Salah satu aspek bahasa Jawa yang penting dipahami adalah terkait undha usuk bahasa Jawa terutama ngoko alus agar bisa bertutur dengan lebih sopan. Yuk, simak pengertian dan juga contoh ngoko alus bahasa Jawa sehari-hari berikut ini.
Untuk berkomunikasi dengan sesama, masyarakat Jawa mempunyai beberapa aksen yang kerap dilontarkan dalam kehidupan bermasyarakat.
Setidaknya, penggunaan bahasa Jawa ngoko dan krama masih digunakan hingga kini.
Untuk kamu ketahui, kedua ragam bahasa Jawa tersebut dibedakan menjadi halus dan kasar.
Lebih khusus, artikel ini akan membedah mengenai contoh ngoko alus dan ngoko lugu.
Namun, sebelum itu, simak terlebih dahulu pengertian, fungsi, ciri-ciri dan penjelasan lengkapnya.
Pengertian Ngoko Alus
Menurut Kamus Saku Jawa-Indonesia karya Eko Gunawan, M.Pd., ngoko alus adalah bentuk unggah ungguh yang di dalamnya bukan hanya terdiri atas leksikon ngoko dan netral saja, melainkan juga terdiri atas leksikon krama inggil, krama andhap, dan krama.
Dalam penggunaannya di kehidupan sehari-hari, bahasa atau contoh ngoko alus mengacu pada beberapa hal, yakni sebagai berikut:
- Teman dekat tetapi sama-sama saling menghormati
- Diucapkan oleh orang tua yang derajatnya lebih tinggi kepada bawahannya atau orang yang lebih muda tetapi sangat akrab sekali
- Diucapkan kepada orang lain yang baru dikenal tetapi sama-sama saling menghormati
- Istri kepada suami atau sebaliknya, suami kepada istri
- Tulisan dalam majalah atau sejenisnya untuk menghormati pembaca
Fungsi Ngoko Alus
Secara fungsi, ngoko alus dipakai untuk menunjukkan rasa hormat dan sikap kesopanan kepada lawan bicara.
Tidak hanya itu, ngoko alus juga kerap kali digunakan dalam situasi formal lainnya seperti pidato bahasa Jawa, ceramah, dan lain sebagainya.
Ciri Ciri Ngoko Alus
Mengutip buku Bahasa Jawa XB karya Eko Gunawa, M.Pd. ciri ciri ngoko alus adalah sebagai berikut:
- Kata untuk menyapa orang kedua dan ketika yang berbentuk ngoko diubah menjadi kromo atau kromo inggil.
- Kata kerja untuk orang lain dalam bentuk ngoko diubah menjadi kromo inggil dan kromo andhap untuk diri sendiri.
- Semua kata yang berhubungan dengan kepemilikan orang kedua diubah menjadi bentuk kromo atau kromo inggil, bukan ngoko.
- Imbuhan ngoko pada kata kerja untuk orang kedua tidak perlu diubah menjadi versi kromo.
- Partikel dak- dan ku- tidak menjadi kula, sedangkan kok- dan mu- berubah jadi panjenengan.
Contoh Kalimat Ngoko Alus
Berikut ini adalah beberapa contoh kalimat ngoko alus lengkap dengan artinya:
- Korane mau wis diwaos apa diring ta, Mas Idan? (Korannya tadi sudah dibaca atau belum, Mas Idan?)
- Simbah nembe sakit padharan. (Kakek sedang sakit perut).
- Lek Bagyo wangsul wonten Surabaya. (Om Bagyo pulang ke Surabaya.)
- Aku nyuwun pirsa, daleme Mas Andi kuwi, neng endi? (Maaf, saya mau tanya rumah Kak Andi itu, di mana?)
- Panjenangan arep maem napa? (Kamu mau makan apa?)
- Jam piro panjenengan menyang pasar? (Jam berapa kamu pergi ke pasar?)
- Aku badhe maem soto, panjenengan melu ora? (Aku mau makan soto, kamu ikut tidak?)
- Bapak durung kondur saka pasar, dadine aku dikongkon tunggu omah dhisik. (Bapak masih belum pulang dari pasar, makanya aku disuruh menunggu di rumah dulu.)
- Bapak remen ngunjuk wedang jahe dene aku luwih seneng jus alpukat. (Bapak suka minum wedang jahe sedangkan aku lebih suka minum jus alpukat.)
- Ibu mboten tilem? (Ibu tidak tidur?)
- Saben dina jemuah Bapak mesthi ngasta arit kanggo kerja bakti ing kantor desa. (Setiap hari Jumat Bapak selalu membawa sabit untuk kerja bakti di kantor desa.)
