OK
Panduan

10 Contoh Historical Recount Text Beserta Struktur dan Terjemahannya

03 Nopember 2024 · 16 min read Author: Ilham Budhiman · Editor: M. Iqbal

historical recount text

Historical recount text adalah salah satu jenis teks yang menceritakan ulang peristiwa sejarah. Simak penjelasan lengkap disertai contoh teksnya, yuk!

Bagi Property People yang belum tahu, teks recount sejarah termasuk jenis teks yang menceritakan kembali sebuah peristiwa atau pengalaman yang sudah terjadi.

Teks recount terdiri dari beberapa jenis teks, salah satunya historical recount text.

Namun, apa itu historical recount text? Bagaimana contohnya?

Simak sama-sama ulasannya di bawah ini, ya!

Apa Itu Historical Recount Text?

Apa Itu Historical Recount Text

Menurut buku Let’s Learn English Together An English Text Books for Senior High School Level oleh Silvia Wulandari, dkk., recount text adalah jenis teks bahasa Inggris yang disusun dengan tujuan untuk menceritakan kembali peristiwa atau pengalaman di masa lalu.

Sementara itu, menurut buku Jenis-Jenis Teks dalam Bahasa Inggris oleh Joko Prayudha, historical recount text adalah teks yang menceritakan peristiwa bersejarah, seperti tentang kerajaan Sriwijaya atau Candi Borobudur.

Kesimpulannya, historical recount text disebut sebagai teks yang mengisahkan tentang peristiwa bersejarah dengan menginformasikan kronologis peristiwa demi peristiwa berdasarkan fakta dan sejarah.

Secara umum, ciri-ciri recount text antara lain selalu menggunakan bentuk lampau (use of past tense), fokus pada peristiwa tertentu, dan fokus pada partisipasi individu.

Kalau sudah paham, simak struktur dan contoh historical recount text berikut ini yang dikutip dari berbagai sumber buku, ya.

Struktur Recount Text

Layaknya jenis teks lainnya, teks recount sejarah juga memiliki generic structure, yakni orientasi awal (orientation), peristiwa yang diceritakan (events), dan reorientation atau reorientasi.

Mengutip dari English Academy, berikut merupakan penjabarannya.

1. Orientation

Sebagian besar teks diawali dengan orientasi awal, tak terkecuali recount text bahasa Inggris.

Pada bagian ini, pembaca akan disuguhkan informasi mengenai pengenalan tokoh atau karakter, lokasi, latar waktu, dan lain sebagainya.

Adapun tujuan dari orientasi awal adalah supaya pembaca dapat mengerti alur cerita yang disajikan.

2. Series of Events

Berikutnya, generic of recount text adalah rangkaian peristiwa atau series of events.

Sesuai namanya, teks recount sejarah pada bagian ini memuat kejadian inti dari teks secara keseluruhan.

Tak hanya itu, biasanya para penulis akan menuliskan pernyataan pribadi tentang cerita yang digarap.

3. Re-orientation

Terakhir, historical recount text juga memiliki bagian reorientasi. Pada bagian ini, penulis memberikan kesimpulan dari cerita menyatakan bagaimana cerita berakhir.

Selain itu, recount text bahasa Inggris yang baik juga menyertakan kesan dan pesan untuk pembaca supaya terhibur.

Tujuan Recount Text

Pada dasarnya, hal yang membedakan recount text dengan teks lainnya dapat disimak dari tujuannya. Untuk itu, mari pelajari tujuan dari teks recount berikut ini.

1. Menyajikan Informasi

Sejatinya, tujuan recount text adalah untuk memberikan informasi berharga kepada pembaca.

Adapun jenis informasi yang biasa tersaji di historical recount text yaitu kejadian di masa lampau, laporan mengenai suatu acara, pengalaman pribadi, ataupun sejarah.

2. Menghibur Pembaca

Sama seperti jenis teks bahasa Inggris kebanyakan, recount text juga harus bisa menghibur para pembaca.

Hal ini yang menjadikannya berbeda dari buku sejarah atau report text yang memiliki gaya tulisan cenderung formal.

