OK
Panduan

50 Contoh Ngoko Alus dan Ngoko Lugu dalam Kalimat Bahasa Jawa

13 Nopember 2024 · 12 min read Author: Hendi Abdurahman · Editor: Bobby Agung Prasetyo

contoh ngoko alus

Ilustrasi contoh ngoko alus

Beragam contoh ngoko alus dan ngoko lugu dalam bahasa Jawa berikut ini bisa kamu pelajari sekaligus praktikkan di kehidupan sehari-hari.

Untuk berkomunikasi dengan sesama, masyarakat Jawa mempunyai beberapa aksen yang kerap dilontarkan dalam kehidupan bermasyarakat.

Setidaknya, penggunaan bahasa Jawa ngoko dan krama masih digunakan hingga kini.

Untuk kamu ketahui, kedua ragam bahasa Jawa tersebut dibedakan menjadi halus dan kasar.

Lebih khusus, artikel ini akan membedah mengenai contoh ngoko alus dan ngoko lugu.

Namun, sebelum itu, simak terlebih dahulu pengertian, fungsi, ciri-ciri dan penjelasan lengkapnya.

aset bank rumah123

Pengertian Ngoko Alus

contoh ngoko alus

sumber: brainly.co.id

Menurut Kamus Saku Jawa-Indonesia karya Eko Gunawan, M.Pd., ngoko alus adalah bentuk unggah ungguh yang di dalamnya bukan hanya terdiri atas leksikon ngoko dan netral saja, melainkan juga terdiri atas leksikon krama inggil, krama andhap, dan krama.

Ngoko alus umumnya digunakan oleh teman tetapi ingin saling menghormati, oleh orang tua yang punya derajat atau jabatan sosial lebih tinggi kepada bawahannya, atau bahkan orang lain yang baru dikenal.

Pengertian Ngoko Lugu

Sementara itu, masih mengutip Kamus Saki Jawa-Indonesia, ngoko lugu adalah bentuk unggah ungguh bahasa Jawa yang semua kosakatanya berbentuk ngoko dan netral tanpa terselip leksikon krama, krama inggil, atau krama andhap.

Dalam artian, ngoko lugu dipakai atau digunakan ketika berbicara dengan sesama teman, sedangkan ngoko alus dapat digunakan kepada teman tetapi cenderung lebih dihormati.

penawaran khusus

Perbedaan Ngoko Alus dan Ngoko Lugu

Ngoko alus dan ngoko lugu memiliki perbedaan yang cukup signifikan dalam penggunaannya di kehidupan sehari-hari.

Secara umum ngoko alus dipakai pada situasi yang lebih resmi atau situasi formal, misalnya dalam pertemuan atau percakapan dengan orang yang lebih tua dan mempunyai status sosial lebih tinggi.

Di sisi lain, ngoko lugu digunakan pada situasi yang santai alias tidak terlalu resmi, misalnya dalam percakapan antara teman sebaya.

Sebagai perbandingan dalam kalimat dengan makna yang sama, berikut adalah contoh ngoko alus dan ngoko lugu.

Bahasa Indonesia: “Maaf, saya mau tanya rumah Ibu Sumarti itu, di mana?”

Ngoko alus: “Aku nyuwun pirsa, daleme Bu Sumarti kuwi, neng endi?”

Ngoko lugu: “Eh, aku arep takon, omahe Bu Sumarti, neng ndi?”

Dari kedua contoh ngoko alus dan ngoko lugu di atas, makna yang ditanyakan sama tetapi konteks peruntukkannya berbeda.

Kalimat ngoko alus terkesan lebih lemah lembut sedangkan kalimat ngoko lugu cenderung setara.

Fungsi Ngoko Alus

Secara fungsi, ngoko alus dipakai untuk menunjukkan rasa hormat dan sikap kesopanan kepada lawan bicara.

Tidak hanya itu, ngoko alus juga kerap kali digunakan dalam situasi formal lainnya seperti pidato bahasa Jawa, ceramah, dan lain sebagainya.

Fungsi Ngoko Lugu

Sementara itu, fungsi ngoko lugu adalah untuk menunjukkan kedekatan atau keakraban di antara dua pembicara atau lebih.