- Bapak dhahar sate ayam sing ditumbas sore mau. (Bapak makan sate ayam yang dibeli tadi sore.)
- Eyangku isih sare dadine yen dolanan hape aja gemberah. (Eyangku masih tidur jadi kalau main hape jangan ribut.)
- Bapak karo ibuku isih durung kondur saka daleme Pak Budi sing dina iki ngrabekake anake. (Bapak dan Ibuku masih belum pulang dari rumahnya Pak Budi yang hari ini menikahkan anaknya.)
- Bapak sare ing ngarep TV mulane awake dhewe ora bisa dolanan Play Station. (Bapak tidur di depan TV sebab itulah kita tidak bisa bermain Play Station.)
- Panjenengan kersa sare kene, mbak? (Kamu ingin tidur di sini, mbak?
- Panjenengan sesuk apa sida tindak? (Kamu besok jadi pergi?)
- Simbah nembe sakit padharan. (Nenek baru saja sakit perut)
- Adik didukani Pak Guru amarga ora nggarap tugas. (Adik dimarahi Pak Guru karena tidak mengerjakan tugas)
- Ibu ramen ngunjuk wedang jahe, yen aku luwih seneng ngombe jus jambu. (Ibu suka minum wedang jahe sedangkan aku lebih suka minum jus jambu)
- Panjenengan purun dipunpirsa? (Kamu bersedia ditanyakan?)
- Monggo sareng ingkang rukun kaliyan kanca. (Mari bersama rukun dengan teman)
- Tiyange mboten purun diparingi arta. (Orangnya tidak mau diberi uang)
- Bapak karo Ibu isih durung kondur saka daleme Pak Waskito. (Bapak dan Ibu masih belum pulang dari rumahnya Pak Waskito)
- Bapak remen ngunjuk wedang jahe, yen aku luwih seneng ngombe teh manis. (Bapak suka minum wedang jahe sedangkan aku lebih suka minum teh manis)
Itulah contoh kalimat ngoko alus yang dapat dijadikan referensi.
Contoh Percakapan Ngoko Alus
Berikut adalah contoh percakapan ngoko alus bahasa Jawa untuk sehari-hari yang bisa kamu tiru.
Siti: Sugeng enjang, Bu Ani. (Selamat pagi, Bu Ani)
Bu Ani: Sugeng enjang. Enek apa, Nduk? (Selamat pagi. Ada apa, Nak?)
Siti: Tugas pelajaran bahasa Jawa menika menapa siyos ditumpuk dinten niki? (Apakah tugas bahasa Jawanya jadi dikumpulkan hari ini?)
Bu Ani: Iya, Nduk, nanging ibu ora bisa koreksi dina iki. (Iya, Nak, hanya saja ibu tidak bisa mengoreksi hari ini)
Siti: Wonten menapa, Bu? (Ada apa Bu?)
Bu Ani: Ibu dina iki ana jadwal rapat neng kantor Diknas, dadi ibu nyuwun tulung tugas kanca-kancamu ditumpuk sik, ya. (Ibu hari ini ada jadwal rapat di kantor Diknas, jadi ibu minta tolong tugas teman-temanmu dikumpulkan dulu, ya)
Siti: Oh, inggih, Bu. (Oh, iya bu)
Bu Ani: Tulung ditumpuk urut saka nomer presensi awal, nek wis tumpuken ning nduwur mejane ibu neng kantor. (Tolong dikumpulkan urut dari nomor presensi awal, kalau sudah kumpulkan di atas meja ibu di kantor)
Siti: Nggih, Bu. Berarti ulangan dinten niki nggih mboten siyos? (Baik, Bu. Berarti ulangan hari ini juga tidak jadi?
Bu Ani: Iya, ulangan tak ganti minggu ngarep, ya. (Iya, ulangan diganti minggu depan)
Siti: Nggih, Bu. Punapa wonten bab ingkang kula saget biyantu malih, Bu? (Baik, bu. Apa ada hal lain yang bisa saya bantu lagi, Bu?
Bu Ani: Wis kuwi wae. Tulung sesok bar bali sekolah ajaken kancamu nggo ngewangi ibu ngoreksi tugas bahasa Jawa. (Sudah itu saja. Tolong besok setelah pulang sekolah ajak teman-temanmu untuk bantu ibu mengoreksi tugas bahasa Jawa.
Siti: Ingggih, Bu. Mangke kula ajak kanca-kanca. (Baik, Bu. Nanti saya ajak teman-temen.