3. Merefleksikan Sesuatu

Pada umumnya, historical recount text kerap dijadikan sebagai sarana bagi para penulis untuk merefleksikan suatu hal.

Selain itu, dari sisi pembaca, teks recount juga bisa dimanfaatkan untuk menganalisa suatu topik secara mendalam.

10 Contoh Historical Recount Text

Bagaimana, apakah sudah mulai memahami apa itu historical recount text?

Jika sudah, sebagai bahan pembelajaran, kamu bisa menyimak berbagai contoh recount text singkat di bawah ini hingga akhir.

1. Historical Recount Text Singkat

The Battle for Surabaya

At the end of World War II many Indonesians believed that independence was imminent. Few realized that it would be another five years of fighting before the country became a fully independent republic. The area around the east Javanese town of Surabaya became the scene of some of the heaviest fighting, and the Battle of Surabaya, which cost the lives of many thousands of Indonesians, became a symbol of resistance to the re-imposition of Dutch colonial rule.

The future President Sukarno declared independence on 17 August 1945, and on 19 September, Dutch internees, with Japanese support, occupied the Oranje Hotel in Surabaya, and hoisted the Dutch flag. While this was taking place, young Indonesians were busily replacing Japanese flags in all the offices with Indonesian ones.

When they heard what the Dutch had done, the Indonesians rushed to the hotel, and hand to hand fighting began with the Dutch, who were determined to defend their flag. Very soon shots were heard, and several people fell – both Dutch and Indonesian – as several Indonesian youths climbed the flagpole and ripped the blue stripe off the Dutch flag.

By the beginning of October, fierce fighting had broken out between the Indonesians and the Japanese, who refused to hand over their arms. The Indonesians managed to take possession of numerous buildings throughout Surabaya, and commandeered hundreds of cars and trucks to facilitate their movement throughout the town.

Then, on 25 October, some 6,000 British troops of the 49th Brigade of the 23rd Division under the command of Brigadier Mallaby, entered Surabaya. They had been ordered to organize the recovery of Allied prisoners-of-war, and the Indonesians were happy to co-operate. However, the British also sought to recapture Surabaya for the Dutch, and occupied key buildings and railway stations, and dropped leaflets over the town informing the populace that anyone seen bearing arms would be shot.

Sumber: buku Recount Text oleh Jazamah Fitri

2. Contoh Historical Recount Text

History of Istanbul

First inhabitants of Istanbul are dating back to second millennia BC, they were settled on the Asian side of the city. Its first name comes from Megara king Byzas who took his colonists here in the 7th century BC to establish a colony named Byzantium, the Greek name for a city on the Bosphorus. Byzas chose this spot after consulting an oracle of Delphi who told him to settle across from the “land of the blind”. Indeed, Byzas believed that earlier settlers must have been “blind” for overlooking this superb location at the entrance of the Bosphorus strait, only access to the Black Sea.

In the 6th century BC Persians ruled the city and then Alexander the Great took it over after 4th century BC, which was a peaceful period until the 2nd century BC.

In 193 AD Roman emperor Septimus Severus conquered the city and it remained under the Roman rule until 4th century AD, when emperor Constantine the Great made Byzantium the capital of entire Roman Empire and gave it his name: Constantinople, and Eastern Roman Empire was called Byzantine Empire after 5th century. The city was built on seven hills, like Rome.

Early Byzantine emperors filled their city with the treasures of the ancient world, especially between 4th and 6th centuries with a population exceeded half a million. In 532 during the reign of Justinian I, riots destroyed the city. But it was rebuilt and outstanding structures such as Hagia Sophia stand as monuments to the golden age of Byzantines.

Istanbul’s latter history is full intrigues and sieges, it was besieged by the Arabs in the 7th and 8th centuries and by the Barbarians in the 9th and 10th, but ruled by the Fourth Crusade between 1204-1261 who destroyed and sacked all the wealth. After this, Constantinople did not regain its former richness nor strength.

