OK
Panduan

Contoh Cerpen 1000 Kata tentang Persahabatan, Remaja, dan Liburan

03 Nopember 2024 · 13 min read Author: Maskah Alghofar · Editor: Bobby Agung Prasetyo

Contoh Cerpen 1000 Kata

Contoh cerpen 1000 kata tentang persahabatan, remaja, dan liburan ini memiliki pesan moral yang baik untuk dipelajari.

Cerpen merupakan cerita fiksi yang bersifat imajinatif dan memiliki plot yang sederhana.

Menurut buku Mengenali dan Menuliskan Ide Menjadi Cerpen karya I Wayan Kerti, (cerpen) adalah merupakan bagian dari bentuk Prosa Baru yang terus berkembang sampai saat ini dengan berbagai dinamikanya.

Sedang menurut Panduan Menulis Cerpen: Praktis, Lengkah dan Mudah Diterapkan karya A Wayan Bong, fungsi cerpen adalah untuk menyampaikan pesan di balik cerita itu sendiri

Biasanya, cerita pendek ini mengisahkan tentang satu peristiwa atau pengalaman yang dialami oleh satu atau beberapa tokoh.

Cerpen juga memiliki struktur yang sederhana, yaitu terdiri dari orientasi, komplikasi, resolusi, dan koda.

Adapun ciri-ciri cerpen yang membedakannya dengan karya sastra lain, seperti berikut:

  • Bersifat fiktif artinya cerita yang bukanlah kejadian nyata, melainkan hanya karangan atau imajinasi penulisnya.
  • Berbentuk prosa yaitu bentuk tulisan yang tidak terikat oleh rima dan irama.
  • Berukuran pendek tidak lebih dari 10 ribu kata.
  • Memiliki plot yang sederhana dan ceritanya mudah dipahami.
  • Berfokus pada satu peristiwa atau pengalaman

Lantas, bagaimana contoh cerpen 1000 kata? Simak ulasan berikut.

penawaran khusus

Contoh Cerpen 1000 Kata Berbagai Tema

1. Contoh Cerpen 1000 Kata tentang Persahabatan

Persahabatan Sejati

Di sebuah desa kecil di Jawa Tengah, hiduplah dua orang sahabat yang bernama Andi dan Budi. Mereka sudah bersahabat sejak kecil, bahkan sebelum mereka masuk sekolah. Mereka selalu bersama-sama, baik di saat suka maupun duka.

Andi adalah anak yang pintar dan rajin belajar. Ia juga memiliki sifat yang baik dan suka menolong. Sedangkan Budi adalah anak yang ceria dan suka bercanda. Ia juga memiliki sifat yang setia dan selalu ada untuk Andi.

Suatu hari, Andi dan Budi sedang bermain di dekat sungai. Tiba-tiba, Andi terjatuh ke sungai dan tenggelam. Budi yang melihat kejadian itu langsung berlari ke sungai untuk menolong Andi.

Budi berenang dengan sekuat tenaga untuk mencapai Andi. Ia berhasil meraih Andi dan membawanya ke tepi sungai. Andi sudah tidak sadarkan diri. Budi segera membawa Andi pulang ke rumah dan meminta pertolongan orang tuanya.

Orang tua Andi segera membawa Andi ke rumah sakit. Untunglah, Andi berhasil diselamatkan. Ia hanya mengalami syok dan harus dirawat di rumah sakit selama beberapa hari.

Andi sangat berterima kasih kepada Budi karena telah menyelamatkannya. Ia berjanji akan selalu menjaga persahabatan mereka.

Budi juga sangat senang karena Andi bisa selamat. Ia merasa bahwa persahabatan mereka semakin erat setelah kejadian itu.

Masa-masa SMP

Andi dan Budi melanjutkan pendidikan mereka ke SMP yang sama. Mereka masih tetap bersahabat dan sering menghabiskan waktu bersama. Mereka juga sering membantu satu sama lain dalam pelajaran.

Suatu hari, Andi dan Budi sedang belajar bersama di rumah Budi. Mereka sedang mengerjakan tugas matematika yang sulit. Andi sudah berusaha keras untuk mengerjakannya, tetapi ia tetap tidak bisa menyelesaikannya.

Budi melihat kesulitan yang dialami Andi. Ia pun menawarkan bantuannya. Budi menjelaskan cara mengerjakan tugas matematika itu kepada Andi. Andi akhirnya bisa menyelesaikan tugasnya dengan bantuan Budi.

