niatnya” mungkin sudah sering terdengar di telinga.
Namun, apa, sih, sebenarnya yang dimaksud dengan niat?
Yuk, pahami maknanya dengan mempelajari hadits tentang niat berikut ini!
Makna Niat dalam Islam
Menurut ajaran Islam, niat adalah keinginan dalam hati untuk melakukan suatu tindakan.
Ini sejalan dengan makna katanya secara harfiah di dalam KBBI.
Niat merupakan maksud atau tujuan suatu perbuatan dan kehendak (keinginan dalam hati) akan melakukan sesuatu.
Lebih lanjut, Imam Nawawi menjelaskan bahwa niat berarti bermaksud melakukan sesuatu dan bertekad mengerjakannya.
Keinginan atau motif inilah yang kemudian akan mempengaruhi hasil akhir dari sebuah tindakan.
Rasulullah saw. bersadba sebagai berikut:
إنما الأ عمال بالنيات، وإنما لكل امرئ ما نوى
Artinya: “Sesungguhnya amalan itu tergantung niatnya dan seseorang akan mendapatkan sesuai dengan apa yang ia niatkan.” (HR Bukhari dan Muslim)
5 Hadits tentang Niat dan Maknanya
Sejatinya, ada banyak hadis yang menjelaskan lebih lanjut mengenai makna, fungsi, hingga keutamaan niat.
Sebagi contoh, berikut beberapa hadits tentang niat dan maknanya yang bisa kamu pelajari:
1. Amalan Seseorang Tergantung pada Niatnya
Pertama, amalan seseorang itu tergantung pada niatnya ketika melakukan sesuatu.
Apabila ia niat berhijrah karena Allah Swt., maka keberkahan di mata-Nya lah yang akan didapatkan.
Sementara jika niatnya karena hal duniawi, balasannya akan berbeda.
إنَّمَا الأعمَال بالنِّيَّاتِ وإِنَّما لِكُلِّ امريءٍ ما نَوَى فَمَنْ كَانَتْ هِجْرَتُهُ إلى اللهِ ورَسُولِهِ فهِجْرَتُهُ إلى اللهِ ورَسُوْلِهِ ومَنْ كَانَتْ هِجْرَتُهُ لِدُنْيَا يُصِيْبُها أو امرأةٍ يَنْكِحُهَا فهِجْرَتُهُ إلى ما هَاجَرَ إليهِ
Innamal a’malu binniyyat, wainnamaa likullimri yinmaanawa, waman kanat hijrotuhu illaahi wa rasululihi wa hijrotuhu illalai warusulluhu, waman kanat hijrotuhu illa dunyaa yushiibuhaa iw imro ati yatazawwajuhaa, wahijrotuhu illa maa haajaro ilayhi
Artinya: “Sesungguhnya amal seseorang itu tergantung dengan niatnya, dan bagi setiap orang balasannya sesuai dengan apa yang diniatkannya. Barang siapa berhijrah dengan niat kepada Allah dan Rasul-Nya, maka ia mendapatkan balasan hijrahnya kepada Allah dan Rasul-Nya. Dan barang siapa berhijrah dengan niat kepada keuntungan dunia yang akan diperolehnya, atau wanita yang akan dinikahinya, maka (ia mendapatkan balasan) hijrahnya kepada apa yang ia niatkan tersebut.” (HR Bukhari dan Muslim)
2. Hadits tentang Niat Lebih Penting dari Amal
Percayakah kamu bahwa niat lebih penting dari amal seseorang?
Hal ini dijelaskan dalam hadis tentang niat berikut ini:
نِيةُ المُؤْمِنِ خَيْرٌ مِنْ عَمَلِهِ
Artinya: “Niat seorang mukmin lebih utama dari pada amalnya.” (HR Al-Baihaqi)
Berdasarkan hadis di atas, dapat dipahami bahwa sekedar beribadah saja tidaklah cukup.