Terjemahan

Penduduk pertama Istanbul berasal dari milenium kedua SM, mereka menetap di sisi kota Asia. Nama depannya berasal dari raja Megara Byzas yang membawa penjajahnya ke sini pada abad ke-7 SM untuk mendirikan koloni bernama Byzantium, nama Yunani untuk sebuah kota di Bosphorus. Byzas memilih tempat ini setelah berkonsultasi dengan oracle Delphi yang menyuruhnya menetap di seberang “land of the blind”. Memang benar, Byzas percaya bahwa para pemukim sebelumnya pasti “buta” karena mengabaikan lokasi luar biasa ini di pintu masuk selat Bosphorus, satu-satunya akses ke Laut Hitam.

Pada abad ke-6 SM Persia menguasai kota ini dan Alexander Agung mengambil alih kota tersebut setelah abad ke-4 SM, yang merupakan masa damai hingga abad ke-2 SM.

Pada 193 M, kaisar Romawi Septimus Severus menaklukkan kota ini dan kota tersebut tetap berada di bawah kekuasaan Romawi hingga abad ke-4 M, ketika kaisar Konstantinus Agung menjadikan Byzantium sebagai ibu kota seluruh Kekaisaran Romawi dan memberinya nama: Konstantinopel, dan Kekaisaran Romawi Timur disebut Bizantium Kekaisaran setelah abad ke-5. Kota ini dibangun di atas tujuh bukit, seperti Roma.

Kaisar Bizantium awal memenuhi kota mereka dengan harta karun dunia kuno, terutama antara abad ke-4 dan ke-6 dengan populasi melebihi setengah juta jiwa. Pada tahun 532 pada masa pemerintahan Yustinianus I, kerusuhan menghancurkan kota tersebut. Namun kota ini dibangun kembali dan bangunan luar biasa seperti Hagia Sophia berdiri sebagai monumen zaman keemasan Bizantium.

Sejarah Istanbul yang terakhir penuh dengan intrik dan pengepungan, kota ini dikepung oleh bangsa Arab pada abad ke-7 dan ke-8 dan oleh bangsa Barbar pada abad ke-9 dan ke-10, namun dikuasai oleh Perang Salib Keempat antara tahun 1204-1261 yang menghancurkan dan menjarah semua kekayaan. Setelah itu, Konstantinopel tidak mendapatkan kembali kekayaan dan kekuatannya seperti semula.

Sumber: Buku Modul Pembelajaran Recount Text

3. Historical Recount Text tentang Pahlawan

historical recount text

historical recount text example

4. Historical Recount Text Example

History of the Post-Independence Guerrilla War of Indonesia

In order to maintain Indonesia’s independence after the proclamation, the fighters did guerrilla warfare. This war is a form of war that is carried out secretly and quickly.

The guerrilla in Yogyakarta occurred in 1948, precisely during the Dutch Military Aggression II. At that time, the guerrilla war was led by General Soedirman.

Yogyakarta at that time became the capital of Indonesia because Jakarta was controlled by the Dutch. The Dutch entered Indonesia, especially Java Island on December 14, 1948.

The Dutch carried out various attacks in Yogyakarta, including an attack at Maguwo Air Base, then an attack on the ground. On 19 December 1948, Yogyakarta was controlled by the Dutch troops and the Indonesian leaders were arrested.

General Soedirman then left Yogyakarta to conduct guerrilla on December 22, 1948. During the guerrilla, General Soedirman and his troops moved around and crossed rivers, mountains, valleys and forests.

To break the Dutch concentration, Indonesian troops attacked Dutch guarded posts. Due to the quick and sudden strategy, the Dutch troops became overwhelmed. Due to the Dutch Military Aggression II which made Yogyakarta was unconducive, Sri Sultan Hamengkubuwono IX requested permission from General Soedirman by letter to carry out an attack.

After making plans, in the morning of March 1, 1949, attacks began on a large scale and simultaneous basis in all regions of Indonesia. The main focus of the attack was carried out in Yogyakarta, the capital of Indonesia at that time. In the morning at 6 o’clock, sirens sounded and attacks were carried out from all over the city.