Andi sangat berterima kasih kepada Budi karena telah membantunya. Ia merasa bahwa Budi adalah sahabat yang sangat baik dan selalu ada untuknya.

Masa-masa SMA

Andi dan Budi melanjutkan pendidikan mereka ke SMA yang berbeda. Namun, mereka tetap bersahabat dan sering bertemu di akhir pekan. Mereka juga sering saling bertukar informasi tentang pelajaran di sekolah masing-masing.

Suatu hari, Andi dan Budi sedang bertemu di taman. Mereka sedang mengobrol tentang masa depan mereka. Andi ingin menjadi dokter, sedangkan Budi ingin menjadi insinyur.

Andi dan Budi berjanji untuk selalu mendukung satu sama lain dalam meraih cita-cita mereka. Mereka juga berjanji untuk tetap bersahabat selamanya.

Masa-masa Kuliah

Andi dan Budi berhasil masuk ke universitas yang mereka inginkan. Budi masuk ke Fakultas Teknik dan Andi masuk ke Fakultas Kedokteran.

Andi dan Budi masih tetap bersahabat dan sering bertemu di kampus. Mereka juga sering saling membantu dalam mengerjakan tugas kuliah.

Suatu hari, Andi sedang mengalami kesulitan dalam mengerjakan tugas kuliahnya. Ia pun menghubungi Budi untuk meminta bantuan. Budi dengan senang hati membantu Andi.

Andi sangat berterima kasih kepada Budi karena telah membantunya. Ia merasa bahwa Budi adalah sahabat yang sangat berharga baginya.

Masa-masa Dewasa

Andi dan Budi akhirnya lulus dari universitas. Andi menjadi dokter, sedangkan Budi menjadi insinyur. Mereka berdua bekerja di kota yang berbeda.

Meskipun mereka bekerja di kota yang berbeda, Andi dan Budi tetap bersahabat. Mereka sering bertemu di akhir pekan atau saat liburan.

Suatu hari, Andi dan Budi sedang bertemu di rumah Andi. Mereka sedang mengobrol tentang kehidupan mereka masing-masing. Andi bercerita tentang pasien-pasiennya yang membutuhkan pertolongannya. Sedangkan Budi bercerita tentang proyek-proyeknya yang membutuhkan ketelitian dan ketekunannya.

Andi dan Budi merasa bersyukur karena mereka memiliki persahabatan yang sejati. Persahabatan mereka telah teruji oleh waktu dan jarak. Mereka berjanji untuk tetap bersahabat selamanya.

Penutup

Persahabatan Andi dan Budi adalah persahabatan yang sejati. Persahabatan mereka tidak hanya didasari oleh kedekatan fisik, tetapi juga oleh kedekatan hati. Mereka saling percaya, saling mendukung, dan saling menyayangi.

Persahabatan sejati seperti persahabatan Andi dan Budi adalah anugerah yang sangat berharga. Persahabatan seperti itu dapat menjadi sumber kekuatan dan kebahagiaan dalam hidup.

2. Contoh Cerpen 1000 Kata tentang Remaja

“Melangkah ke Awan”

Malam itu, bintang-bintang bersinar begitu terang di langit desa kecil Bernam. Di salah satu rumah kecil, tinggal seorang remaja berusia enam belas tahun bernama Riza. Matanya bersinar penuh semangat, dan di dalam hatinya terpendam impian besar yang menggebu-gebu.

Riza bercita-cita menjadi seorang penulis terkenal. Setiap malam, ia duduk di bawah lampu remang-remang di kamarnya, menulis cerita-cerita yang membawanya ke dunia fantasi. Pernah suatu kali, Riza menemukan buku tua di perpustakaan desa, dan itu menginspirasinya untuk mengejar impiannya.

Namun, Riza hidup di desa yang jarang memiliki kegiatan budaya. Orang tua Riza, petani sederhana, ingin anaknya melanjutkan tradisi keluarga. Mereka bermimpi Riza menjadi ahli pertanian seperti mereka. Konflik pun muncul di antara impian Riza dan ekspektasi orang tuanya.

Suatu pagi, Riza menghadiri sebuah pameran buku di kota terdekat. Matanya terbelalak melihat ribuan buku yang memenuhi ruangan. Ia bertemu dengan seorang penulis terkenal, Sarah, yang berbagi cerita tentang perjuangannya mencapai impian. Riza merasa semangatnya berkobar-kobar, dan ia bertekad membuktikan bahwa impiannya bisa menjadi kenyataan.

