OK

Contoh Cerita Mitos di Indonesia yang Unik. Melegenda!

07 Februari 2023 · 6 min read · by Gadis Saktika

contoh cerita mitos

Di dunia ini, terdapat banyak mitos yang beredar dan dipercaya oleh masyarakat setempat, lo. Nah, kali ini Rumah123.com telah menghimpun beragam contoh cerita mitos dengan kisah yang menarik dan fenomenal!

Perlu kamu ketahui, mitos adalah sesuatu hal yang dipercayai oleh sebagian orang dan biasa dipakai untuk menakut-nakuti, memberi peringatan, ataupun diceritakan secara berkelanjutan.

Semua mitos yang ada di dunia merupakan cerita yang telah ada sejak zaman nenek moyang.

Bagi orang zaman dulu, mite kerap dijadikan sebagai pedoman untuk melakukan kegiatan sehari-hari, seperti mitos potong kuku, cermin, dan lainnya.

Namun, seiring berjalannya modernisasi, cerita mitos sudah dianggap sebagai anggapan belaka dan mulai ditinggalkan oleh masyarakat.

Meski begitu, cerita mitos menjadi kebudayaan yang perlu direvitalisasi karena bisa menjadi identitas diri bangsa.

Untuk mendukung upaya tersebut, kini Rumah123.com telah menghimpun contoh cerita mitos yang harus diketahui.

Contoh Cerita Mitos di Indonesia yang Melegenda

1. Cerita Mitos Dewi Sri

cerita mitos

Dahulu di Jawa Tengah, terdapat seroang raja bernama Prabu Sri Mahapunggung atau Bathara Srigati di Kerajaan Medang Kamulan. Prabu Sri Mahapunggung memiliki seorang putri bernama Dewi Sri. Putri ini diyakini sebagai titisan neneknya, Bathari Sri Widowati. Selain cantik, Dewi Sri juga cerdas.

Dewi Sri dikenal sebagai dewi padi, sedangkan adiknya Sadana sebagai dewa hasil bumi seperti umbi-umbian, kentang, sayuran, dan lainnya. Suatu ketika, Prabu Sri Mahapunggung mengutuk Dewi Sri menjadi ular sawah dan Sadana menjadi burung sriti karena sudah pergi dari rumah tanpa izin sang Prabu.

Karena merasa lelah, Dewi Sri yang menjelma sebagai ular sawah tiba di Dusun Wasutira dan tidur melingkat di lumbung pasi miliki seorang penduduk bernama Kyai Brikhu. Setelah ditemukan oleh Kyai Brikhu, ular sawah tersebut kemudian di rawat olehnya. Hal ini karena Kyai Brikhu pernah bermimpi mengenai ular sawah yang akan menjaga anaknya kelak.

Di suatu hari, Kyai Brikhu bermimpi bahwa ular sawah tersebut minta diberi sesajen berupa sedah ayu, yakni sirih beserta perlengkapannya, bunga, dan lampu yang harus selalu dinyalakan. Mulai saat itu, Kyai Brikhu memberikan ular sawah sesajen berupa sedah ayu.

Melihat apa yang dilakukan Dewi Sri, Batara Guru memerintahkan bidadari turun ke bumi untuk membujuk Dewi Sri agar mau menjadi bidadari di Kahyangan. Hal tersebut disambut baik, terutama karena Dewi Sri juga melihat adiknya yang sudah kembali menjadi manusia dan menikah oleh Dewi Laksmitawahni. Di mana kelak Sadana akan diangkat menjadi dewa jika sudah memiliki anak.

Akhirnya Dewi Sri dikembalikan ke wujud aslinya, yakni seorang gadis yang cantik jelita. Sementara itu, Kyai Brikhu yang selama ini merawatnya mulai memahami bahwa ular sawah tersebut adalah Dewi Sri. Sebelum naik menuju Kahyangan, Dewi Sri tak lupa mengucapkan terima kasih kepada Kyai Brikhu dan memberikannya pesan untuk memberi sesajen di ruang tengah rumahnya agar sandang dan pangan keluarganya tercukupi.

Sejak saat itulah, orang Jawa selalu menyimpan atau memajang gambar ular di kamar tengah rumah mereka sebagai lambang sosok Dewi Sri yang sudah memberikan kemakmuran dan kesuburan. Inilah sebabnya masyarakat petani Jawa sangat menghargai ular sawah dengan cara memberinya sesaji.

2. Contoh Cerita Mitos Jaka Tarub dan Nawang Wulan

sesajen

Alkisah seorang perempuan tinggal di desa Dadapan. Dia memiliki seorang putra bernama Jaka Tarub. Desa Dadapan dekat dengan hutan sehingga Jaka Tarub suka pergi ke hutan. Ia suka berburu binatang dengan sumpitannya.

Suatu hari ketika berada di hutan, Jaka Tarub melihat pelangi yang indah dan tujuh malaikat turun melaluinya. Jaka Tarub lalu mendekati mereka. Tujuh bidadari tersebut sedang berenang dan mandi di sebuah danau.

