Inilah 2 Penyebab yang Membuat Anggaran Proyek Kereta Cepat Membengkak
Setidaknya ada dua penyebab yang membuat anggaran proyek kereta cepat membengkak. Apa saja alasannya? Cek informasi lengkapnya di sini!
Informasi mengenai membengkaknya anggaran proyek Kereta Cepat Jakarta Bandung (KCJB) sudah tersiar ke publik pada akhir tahun 2022 lalu.
Melansir laman kumparan.com, Staf Khusus (Stafsus) Menteri BUMN, Arya Sinulingga mengungkapkan, beberapa penyebab anggaran proyek kereta cepat membengkak.
Mulanya anggaran KCJB sebesar USD 6,07 miliar menjadi USD7,5 miliar atau sama dengan Rp112 triliun jika kurs Rp15.000 per dolar AS.
Lalu, apa yang membuat anggaran proyek kereta cepat membengkak?
Penyebab Anggaran Proyek Kereta Cepat Membengkak
Pada pertengahan tahun 2022 lalu, kabar soal naiknya pembiayaan kereta cepat memang sudah ramai dibicarakan.
Untuk sekarang, apa yang membuat kereta cepat anggarannya jadi membengkak?
Masih melansir laman kumparan.com, Arya mengurai dua alasan yang membuat anggaran proyek KCJB membengkak.
Dua penyebab itu adalah soal tanah dan frekuensi yang berhubungan dengan sinyal.
Menurut Arya, China menganggap Indonesia mampu mengontrol harga lahan atau tanah.
“Kalau di China mana ada harga tanah? Kalau Indonesia tiga bulan sudah berubah, di Indonesia sejak kapan bisa ngunci harga tanah? Mereka anggap harusnya Indonesia bisa ngunci harga tanah,” urainya.
Sementara untuk frekuensi, China juga beranggapan bila sinyal dimiliki oleh negara.
“Kemudian mereka anggap sinyal itu punya negara. Okelah punya negara tapi sudah diserahkan ke Telkomsel,” jelas Arya.
Direktur Utama Kereta Cepat Indonesia-China (KCIC), Dwiyana Slamet Riyadi mengatakan, studi proyek KCJB mulanya memang diasumsikan disediakan gratis, seperti halnya di China.
Namun di Indonesia, frekuensi GSMR yang dipakai untuk kereta cepat sudah dipakai oleh industri telekomunikasi sejak tahun 1990-an.
Alhasil, Kominfo meminta KCIC melakukan kerja sama perihal sharing frekuensi dengan pihak Telkomsel.
“(Nilainya) Rp1,249 triliun belum termasuk PPn. Ini sudah final,” ungkap Dwiyana.
Angka tersebut diungkapkan oleh Dwiyana sudah dinegosiasikan dengan Telkomsel beberapa kali.
“Sudah dilakukan negosiasi beberapa kali antara Telkomsel dan KCIC, difasilitasi oleh pemerintah. Angka di atas (Rp 1,249 triliun) sudah angka yang optimal,” jelasnya.
“Mau Telkomsel BUMN, gak BUMN, tapi kan kalau di kita dianggap sebagai sebuah kontrak bisnis. Ketika diambil kan itu rugi Telkomselnya, karena kan dia harus alihkan (BTS) gitu loh, biaya pengalihan dan sebagainya itu harus dikompensasi Telkomsel sendiri. Mau gak mau kan dia harus menghitung kompensasinya,” ungkap Arya yang dikutip oleh cnbcindonesia.com, pada 3 Februari 2023 kemarin.
***
Semoga bermanfaat, Property People.
Baca ulasan menarik lainnya hanya di artikel.rumah123.com.
Ikuti Google News dari Rumah123.com agar kamu tak ketinggalan banyak informasi paling baru.
Kolmas Regency merupakan hunian nyaman dan mewah di daerah Cimahi, Jawa Barat.
Klik Rumah123.com untuk informasi lebih lengkap karena kami selalu #AdaBuatKamu.
Cek sekarang juga!