Dalam penggunaannya di kehidupan sehari-hari, ngoko lugu cenderung lebih bebas dan tidak terlalu kaku ketimbang ngoko alus.

Ciri Ciri Ngoko Alus

Mengutip buku Bahasa Jawa XB karya Eko Gunawa, M.Pd. ciri ciri ngoko alus adalah sebagai berikut:

  • Kata untuk menyapa orang kedua dan ketika yang berbentuk ngoko diubah menjadi kromo atau kromo inggil.
  • Kata kerja untuk orang lain dalam bentuk ngoko diubah menjadi kromo inggil dan kromo andhap untuk diri sendiri.
  • Semua kata yang berhubungan dengan kepemilikan orang kedua diubah menjadi bentuk kromo atau kromo inggil, bukan ngoko.
  • Imbuhan ngoko pada kata kerja untuk orang kedua tidak perlu diubah menjadi versi kromo.
  • Partikel dak- dan ku- tidak menjadi kula, sedangkan kok- dan mu- berubah jadi panjenengan.

Ciri-Ciri Ngoko Lugu

Ciri-ciri ngoko lugu yang perlu kamu ketahui adalah sebagai berikut:

  • Menggunakan kata berbentuk ngoko (bahasa keseharian) lantas bisa dipakai untuk semua kata dalam kalimat. Dalam artian, semua kata pada kalimat ngoko lugu tetap memakai bentuk dasar kata-kata dalam bahasa sehari-hari.
  • Ciri ciri ngoko lugu selanjutnya adalah penggunaan kata kerja untuk orang pertama (aku), orang kedua (kamu), orang ketiga (dia), mengikuti bentuk kata kerja dalam bahasa keseharian.
  • Menggunakan bentuk kata sifat atau kata ganti kepemilikan.
  • Dalam praktik bahasa ngoko lugu, kata ganti orang pertama adalah “aku” dan kata ganti orang kedua “kowe”.

Perubahan Bentuk Ngoko Lugu ke Ngoko Alus

Berdasarkan buku Bahasa Jawa XB yang ditulis oleh Eko Gunawan, M.Pd., terdapat perubahan bentuk ragam bahasa Jawa, khususnya dari ngoko lugu ke ngoko alus:

  • Semua kata penyapa untuk orang kedua dan/atau orang ketiga yang berbentuk ngoko diubah menjadi krama atau krama inggil.
  • Semua kata kerja yang ditujukan untuk orang lain (orang kedua dan/atau orang ketiga) yang berbentuk ngoko diubah menjadi krama inggil, sedangkan kata kerja ngoko yang ditujukan untuk diri sendiri diubah menjadi krama andhap.
  • Semua kata benda yang berhubungan dengan kepemilikan orang kedua yang berbentuk ngoko dapat diubah menjadi krama atau krama inggil.
  • Afiks ngoko yang melekat pada kata kerja yang ditujukan untuk orang kedua tidak perlu berubah menjadi afiks krama.
  • Klik dak– dan –ku tidak berubah menjadi kula, sedangkan klitik kok– dan –mu dapat berubah menjadi panjenengan.

Contoh perubahan bentuk ngoko lugu ke ngoko alus dalam kalimat.

  • Iki dipangan dhisik, Mas.
  • Iki didhahari dhisik, Mas.
  • Sing arep mangkat nyang Wonosobo sapa, Dhik?
  • Sing arep tindak nyang Wonosobo sapa, Dhik?
  • Kowe mangkata dhisik wae, tinimbang kesuwen ngenteni aku.
  • Panjenengan tindaka dhisik wae, tinimbang kesuwen ngenteni aku.