The Indonesian troops eventually managed to control the city of Yogyakarta successfully for 6 hours and the attack was known as the 1 March General Offensive. To commemorate this event, the 1 March General Offensive Monument was built which later became a landmark and cultural heritage of Yogyakarta City. The monument is also to remember the struggle of the Indonesian people against the colonialists.

Terjemahan

Sejarah Perang Gerilya Pasca-Indonesia Merdeka

Untuk mempertahankan kemerdekaan Indonesia setelah proklamasi, para pejuang melakukan perang gerilya. Perang ini merupakan salah satu bentuk perang yang dilakukan secara sembunyi-sembunyi dan cepat.

Perang gerilya di Yogyakarta terjadi pada 1948, tepatnya saat Agresi Militer Belanda II. Saat itu, perang gerilya dipimpin oleh Jenderal Soedirman.

Yogyakarta saat itu menjadi ibukota Indonesia karena Jakarta dikuasai oleh Belanda. Belanda masuk Indonesia terutama Pulau Jawa pada 14 Desember 1948.

Belanda melakukan berbagai serangan di Yogyakarta, termasuk serangan di Pangkalan Udara Maguwo, kemudian serangan di darat. Pada 19 Desember 1948, Yogyakarta berhasil dikuasai oleh pasukan Belanda dan para pemimpin ditangkap.

Jenderal Soedirman kemudian meninggalkan Yogyakarta untuk melakukan gerilya pada 22 Desember 1948. Selama gerilya, Jenderal Soedirman bersama pasukannya berpindah-pindah tempat dan menyeberangi sungai, gunung, lembah dan hutan.

Untuk memecah konsentrasi Belanda, pasukan Indonesia menyerang pos-pos yang dijaga Belanda. Karena strategi yang cepat dan tiba-tiba, pasukan Belanda menjadi kewalahan. Karena Agresi Militer Belanda II yang membuat Yogyakarta menjadi tidak kondusif, Sri Sultan Hamengku Buwono IX meminta izin kepada Jenderal Soedirman lewat surat untuk diadakan serangan.

Setelah menyusun rencana, di pagi hari pada 1 Maret 1949, serangan dimulai secara besar-besaran dan serentak di seluruh wilayah Indonesia. Fokus utama penyerangan dilakukan di Yogyakarta sebagai ibu kota Indonesia saat itu.

Pagi hari pukul 6, sirine dibunyikan dan serangan dilakukan dari berbagai penjuru kota. Pasukan Indonesia berhasil menguasai Kota Yogyakarta berhasil selama 6 jam dan serangan tersebut dikenal dengan nama Serangan Umum 1 Maret.

Untuk mengingat peristiwa tersebut, didirikanlah Monumen Serangan Umum 1 Maret yang kemudian menjadi landmark dan cagar budaya Kota Yogyakarta. Monumen tersebut juga untuk mengingat perjuangan bangsa Indonesia dalam melawan penjajah.

5. Historical Recount Text Kelas 10

historical recount text

6. Contoh Recount Text Beserta Strukturnya

Berikut generic structure of historical recount text yang bisa kamu ambil dari teks sebelumnya.

Generic structure

1. Orientation

2. The text: paragraf 1

3. Language features:

Who: Soekarno
What: The proclamation of Indonesian independence
When: at 10.00 a.m. on Friday, 17 August 1945
Where: Indonesia
Past tense: was read, marked, armed, acknowledged, had decided, asked, mediated

Generic structure

1. Chronological events

2. The text: paragraf 2-5

3. Language features:

Past tense: was signed, was prepared, was typed, had lent, scheduled, prepared, planned, mentioned, had wanted, passed
Conjunction: and, however, instead
Adverb of time: the following day, on the night of 16 August, on 15 August, while, a few hours earlier, a
few months earlier
Adverb of place: at Read-Admiral Maeda Tadashi’s house, in his room upstairs, at Ikada plain, Soekarno’s house

Generic structure

1. Reorientation

2. The text: paragraf 6

3. Language features:

Past Tense: was heard, was broadcast
Adverb: secretly
Conjunction: because

Sumber: Modul pembelajaran Bahasa Inggris Kelas X

7. Historical Recount Text Pendek

Indonesian Independence Proclamation

On Friday, August 17, 1945, at 10 a.m., the Proclamation of Indonesian Independence was read. The declaration signaled the launch of the Indonesian National Revolution’s political and military struggle against Dutch forces and proDutch citizens before the latter formally recognized Indonesia’s independence in 1949. Sukarno and Mohammad Hatta, who were declared president and vice president the next day, signed the agreement.