Pulang ke desa, Riza mendirikan sebuah klub literasi di sekolahnya. Ia membagikan buku-buku dan menceritakan pengalamannya di pameran buku. Awalnya, hanya sedikit yang tertarik, tetapi Riza tidak menyerah. Ia terus menginspirasi teman-temannya melalui kata-kata dan kisah-kisah indah.

Namun, tantangan tidak hanya datang dari teman-temannya. Beberapa guru dan bahkan kepala sekolah meragukan nilai literasi dalam kehidupan sehari-hari. Riza merasa terpanggil untuk membuktikan bahwa literasi adalah kunci untuk membuka pintu menuju dunia yang lebih luas.

Riza bersama teman-temannya mengadakan sebuah acara sastra di desa. Mereka mengundang penulis-penulis lokal untuk berbicara dan membagikan pengalaman mereka. Acara itu menjadi sukses besar, dan desa kecil Bernam mulai mengakui keberadaan klub literasi Riza.

Meskipun perjuangan belum berakhir, Riza merasa bahagia melihat perubahan di desanya. Orang-orang mulai menyadari pentingnya literasi dan impian. Orang tua Riza, awalnya skeptis, melihat semangat anaknya dan mulai memberikan dukungan.

Cerita ini adalah kisah tentang seorang remaja desa yang memiliki impian besar dan tekad kuat untuk mewujudkannya. Riza tidak hanya mengejar impiannya sendiri, tetapi juga menginspirasi orang di sekitarnya untuk bermimpi lebih besar. Melalui ketekunan dan semangatnya, Riza membawa perubahan positif dalam komunitasnya dan membuktikan bahwa impian seorang remaja bisa mengubah dunia di sekitarnya.

3. Contoh Cerpen 1000 Kata tentang Liburan

contoh cerpen 1000 kata tentang liburan

contoh cerpen 1000 kata tentang liburan

“Kembali ke Pelukan Nenek”

Liburan semester telah tiba, dan cuaca yang hangat di desa kecil tempat tinggal Maya memberikan sinyal bahwa petualangan ke rumah neneknya segera dimulai. Maya, seorang mahasiswi berusia dua puluh tahun, merasa euforia sejak mengetahui libur telah tiba. Ia merindukan aroma pedesaan, suara riuh tawa keluarga, dan kenyamanan rumah nenek yang selalu menyambutnya dengan hangat.

Perjalanan pulang Maya dimulai dengan perjalanan kereta api yang menyenangkan dari kota tempatnya menuntut ilmu ke desa kecil yang terletak di lereng pegunungan. Saat Maya tiba di stasiun, senyum bahagia terukir di wajahnya. Ia disambut oleh cahaya senja yang merona di langit senja, memberikan sentuhan kehangatan di tengah dinginnya angin pegunungan.

Nenek Maya, yang sudah menunggu di peron stasiun, tersenyum lebar saat melihat cucunya turun dari kereta. “Maya sayang, sudah lama sekali kita tak bertemu!” ucap nenek sambil memeluk erat Maya.

Maya merasakan hangatnya pelukan neneknya, seakan-akan segala kelelahan dan stres yang ia rasakan selama semester ini lenyap begitu saja. Perjalanan ke rumah nenek adalah obat penenang yang paling mujarab.

Pulang ke rumah nenek, Maya merasa nostalgia membanjiri dirinya. Rumah itu masih sama seperti dulu, dengan aroma kayu jati yang khas dan perabotan rumah tangga yang dulu sering menjadi tempat bermainnya. Neneknya, yang selalu piawai dengan masakan tradisional, memasak hidangan favorit Maya, nasi liwet khas desa dengan lauk pauk yang menggugah selera.

Setelah makan malam, mereka duduk bersama di teras rumah sambil menikmati suasana senja yang indah. Nenek bercerita tentang kenangan masa kecil Maya, mengingatkan gadis itu akan semua kegembiraan dan tawa yang mereka bagikan bersama. Maya merasa beruntung bisa kembali ke tempat di mana segala kenangan indah itu tercipta.