Penggunaan Bahasa Jawa Ngoko Alus

Dalam penggunaannya di kehidupan sehari-hari, bahasa atau contoh ngoko alus mengacu pada beberapa hal, yakni sebagai berikut:

  • Teman dekat tetapi sama-sama saling menghormati
  • Diucapkan oleh orang tua yang derajatnya lebih tinggi kepada bawahannya atau orang yang lebih muda tetapi sangat akrab sekali
  • Diucapkan kepada orang lain yang baru dikenal tetapi sama-sama saling menghormati
  • Istri kepada suami atau sebaliknya, suami kepada istri
  • Tulisan dalam majalah atau sejenisnya untuk menghormati pembaca

Penggunaan Bahasa Jawa Ngoko Lugu

Sama halnya dengan ngoko alus, contoh kalimat ngoko lugu dalam kehidupan sehari-hari mengacu pada beberapa hal berikut:

  • Orang yang derajatnya lebih tinggi kepada orang dengan derajat lebih rendah
  • Seorang majikan kepada pegawai atau karyawan
  • Percakapan antara teman sebaya
  • Percakapan dalam situasi yang tidak resmi

Pembagian Undha Usuk dalam Bahasa Jawa selain Ngoko Alus dan Lugu

Selain ngoko alus dan ngoko lugu, dalam undha usuk bahasa Jawa ada pula basa krama.

Basa Krama

Basa krama dipakai ketika berada pada situasi yang formal atau resmi dengan dua variasi, yaitu krama lugu dan krama alus.

1. Krama Lugu

Krama lugu dipakai dalam komunikasi formal dengan orang sebaya atau orang yang punya kedudukan sama.

Contoh kalimat krama lugu

  • Bu Ani nembe sakit (Bu Ani habis sakit).
  • Pak Paijo sampun tilem (Pak Paijo sudah tidur).

2. Krama Alus

Krama alus adalah jenis basa krama yang paling sopan dan dipakai untuk berkomunikasi secara formal dengan orang yang lebih tua atau punya kedudukan lebih tinggi.

Contoh kalimat krama alus

  • Penjenengan kalawau sampun dhahar? (Kamu sudah makan).
  • Simbah tindak peken mbekta songsong (simbah pergi ke pasar dengan membawa payung).

chatbot tessa R123

Contoh Kalimat Ngoko Alus

contoh ngoko alus

sumber: scribd.com

Berikut ini adalah beberapa contoh kalimat ngoko alus lengkap dengan artinya:

  1. Korane mau wis diwaos apa diring ta, Mas Idan? (Korannya tadi sudah dibaca atau belum, Mas Idan?)
  2. Simbah nembe sakit padharan. (Kakek sedang sakit perut).
  3. Lek Bagyo wangsul wonten Surabaya. (Om Bagyo pulang ke Surabaya.)
  4. Aku nyuwun pirsa, daleme Mas Andi kuwi, neng endi? (Maaf, saya mau tanya rumah Kak Andi itu, di mana?)
  5. Panjenangan arep maem napa? (Kamu mau makan apa?)
  6. Jam piro panjenengan menyang pasar? (Jam berapa kamu pergi ke pasar?)
  7. Aku badhe maem soto, panjenengan melu ora? (Aku mau makan soto, kamu ikut tidak?)
  8. Bapak durung kondur saka pasar, dadine aku dikongkon tunggu omah dhisik. (Bapak masih belum pulang dari pasar, makanya aku disuruh menunggu di rumah dulu.)
  9. Bapak remen ngunjuk wedang jahe dene aku luwih seneng jus alpukat. (Bapak suka minum wedang jahe sedangkan aku lebih suka minum jus alpukat.)
  10. Ibu mboten tilem? (Ibu tidak tidur?)
  11. Saben dina jemuah Bapak mesthi ngasta arit kanggo kerja bakti ing kantor desa. (Setiap hari Jumat Bapak selalu membawa sabit untuk kerja bakti di kantor desa.)
  12. Bapak dhahar sate ayam sing ditumbas sore mau. (Bapak makan sate ayam yang dibeli tadi sore.)
  13. Eyangku isih sare dadine yen dolanan hape aja gemberah. (Eyangku masih tidur jadi kalau main hape jangan ribut.)
  14. Bapak karo ibuku isih durung kondur saka daleme Pak Budi sing dina iki ngrabekake anake. (Bapak dan Ibuku masih belum pulang dari rumahnya Pak Budi yang hari ini menikahkan anaknya.)
  15. Bapak sare ing ngarep TV mulane awake dhewe ora bisa dolanan Play Station. (Bapak tidur di depan TV sebab itulah kita tidak bisa bermain Play Station.)
  16. Panjenengan kersa sare kene, mbak? (Kamu ingin tidur di sini, mbak?
  17. Panjenengan sesuk apa sida tindak? (Kamu besok jadi pergi?)
  18. Simbah nembe sakit padharan. (Nenek baru saja sakit perut)
  19. Adik didukani Pak Guru amarga ora nggarap tugas. (Adik dimarahi Pak Guru karena tidak mengerjakan tugas)
  20. Ibu ramen ngunjuk wedang jahe, yen aku luwih seneng ngombe jus jambu. (Ibu suka minum wedang jahe sedangkan aku lebih suka minum jus jambu)
  21. Panjenengan purun dipunpirsa? (Kamu bersedia ditanyakan?)
  22. Monggo sareng ingkang rukun kaliyan kanca. (Mari bersama rukun dengan teman)
  23. Tiyange mboten purun diparingi arta. (Orangnya tidak mau diberi uang)
  24. Bapak karo Ibu isih durung kondur saka daleme Pak Waskito. (Bapak dan Ibu masih belum pulang dari rumahnya Pak Waskito)
  25. Bapak remen ngunjuk wedang jahe, yen aku luwih seneng ngombe teh manis. (Bapak suka minum wedang jahe sedangkan aku lebih suka minum teh manis)