Seseorang mungkin menjalankan salat lima waktu dengan taat, tetapi jika niatnya tidak ikhlas karena Allah Swt., niscaya amalan tersebut sia-sia.
3. Seseorang akan Mendapatkan Apa yang Ia Niatkan
Selanjutnya, ada hadits tentang niat yang menjelaskan bahwa seseorang akan mendapatkan apa yang ia niatkan.
Isi hadis ini adalah sebagai berikut:
لَكَ مَا نَوَيْتَ يَا يَزِيدُ ، وَلَكَ مَا أَخَذْتَ يَا مَعْنُ
Artinya: “Engkau dapati apa yang engkau niatkan wahai Yazid. Sedangkan, wahai Ma’an, engkau boleh mengambil apa yang engkau dapati” (HR Bukhari).
4. Balasan Niat untuk Melakukan Kebaikan
Lebih lanjut, ada hadis dari Abu Hurairah yang menjelaskan bahwa sekedar berniat atau bertekad saja sudah bisa membuatmu mendapatkan pahala.
Berikut isi hadis tersebut selengkapnya:
إِنَّ اللَّهَ كَتَبَ الْحَسَنَاتِ وَالسَّيِّئَاتِ ، ثُمَّ بَيَّنَ ذَلِكَ فَمَنْ هَمَّ بِحَسَنَةٍ فَلَمْ يَعْمَلْهَا كَتَبَهَا اللَّهُ لَهُ عِنْدَهُ حَسَنَةً كَامِلَةً ، فَإِنْ هُوَ هَمَّ بِهَا فَعَمِلَهَا كَتَبَهَا اللَّهُ لَهُ عِنْدَهُ عَشْرَ حَسَنَاتٍ إِلَى سَبْعِمِائَةِ ضِعْفٍ إِلَى أَضْعَافٍ كَثِيرَةٍ
Artinya: “Sesungguhnya Allah mencatat berbagai kejelekan dan kebaikan lalu Dia menjelaskannya. Barangsiapa yang bertekad untuk melakukan kebaikan lantas tidak bisa terlaksana, maka Allah catat baginya satu kebaikan yang sempurna. Jika ia bertekad lantas bisa ia penuhi dengan melakukannya, Allah mencatat baginya 10 kebaikan hingga 700 kali lipatnya sampai lipatan yang banyak.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Sederhananya, ketika kamu baru sekedar berniat untuk menjalankan puasa saja Allah Swt. telah mencatatnya sebagai ibadah.
Sebaliknya, ketika kamu sekedar berniat membatalkan puasa, niscaya di waktu itu juga puasamu telah batal.
5. Hadits tentang Niat Mencari Ilmu
Terakhir, ada hadis mengenai niat menuntut ilmu.
Menurut hadis ini, seseorang yang mencari ilmu hanya untuk mendapat gelar ulama, maka Allah akan memasukkannya ke neraka.
مَنْ طَلَبَ الْعِلْمَ لِيُجَارِىَ بِهِ الْعُلَمَاءَ أَوْ لِيُمَارِىَ بِهِ السُّفَهَاءَ أَوْ يَصْرِفَ بِهِ وُجُوهَ النَّاسِ إِلَيْهِ أَدْخَلَهُ اللَّهُ النَّارَ
Artinya: “Barang siapa menuntut ilmu hanya ingin digelari ulama, untuk berdebat dengan orang bodoh, supaya dipandang manusia, Allah akan memasukkannya ke dalam neraka.” (HR Tirmidzi dan Ibnu Majah)
***
Itu dia ulasan lengkap mengenai hadits tentang niat dalam Islam.
Temukan beragam informasi menarik lainnya dengan mengikuti Rumah123 di Google News, ya.
Kunjungi juga artikel.rumah123.com untuk menemukan berita ter-update seputar properti.
Pastikan juga membuka laman Rumah123.com untuk menemukan hunian impian.
Tenang saja, kami selalu #AdaBuatKamu dengan berbagai penawaran properti yang menarik!