Selama libur semester, Maya menjelajahi desa dengan neneknya. Mereka mengunjungi kebun sayur dan buah milik nenek yang tetap subur. Maya membantu nenek merawat tanaman dan memetik hasil panen. Di antara pekerjaan, mereka saling bercerita, berbagi tawa, dan mengingat kembali kisah-kisah keluarga yang terus diperbarui.

Suatu hari, Maya bertemu dengan teman masa kecilnya, Rama, yang masih tinggal di desa. Mereka menghabiskan waktu bersama, bermain di sawah hijau, berlarian di antara pohon jambu yang rindang, dan bernostalgia tentang kenangan masa kecil yang tidak terlupakan.

Puncak dari liburan itu adalah ketika Maya, nenek, dan Rama mengadakan pesta kecil di halaman belakang rumah nenek. Mereka menyusun meja piknik dengan makanan lezat, menyalakan lampion, dan mengundang warga desa untuk bergabung. Suasana pesta penuh tawa, musik tradisional, dan cerita-cerita yang dibagikan oleh orang-orang yang telah lama hidup di desa itu.

Seiring berjalannya waktu, liburan semester pun tiba pada akhirnya. Maya merasa sulit untuk meninggalkan desa dan kembali ke rutinitas perkuliahan di kota. Namun, ia pulang dengan hati yang penuh rasa syukur dan kenangan yang akan diingat sepanjang hidup. Kembali ke pelukan nenek adalah pengalaman yang tak ternilai harganya, mengisi hatinya dengan kehangatan dan kasih sayang keluarga yang selalu menanti di desa kecil itu.

4. Cerpen 1000 Kata tentang Sekolah

Bayar 1 Dapat 3

Waktu sudah menunjukkan pukul 12.15. Itu artinya waktu untuk mengisi “kampung tengah.”
Semua siswa berhamburan keluar.

Ada langsung berwudhu untuk bersiap-siap melaksanakan sholat Dzuhur.
Ada yang yang langsung mengambil HP yang disembunyikan dengan diam-diam untuk melihat status di instagram. Ada yang diam-diam saja ke kantin.

Dan… kalau Aku, Wawan dan Rizky langsung kabur

“Bu.. mie ayam satu dan nasi goreng satu ya..”

“Aku mie soo aja bu..”

“Jangan dikasih bawang goreng dan daun sop ya Bu..”

“Bu.. sausnya habis..”

“Bakwan dan pisang gorengnya juga habis bu..”

“Es rasa melon satu ya Bu..” “Aku rasa sirsak ya Bu..”

Begitulah suasana di kantin setiap harinya.

Dengan lihai dan penuh kesabaran tingkat tinggi bu Er melayani semua permintaan dan celoteh kami.

Sambil menikmati mie ayam, kulirik Wawan, Rizky, Odon dan Rio.

Dengan lahap suapan demi suapan masuk ke perut kami. Jangankan kunyahan ke-duapuluh delapan, jangan- jangan makanan itu tidak kami kunyah. Karena lapar sangat mendera diri kami, andai saja cacing di perut kami bisa berteriak, mungkin akan berteriak karena begitu sulitnya mengunyah makanan yang masih utuh itu. “Bu…punya saya berapa? Tanya Wawan “Apa saja?” Bu Er balik bertanya.

“Mie ayam I, es sirsak I dan bakwan I,”

“10 ribu,” kata bu Er.

“Kalau saya berapa bu?” Tanyaku kemudian.

“Mi soo, bakwan I, kerupuk 2 dan es rasa fanta 1,” lanjutku lagi.

“12 ribu,”

Satu persatu kami menghitung apa yang telah kami makan. Setelah selesai membayar, kamipun bersiap-siap untuk ke Mushola.

Sambil berjalan ke Mushola, kami tersenyum-senyum sendiri.

5. Cerpen 1000 Kata tentang Liburan

Di tengah kesibukan pekerjaan dan rutinitas yang padat, Rara dan Bima selalu mendambakan momen untuk berlibur bersama. Sudah lama sekali mereka tidak menghabiskan waktu berkualitas berdua, menikmati keindahan alam, dan menciptakan kenangan baru. Liburan sekolah kali ini menjadi kesempatan emas bagi mereka untuk mewujudkan impian tersebut.

Awalnya, Rara dan Bima merencanakan liburan ke pantai yang indah. Namun, beberapa hari sebelum keberangkatan, Bima mendapat kabar penting dari kantornya. Ada proyek mendesak yang harus diselesaikan segera, dan Bima tidak bisa meninggalkan pekerjaannya. Rara kecewa, tapi dia memahami situasi Bima.