Bu Ani: Matur nuwun ya, Le. (Terima kasih ya, Nak)
Siti: Inggih, sami-sami, Bu. (Iya, sama-sama, Bu)
Perbedaan Ngoko Alus dan Ngoko Lugu
Ngoko alus dan ngoko lugu memiliki perbedaan yang cukup signifikan dalam penggunaannya di kehidupan sehari-hari.
Secara umum ngoko alus dipakai pada situasi yang lebih resmi atau situasi formal, misalnya dalam pertemuan atau percakapan dengan orang yang lebih tua dan mempunyai status sosial lebih tinggi.
Di sisi lain, ngoko lugu digunakan pada situasi yang santai alias tidak terlalu resmi, misalnya dalam percakapan antara teman sebaya.
Sebagai perbandingan dalam kalimat dengan makna yang sama, berikut adalah contoh ngoko alus dan ngoko lugu.
Bahasa Indonesia: “Maaf, saya mau tanya rumah Ibu Sumarti itu, di mana?”
Ngoko alus: “Aku nyuwun pirsa, daleme Bu Sumarti kuwi, neng endi?”
Ngoko lugu: “Eh, aku arep takon, omahe Bu Sumarti, neng ndi?”
Dari kedua contoh ngoko alus dan ngoko lugu di atas, makna yang ditanyakan sama tetapi konteks peruntukkannya berbeda.
Kalimat ngoko alus terkesan lebih lemah lembut sedangkan kalimat ngoko lugu cenderung setara.
Perubahan Bentuk Ngoko Lugu ke Ngoko Alus
Berdasarkan buku Bahasa Jawa XB yang ditulis oleh Eko Gunawan, M.Pd., terdapat perubahan bentuk ragam bahasa Jawa, khususnya dari ngoko lugu ke ngoko alus:
- Semua kata penyapa untuk orang kedua dan/atau orang ketiga yang berbentuk ngoko diubah menjadi krama atau krama inggil.
- Semua kata kerja yang ditujukan untuk orang lain (orang kedua dan/atau orang ketiga) yang berbentuk ngoko diubah menjadi krama inggil, sedangkan kata kerja ngoko yang ditujukan untuk diri sendiri diubah menjadi krama andhap.
- Semua kata benda yang berhubungan dengan kepemilikan orang kedua yang berbentuk ngoko dapat diubah menjadi krama atau krama inggil.
- Afiks ngoko yang melekat pada kata kerja yang ditujukan untuk orang kedua tidak perlu berubah menjadi afiks krama.
- Klik dak– dan –ku tidak berubah menjadi kula, sedangkan klitik kok– dan –mu dapat berubah menjadi panjenengan.
Contoh perubahan bentuk ngoko lugu ke ngoko alus dalam kalimat.
- Iki dipangan dhisik, Mas.
- Iki didhahari dhisik, Mas.
- Sing arep mangkat nyang Wonosobo sapa, Dhik?
- Sing arep tindak nyang Wonosobo sapa, Dhik?
- Kowe mangkata dhisik wae, tinimbang kesuwen ngenteni aku.
- Panjenengan tindaka dhisik wae, tinimbang kesuwen ngenteni aku.
Pembagian Undha Usuk dalam Bahasa Jawa
Selain ngoko alus dan ngoko lugu, dalam undha usuk bahasa Jawa ada pula basa krama.
Basa Krama
Basa krama dipakai ketika berada pada situasi yang formal atau resmi dengan dua variasi, yaitu krama lugu dan krama alus.
1. Krama Lugu
Krama lugu dipakai dalam komunikasi formal dengan orang sebaya atau orang yang punya kedudukan sama.
Contoh kalimat krama lugu
- Bu Ani nembe sakit (Bu Ani habis sakit).
- Pak Paijo sampun tilem (Pak Paijo sudah tidur).
2. Krama Alus
Krama alus adalah jenis basa krama yang paling sopan dan dipakai untuk berkomunikasi secara formal dengan orang yang lebih tua atau punya kedudukan lebih tinggi.
Contoh kalimat krama alus
- Penjenengan kalawau sampun dhahar? (Kamu sudah makan).
- Simbah tindak peken mbekta songsong (simbah pergi ke pasar dengan membawa payung).
***
Itulah kumpulan contoh ngoko alus dan ngoko lugu dalam bahasa Jawa yang bisa dipraktikkan sehari-hari.
Baca artikel menarik lainnya di artikel.rumah123.com.
Jika kamu memiliki pertanyaan seputar hunian, inilah saatnya buat ngobrolin properti di laman Teras123.
Dapatkan informasi seputar harga hunian dan rekomendasi rumah terbaik hanya di Rumah123 karena #RumahUntukSemua