Itulah contoh kalimat ngoko alus yang dapat dijadikan referensi.

Contoh Kalimat Ngoko Lugu

Berikut ini adalah contoh kalimat ngoko lugu yang bisa dijadikan referensi.

  1. Sepatune Budi ilang dicolong maling. (Sepatunya Rio hilang dicuri maling.)
  2. Paiman masuk angin merga aduse kewengan. (Paiman masuk angin karena mandinya kemalaman.)
  3. Aku duwe dolanan anyar sing lucu banget. (Aku punya mainan baru yang lucu sekali.)
  4. Sutejo lunga menyang Purwodadi karo kanca-kancane. (Sutejo pergi ke Purwodadi bersama teman-temannya.)
  5. Wis rong taun iki ing desaku ora ana karnaval. (Sudah dua tahun ini di desaku tidak ada karnaval.)
  6. Aku arep mangan sate, koe melu opo ora? (Aku mau makan sate, kamu ikut atau tidak?)
  7. Jam piro koe menyang pasar? (Jam berapa kamu pergi ke pasar?)
  8. Koe arep mangan opo? (Kamu mau makan apa?)
  9. Kursi iki digawe seko kayu jati. (Kursi ini dibuat dari kayu jati.)
  10. Saban esuk aku mesthi tuku sega pecel kanggo sarapan sadurunge budhal sekolah. (Setiap pagi aku selalu membeli nasi pecel sebelum berangkat ke sekolah.)
  11. Budi budhal sekolah kanthi numpah sepedhah karo kanca-kancane. (Budi berangkat ke sekolah dengan naik sepeda bersama teman-temannya.)
  12. Ani keturon ing ngarep TV merga kekeselen anggene latihan nari. (Ani tertidur di depan TV karena kelelahan usai latihan menari.)
  13. Parman masuk angin merga aduse kewengan. (Parman masuk angin karena mandinya kemalaman)
  14. Adhikku tuku dolanan robot-robotan sing regane lumayan larang. (Adikku membeli mainan robot-robotan yang harganya lumayan mahal.)
  15. Wis rong taun iki ing desaku ora ana karnaval. (Sudah dua tahun ini di desaku tidak ada karnaval)
  16. Pakdhe Sumarno mlaku liwat dalan gedhe. (Pakhde Sumarno berjalan melewati jalan besar)
  17. Kursi iki digawe seko kayu jati. (Kursi ini dibuat dari kayu jati)
  18. Mas Paijo lagi madang. (Mas Paijo sedang makan).
  19. Sepatune Mas Gilang ilang dicolong maling. (Sepatunya mas Gilang hilang dicuri maling)
  20. Tukiyem lunga menyang Bandung karo kanca-kancane. (Tukiyem pergi ke Bandung bersama teman-temannya)
  21. Awakmu dek ingi mulih jam piro? (Kamu kemarin pulang jam berapa?)
  22. Kowe we budal ket kapan? (Kamu sudah berangkat sejak kapan?)
  23. Tulung ketikno surat iki mas! (Minta tolong untuk mengetikkan surat ini mas!)
  24. Dek Ani, lampune patenono! (Dik Ani, matikan lampunya!)
  25. Aku arep lunga menyang pasar (Aku mau pergi ke pasar)