“Bagaimana kalau kita ubah rencana?” saran Rara. “Mungkin kita bisa pergi ke tempat lain yang lebih dekat, seperti ke gunung atau ke taman nasional?”

Bima setuju dengan ide Rara. Mereka pun mencari informasi tentang tempat wisata alam yang menarik di sekitar tempat tinggal mereka. Setelah beberapa pertimbangan, mereka memutuskan untuk pergi ke Taman Nasional Gunung Gede Pangrango.

Perjalanan ke Taman Nasional Gunung Gede Pangrango memakan waktu sekitar 3 jam. Sepanjang perjalanan, Rara dan Bima menikmati pemandangan alam yang indah. Hamparan sawah yang hijau, pegunungan yang menjulang tinggi, dan udara yang sejuk menyegarkan membuat mereka merasa rileks dan bahagia.

Sesampainya di Taman Nasional, Rara dan Bima langsung menuju jalur pendakian. Mereka memilih jalur yang tidak terlalu sulit, dengan pemandangan yang indah. Sepanjang perjalanan, mereka disuguhkan dengan panorama alam yang menakjubkan. Pohon-pohon yang tinggi menjulang, kicauan burung yang merdu, dan suara air terjun yang menenangkan jiwa.

Rara dan Bima berjalan perlahan, menikmati setiap momen bersama. Mereka berfoto-foto, bercanda tawa, dan saling berbagi cerita. Rasa lelah yang mereka rasakan terbayar lunas dengan keindahan alam yang mereka saksikan.

Di tengah perjalanan, Rara dan Bima bertemu dengan beberapa pendaki lain. Mereka berbincang-bincang dan saling berbagi pengalaman. Suasana keramahan dan kekeluargaan yang tercipta di antara para pendaki membuat Rara dan Bima merasa semakin nyaman dan senang.

Setelah beberapa jam mendaki, Rara dan Bima akhirnya mencapai puncak. Pemandangan dari atas sungguh luar biasa. Langit yang biru cerah, awan putih yang berarak-arak, dan hamparan gunung yang hijau membentang luas di depan mata mereka. Rara dan Bima merasa kagum dan bersyukur atas keindahan alam yang mereka saksikan.

Di puncak gunung, Rara dan Bima duduk bersama, menikmati momen indah ini. Mereka merasa bersyukur atas kesempatan yang mereka dapatkan untuk berlibur bersama. Liburan kali ini bukan hanya tentang menikmati keindahan alam, tetapi juga tentang memperkuat hubungan persaudaraan mereka berdua.

Saat matahari mulai terbenam, Rara dan Bima memutuskan untuk turun gunung. Mereka kembali ke jalur pendakian dengan hati yang gembira. Rasa lelah yang mereka rasakan tidak berarti apa-apa dibandingkan dengan kenangan indah yang mereka dapatkan.

Liburan Rara dan Bima di Taman Nasional Gunung Gede Pangrango mungkin tidak sesuai dengan rencana awal mereka, tetapi ternyata menjadi pengalaman yang tak terlupakan. Liburan ini bukan hanya tentang menikmati keindahan alam, tetapi juga tentang memperkuat hubungan mereka berdua, menciptakan kenangan baru, dan belajar untuk menghargai setiap momen yang mereka miliki bersama.

***

Semoga contoh cerpen 1000 kata berbagai tema ini bermanfaat untuk kamu, ya.

Temukan beragam informasi menarik lainnya dengan mengikuti Rumah123 di Google News, ya.

Kunjungi juga artikel.rumah123.com untuk menemukan berita ter-update seputar properti.

Pastikan juga membuka laman Rumah123 untuk menemukan hunian impian.

Sebab apa pun hunian yang kamu inginkan, #SemuaAdaDisini!

**Referensi:

Damanik, Irma Suriati. Ada Cerita Saat Sekolah. Jakarta: Reativ Publisher.


Tag: ,


Maskah Alghofar

Content Writer

Maskah adalah seorang content writer di 99 Group sejak tahun 2022. Lulusan Penerbitan PoliMedia Jakarta ini mengawali karir sebagai jurnalis online. Kini, Maskah rutin menulis tentang properti, gaya hidup, pendidikan, dan kesehatan.
Selengkapnya

IKLAN

Tutup iklan
×

SCROLL UNTUK TERUS MEMBACA