Jaka Tarub memandangi mereka sambil bersembunyi di balik pepohonan. Setelah mereka selesai mandi, mereka mengenakan selendang warna-warni, lalu terbang menembus pelangi menuju surga.

Keesokan harinya ia melihat hal yang sama lagi. Kali ini Jaka Tarub punya ide. Dia mencari selendang para bidadari. Ketika menemukannya, dia mengambil salah satunya.

Setelah selesai berenang dan mandi, para bidadari mencari pakaian masing-masing. Namun, salah satu dari mereka tidak dapat menemukan selendang.

Mereka harus kembali ke surga sehingga mereka terpaksa meninggalkan satu bidadari. Ia menangis saat ditinggalkan sendirian di dalam air.

Jaka Tarub keluar dari persembunyian untuk mendekati si bidadari. Saat bidadari tersebut menyadari kehadirannya, Jaka Tarub pun bertanya.

“Mengapa kamu menangis nona?”

“‘Saya kehilangan baju saya jadi saya tidak bisa pulang,” sahutnya.

“Di mana rumahmu?” tanya Jaka Tarub.

“Saya tinggal di surga. Saya seorang malaikat. Nama saya Nawang Wulan. Tapi saya kehilangan baju, jadi saya tidak bisa terbang lagi,” tuturnya sedih.

“Jika tidak keberatan, saya akan mengambil gaun ibu saya untuk kamu,” saran Jaka Tarub berbohong.,Nawang Wulan mengangguk pelan.

Jaka Tarub lalu pulang untuk mengambil baju ibunya. Segera ia kembali dan memberikan pakaian ibunya kepada Nawang Wulan.

Jaka Tarub meminta sang bidadari untuk tinggal di rumah bersama ibunya. Selang beberapa waktu, ia lalu menikahi Nawang Wulan.

Sebagai bidadari, Nawang Wulan memiliki kekuatan spiritual jauh di atas manusia. Ia bisa memasak nasi hanya dengan sebatang padi. Setelah selesai, mangkuk akan penuh dengan nasi.

Tapi ada satu syarat. Mangkuk tidak boleh dibuka sebelum matang.

Jaka Tarub sangat terkejut dengan kemampuan istrinya. Dia sangat ingin tahu bagaimana sebatang padi bisa jadi semangkuk nasi.

Karena itu, ketika Nawang Wulan sedang pergi, ia membuka mangkuk tersebut. Akibatnya, kekuatan Nawang Wulan menghilang. Ia pun harus memasak sebagai manusia biasa.

Beberapa bulan kemudian, Nawang Wulan melahirkan seorang bayi perempuan. Namanya Nawang Sih. Kelahiran buah hati menambah kebahagiaan bagi Jaka Tarub dan Nawang Wulan.

Karena tidak punya kekuatan ajaib lagi, Nawang Wulan butuh lebih banyak nasi dari biasanya. Simpanan beras di lumbung mereka berkurang dengan cepat.

Suatu hari, ketika hendak mengambil nasi di lumbung, Nawang Wulan sangat terkejut. Ada selendang bidadarinya di balik tumpukan beras. Ia segera memakai selendangnya dan menemui Jaka Tarub.

“Suamiku, sekarang aku tahu apa yang kamu lakukan padaku,” kata Nawang Wulan.

Jaka Tarub terpana melihat istrinya yang mengenakan selendang bidadari.

“Maafkan, aku mengakui, akulah yang melakukan ini karena mencintaimu,” jawab Jaka Tarub membujuk Nawang Wulan.

“Aku pun. Tapi sekarang aku menemukan selendangku. Aku harus kembali ke surga. Aku adalah malaikat. Tempatku bukan di sini. Aku harus pergi sekarang,” tegasnya.

“Bagaimana dengan Nawang Sih? Dia membutuhkanmu,” tanya Jaka Tarub, berharap istrinya tetap tinggal.

“Aku akan meninggalkannya, tapi jangan khawatir. Aku akan merawatnya. Kapan pun dia membutuhkanku, aku akan ada di sini. Untuk tujuan itu, tolong bangun menara. Saat Nawang Sih menangis, taruh dia di sana, lalu panggil namaku. Aku akan segera datang. Tapi aku tidak akan terlihat olehmu. Selamat tinggal,” kata Nawang Wulan.

Itu terakhir kalinya Jaka Tarub melihat Nawang Wulan. Setelah keluar dari rumah mereka, istrinya terbang kembali ke langit.

Jaka Tarub segera membangun menara di belakang rumahnya. Setiap kali Nawang Sih menangis, dia akan menempatkannya di sana.

***

Semoga bermanfaat, Property People.

Baca artikel menarik lainnya di artikel.rumah123.com.

Ikuti Google News untuk mendapatkan informasi terbaru dari Rumah123.com.

Kalau sedang mencari hunian impian, dapatkan rekomendasinya di Rumah123.com dan www.99.co/id.

Tak perlu bingung mencari hunian karena kami #AdaBuatKamu.

Berancan tinggal di Jakarta? Pertimbangkan Chelsea Modern Home!


Tag: , ,