Sumber: RPP/SMK Diponegoro Lebaksiu

8. Historical Recount

The Moon Landing

Orientation

On July 20, 1969, Neil Armstrong and Buzz Aldrin became the first humans to walk on the moon. They were part of the Apollo 11 mission, which was launched from Cape Canaveral, Florida, on July 16.

Events

The Apollo 11 spacecraft landed on the moon on July 20 at 4:17 p.m. Eastern Time. Armstrong and Aldrin stepped out of the lunar module, Eagle, at 10:56 p.m. Eastern Time. They spent about two hours and 30 minutes walking on the moon, taking photographs, and collecting samples.

Reorientation

The Apollo 11 mission was a major accomplishment for the United States and for humanity as a whole. It showed that humans were capable of traveling to other worlds and exploring them.

Terjemahan

Pada tanggal 20 Juli 1969, Neil Armstrong dan Buzz Aldrin menjadi manusia pertama yang mendarat di bulan. Mereka adalah bagian dari misi Apollo 11 yang diluncurkan dari Cape Canaveral, Florida, pada 16 Juli.

Pesawat luar angkasa Apollo 11 mendarat di bulan pada 20 Juli pukul 16:17 waktu bagian timur. Armstrong dan Aldrin keluar dari modul bulan, Eagle, pada pukul 22.56 waktu bagian timur. Mereka menghabiskan sekitar dua jam 30 menit berjalan di bulan, mengambil foto, dan mengumpulkan sampel.

Misi Apollo 11 merupakan pencapaian besar bagi Amerika Serikat dan umat manusia secara keseluruhan. Ini menunjukkan bahwa manusia mampu melakukan perjalanan ke dunia lain dan menjelajahinya.

Sumber: history.com

9. Contoh Teks Historical Recount

On August 6, 1945 an atomic bomb was dropped on the Japanese city of Hiroshima by the United States. It demoralized the spirit of the Japanese army in the world. The following day, The Committee for Indonesian Independence confirmed the wish to achieve the Independence of Indonesia. On August 9, 1945, the second atomic bomb dropped on Nagasaki, causing the Japanese surrendered to the United States and its allies.

On 14 August 1945, Japan formally surrendered to the Allies on board the USS Missouri. hearing this,a young group urged elderly to immediately proclaim the independence of Indonesia. However, the elderly did not want group did want to rush. Some consultation was conducted in days of meeting. They then prepared the text of the proclamation of Indonesian Independence.

The next morning ,on 17 August 1945, Soekarno read the text of the proclamation of Indonesia independence. Then the flag of Indonesia was raised-followed by a speech by Soewirijo, deputy mayor of Jakarta. It was the mark of the The next morning ,on 17 August 1945, Soekarno read the text of the proclamation of Indonesia independence. Then the flag of Indonesia was raised-followed by a speech by soewirijo, deputy mayor of Jakarta. It was the mark of the independence of a country.

Terjemahan

Pada tanggal 6 Agustus 1945 sebuah bom atom dijatuhkan di Kota Hiroshima Jepang oleh Amerika Serikat. Hal ini melemahkan semangat tentara Jepang di dunia. Keesokan harinya, Panitia Kemerdekaan Indonesia mengukuhkan keinginan untuk mencapai Kemerdekaan Indonesia. Pada tanggal 9 Agustus 1945, bom atom kedua dijatuhkan di Nagasaki sehingga menyebabkan Jepang menyerah kepada Amerika Serikat dan sekutunya.

Pada tanggal 14 Agustus 1945, Jepang secara resmi menyerah kepada Sekutu di atas kapal USS Missouri. Mendengar hal tersebut, sekelompok pemuda mengimbau untuk segera memproklamirkan kemerdekaan Indonesia. Namun, mereka rupanya tidak mau terburu-buru. Beberapa konsultasi dilakukan pada hari-hari pertemuan. Mereka kemudian menyiapkan teks proklamasi Kemerdekaan Indonesia.

