Bhre Cakrahutomo Mualaf Demi Naik Takhta Mangkunegaran Solo? Ini Penjelasannya!
Penobatan Bhre Cakrahutomo sebagai Mangkunegaran X mengundang banyak perdebatan di masyarakat, tak terkecuali isu agama. Apakah benar demikian? Simak selengkapnya di sini!
Penerus Mangkunegaran Solo X, Bhre Cakrahutomo menjadi pembicaraan di media sosial baik sebelum naik takhta hingga prosesi Jumenengan.
Tak hanya melangkahi kakak tirinya, tapi juga isu agama yang terus kuat dan santer terdengar di banyak media sosial.
Adapun, isu Bhre Cakrahutomo menjadi mualaf ramai diperbincangkan di media sosial saat ini.
Benarkah jika Mangkunegaran Solo X putuskan mualaf demi naik takhta?
Simak pembahasannya bersama-sama!
Mengenal Sosok Bhre Cakrahutomo
Untuk diketahui, Bhre merupakan satu-satunya anak lelaki dari pernikahan Mangkunegara IX dengan permaisuri Pisca Marina.
Kini ia ditunjuk sebagai penerus Mangkunegaran X yang juga sebagai putra bungsu almarhum KGPAA Mangkunegoro IX ini juga masih sangat muda, yakni 25 tahun.
Lulusan fakultas hukum Universitas Indonesia ini juga memiliki banyak prestasi yang sangat membanggakan, terlebih saat ia mengikuti lomba peradilan semu.
Sebelum naik takhta, Bhre Cakrahutomo juga memperoleh mandat dari sang ayah untuk melakukan renovasi Pura Mangkunegaran.
Ia juga sempat tampil dalam acara budaya di Pura Mangkunegaran. Salah satunya menjadi cucuk lampah atau barisan terdepan dalam acara malam satu suro.
Isu Mualaf Bhre Cakrahutomo dan Tradisi Kerajaan Mataram Islam
Selain polemik dan perdebatan di masyarakat mengenai suksesi Mangkunegaran, isu agama juga menjadi hal yang tak luput dalam pembahasan.
Usut punya usut beredar informasi jika Bhre Cakrahutomo telah menjadi seorang mualaf dan resmi beragama Islam dari agama sebelumnya Katolik, sebelum proses Jumenengan.
Berdasarkan info dari berbagai sumber, Mangkunegaran adalah Kadipaten Praja yang terbentuk dari pecahan Kerajaan Mataram Islam.
Oleh sebab itu, pemimpinnya harus beragama Islam sebagai penerus dinasti trah kerajaan Mataram Islam.
Menurut Gusti Kanjeng Ratu (GKR) Wandansari Putri dari Pakubuwono XII Kesultanan Surakarta, untuk keturunan Mataram sendiri sudah ditentukan Sultan Agung dan wajib beragama Islam.
Terkait dengan isu Bhre Cakrahutomo yang memutuskan menjadi mualaf mengungkapkan pewaris trah Mataram jangan sekali kali agama atau keyakinan dibuat mainan.
“Ada beberapa contoh, lahir Islam. Karena pergaulan dan pengaruh lain akhirnya masuk agama lain. Namun, karena ada kepentingan lain dan kepentingan pribadi di kehidupannya terus akhirnya kembali ke agama Islam,” ungkap Gusti Moeng.
Gusti Moeng menyebut kalau anak keturunan Mataram harus paham betul apa yang menjadi aturan seharusnya.
“Jadi di jaman sekarang juga ada yang bisa memaksakan begitu. Dan ini kalau ngaku sebagai anak trah atau Mataram berarti ini merusak paugeran. Yang mana mereka harus menjalankan paugeran namun malah merusaknya,” tambah Gusti Moeng.
Gusti Moeng juga bercerita dikala mendiang PB XII saat memberikan petunjuk, barang siapa keturunan Trah Mataram yang berganti agama akan dihilangkan haknya sebagai trah.
“Bukan hanya itu, dirinya juga menjelaskan bahkan termasuk hak dimakamkan di pemakaman keluarga juga hilang.”
“Begitu juga ada Trah Mataram sampai pada menikah dengan orang asing, akan dilakukan hal serupa langsung dicoret dari kasentanan (keluarga),” tandasnya.
Itulah beberapa hal yang perlu kamu ketahui mengenai Jumenengan Bhre Cakrahutomo dan isu simpang siur agama yang dianutnya.
Temukan inspirasi menarik seputar gaya hidup dan keluarga terkini, selengkapnya di artikel.rumah123.com sekarang juga.
Kamu bisa tilik hunian seperti Jakarta Garden City, selengkapnya di Rumah123.com dan 99.co yang tentunya #AdaBuatKamu!