Contoh Percakapan Ngoko Alus

Berikut adalah contoh percakapan yang menggunakan ngoko alus.

Siti: Sugeng enjang, Bu Ani. (Selamat pagi, Bu Ani)

Bu Ani: Sugeng enjang. Enek apa, Nduk? (Selamat pagi. Ada apa, Nak?)

Siti: Tugas pelajaran bahasa Jawa menika menapa siyos ditumpuk dinten niki? (Apakah tugas bahasa Jawanya jadi dikumpulkan hari ini?)

Bu Ani: Iya, Nduk, nanging ibu ora bisa koreksi dina iki. (Iya, Nak, hanya saja ibu tidak bisa mengoreksi hari ini)

Siti: Wonten menapa, Bu? (Ada apa Bu?)

Bu Ani: Ibu dina iki ana jadwal rapat neng kantor Diknas, dadi ibu nyuwun tulung tugas kanca-kancamu ditumpuk sik, ya. (Ibu hari ini ada jadwal rapat di kantor Diknas, jadi ibu minta tolong tugas teman-temanmu dikumpulkan dulu, ya)

Siti: Oh, inggih, Bu. (Oh, iya bu)

Bu Ani: Tulung ditumpuk urut saka nomer presensi awal, nek wis tumpuken ning nduwur mejane ibu neng kantor. (Tolong dikumpulkan urut dari nomor presensi awal, kalau sudah kumpulkan di atas meja ibu di kantor)

Siti: Nggih, Bu. Berarti ulangan dinten niki nggih mboten siyos? (Baik, Bu. Berarti ulangan hari ini juga tidak jadi?

Bu Ani: Iya, ulangan tak ganti minggu ngarep, ya. (Iya, ulangan diganti minggu depan)

Siti: Nggih, Bu. Punapa wonten bab ingkang kula saget biyantu malih, Bu? (Baik, bu. Apa ada hal lain yang bisa saya bantu lagi, Bu?

Bu Ani: Wis kuwi wae. Tulung sesok bar bali sekolah ajaken kancamu nggo ngewangi ibu ngoreksi tugas bahasa Jawa. (Sudah itu saja. Tolong besok setelah pulang sekolah ajak teman-temanmu untuk bantu ibu mengoreksi tugas bahasa Jawa.

Siti: Ingggih, Bu. Mangke kula ajak kanca-kanca. (Baik, Bu. Nanti saya ajak teman-temen.

Bu Ani: Matur nuwun ya, Le. (Terima kasih ya, Nak)

Siti: Inggih, sami-sami, Bu. (Iya, sama-sama, Bu)

 

***

Itulah kumpulan contoh ngoko alus dan ngoko lugu dalam bahasa Jawa yang bisa dipraktikkan sehari-hari.

Baca artikel menarik lainnya di artikel.rumah123.com dan Google News.

Jika kamu memiliki pertanyaan seputar hunian, inilah saatnya buat ngobrolin properti di laman Teras123.

Dapatkan informasi seputar harga hunian dan rekomendasi rumah terbaik hanya di Rumah123 karena #SemuaAdaDisini.


Tag:


Hendi Abdurahman

Content Writer

Mengawali karier sebagai penulis lepas seputar tema olah raga di sejumlah media online. Sejak 2021 menjadi penulis konten di 99 Group dengan cakupan tema meliputi properti, marketing, dan gaya hidup. Senang menjelajah kota di akhir pekan.
Selengkapnya

IKLAN

Tutup iklan
×

SCROLL UNTUK TERUS MEMBACA