Keesokan paginya, tanggal 17 Agustus 1945, Soekarno membacakan teks proklamasi kemerdekaan Indonesia. Kemudian bendera Indonesia dikibarkan dan dilanjutkan dengan pidato Soewirijo, Wakil Wali Kota Jakarta. Itu adalah tanda kemerdekaan suatu negara.

10. History Recount Text Pendek

Supersemar

The Supersemar, the Indonesian Order of March the Eleventh, was a document signed by the Indonesian President Sukarno on 11 March 1966.

It is said that it was giving the army commander Lt. Gen. Suharto authority to take whatever measures he “deemed necessary” to restore order to the chaotic situation during the Indonesian killings of 1965 – 1966.

The abbreviation “Supersemar” is a play on the name of Semar, the mystic and powerful figure who commonly appears in Javanese mythology including wayang puppet shows. The invocation of Semar was presumably intended to help draw on Javanese mythology to lend support to Suharto’s legitimacy during the period of the transition of authority from Sukarno to Suharto.

In effect, the Supersemar came to be seen as the key instrument of the transfer of executive power from Sukarno to Suharto.

Terjemahan

Supersemar (Surat Perintah Sebelas Maret) adalah sebuah dokumen yang ditandatangani oleh Presiden Indonesia Sukarno pada 11 Maret 1966. Disebut-sebut, surat itu memberikan kewenangan kepada Panglima TNI Letjen Soeharto untuk mengambil tindakan apa pun yang “dianggap perlu” untuk memulihkan ketertiban di tengah situasi kacau pada 1965–1966.

Singkatan “Supersemar” merupakan plesetan dari nama Semar, sosok mistik dan sakti yang biasa muncul dalam bahasa Jawa, juga mitologi yang termasuk ke dalam pertunjukan wayang golek. Hal ini mungkin dimaksudkan untuk membantu memanfaatkan mitologi Jawa untuk dukungan terhadap legitimasi Soeharto pada masa transisi kekuasaan dari Sukarno ke Soeharto.

Akibatnya, Supersemar kemudian dilihat sebagai instrumen utama peralihan kekuasaan eksekutif dari Sukarno ke Soeharto.

Sumber: Modul Pembelajaran Bahasa Inggris Recount Text oleh Jazamah Fitri

***

Itulah contoh historical recount text.

Semoga ulasannya bermanfaat, ya.

Simak artikel seputar bahasa Inggris lainnya melalui situs artikel.rumah123.com.

Jangan lupa, kunjungi juga Teras123 untuk ngobrolin seputar hunian, tips, hingga hukum dan ajukan pertanyaan kamu sekarang juga.

Cek juga pilihan properti terbaik lewat Rumah123, karena kebutuhan yang kamu cari #SemuaAdaDisini.

Referensi

  • Wulandari, Silvia, Afidah, Nurul, Hanifah. 2021. Let’s Learn English Together An English Text Books for Senior High School Level. LPPM Universitas KH. A. Wahab Hasbullah.
  • Prayudha, Joko. 2022. Jenis-Jenis Teks dalam Bahasa Inggris. Guepedia.
  • Fitri, Jazamah. 2020. Modul Pembelajaran Bahasa Inggris Recount Text. Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama Republik Indonesia.
  • Zulfah, Siti. 2020. Modul Pembelajaran SMA Bahasa Inggris Kelas X. Direktorat SMA, Direktorat Jenderal PAUD, DIKDAS dan DIKMEN.

**gambar cover: Mzynasx/Shutterstock.com



Ilham Budhiman

Lulusan Sastra Daerah Unpad yang pernah berkarier sebagai wartawan sejak 2017 dengan fokus liputan properti, infrastruktur, hukum, logistik, dan transportasi. Saat ini, fokus sebagai penulis artikel di 99 Group.
Selengkapnya

IKLAN

Tutup iklan
×

SCROLL UNTUK TERUS MEMBACA