OK
Panduan

9 Cara Cerdas Membaca Brosur Perumahan, Hindari Kesalahan dalam Membeli Properti

19 Juli 2022 · 4 min read Author: Dodiek Dwiwanto

brosur perumahan- Rumah123.com

Salah satu cara mencari informasi properti biasanya melalui brosur perumahan. Jangan mudah percaya dengan brosur, jadilah konsumen cerdas.

Banyak cara untuk berburu informasi properti. Kamu bisa mencari melalui properti portal seperti Rumah123.com atau mendatangi pameran properti seperti Festival Properti Indonesia.

Ketika mendatangi pameran, biasanya tenaga pemasaran akan memberikan brosur rumah, apartemen, atau kondotel.

Bagi mereka yang berburu hunian, pastinya mengumpulkan banyak brosur perumahan.

Saat membuka brosur perumahan, ada sejumlah informasi yang diberikan mulai dari tipe rumah, harga, cicilan, spesifikasi bangunan, nama pengembang, lokasi, fasilitas, aksesibilitas, dan masih banyak lagi.

Sebagai konsumen yang cerdas, kamu tidak boleh percaya begitu saja dengan brosur. Lazimnya memasarkan produk, ada hal yang memang menjadi poin unggulan.

Untuk itu, konsumen harus pintar saat melihat brosur perumahan. Ada beberapa hal yang harus diperhatikan secara seksama.

Cara Cerdas Membaca Brosur Perumahan

1. Nama Pengembang

Saat melihat brosur rumah, lihat dulu siapa perusahaan pengembang atau developer yang akan membangun.

Nama besar perusahaan memang tidak menjadi jaminan, tetapi setidaknya developer ternama pastinya punya reputasi.

Tidak ada salahnya juga melirik pengembang kecil atau developer syariah. Banyak developer kecil yang menawarkan hunian terjangkau.

Sebelumnya, lakukan pekerjaan rumah dengan mencarinya di internet atau bertanya kepada teman, sahabat, dan lainnya.

2. Nomor Urut Pemesanan (NUP)

NUP atau nomor urut pemesanan menjadi cara developer untuk menggaet konsumen.

“Bayar NUP Rp1 juta bisa beli apartemen Rp500 juta”. Hal ini dilakukan perusahaan pengembang untuk menarik perhatian konsumen.

Biasanya, NUP bisa dikembalikan kalau tidak berminat membeli rumah.

Jika kamu tertarik membeli sebuah hunian, pesanlah NUP sebelum developer memasarkan properti karena konsumen bisa memperoleh properti dengan harga murah.

3. Uang Muka (Down Payment)

Saat ini, banyak perusahaan pengembang yang menawarkan uang muka atau down payment (DP) 0 persen.

Hal ini berbeda dengan beberapa tahun lalu, ketika calon pembeli harus membayar DP antara 20-30 persen.

Seiring dengan kebijakan Bank Indonesia terkait LTV (loan to value), pembeli hanya membayar DP sebesar 10 persen.

Namun, banyak juga developer yang memberikan DP 0 saat pameran properti.

Konsumen harus cerdas dengan membandingkan berapa cicilan dengan uang muka dan tanpa uang muka, mana yang lebih menguntungkan.

4. Harga Properti

Brosur biasanya mencantumkan harga, misalnya “Harga mulai dari Rp500 jutaan”.

Jangan salah mengenai hal ini, lantaran bisa saja harganya mencapai Rp590 juta. Selisihnya banyak bukan?

Kamu harus meminta daftar harga kepada developer, tentunya agar tidak salah dalam melihat harga.

Ada perbedaan harga untuk pembayaran tunai keras, tunai bertahap, dan juga menggunakan KPR/KPA (kredit pemilikan rumah/kredit pemilikan apartemen).

5. Cicilan Per Bulan

Setelah harga, jangan terkecoh dengan cicilan. Misalnya “cicilan mulai dari Rp3 jutaan.”

Ingat ya, sering kali cicilannya bisa jadi Rp3,8 juta. Untuk itu, kamu harus meminta daftar harga dari developer.

Biasanya juga, cicilan ini merupakan cicilan dari unit tipe terendah dari rumah atau apartemen yang dipasarkan. Kalau untuk apartemen biasanya untuk apartemen tipe studio.

6. Lokasi Hunian

10 menit ke stasiun KRL commuter line, 10 menit ke pintu tol, dekat dengan sekolah, 5 kilometer dari pusat perbelanjaan dan rumah sakit. Brosur sering kali menampilkan informasi seperti ini.

Pembeli harus bisa memastikannya apalagi jika kamu memang tertarik membeli hunian di sini.

Kamu harus membuktikannya sendiri apakah lokasi rumah memang dekat dengan sejumlah fasilitas ini.

Tentunya kamu tidak ingin harus menempuh waktu lama untuk mencapai akses jalan atau fasilitas umum.

7. Fasilitas Umum

Hal ini masih terkait dengan lokasi. Jika kamu tidak membeli rumah di kota mandiri atau township, biasanya hanya ada fasilitas taman bermain.

Kamu harus memastikan di mana letak rumah sakit, sekolah, pusat perbelanjaan, pasar, dan lainnya.

Jangan sampai rumah kamu jauh dari semua fasilitas ini dan membutuhkan waktu cukup lama untuk mencapainya. Pastikan untuk mengecek lokasi dan fasilitas.

8. Spesifikasi Unit

Developer akan mencantumkan spesifikasi unit untuk lantai, plafon, kusen pintu, daun pintu, closet, instalasi air, instalasi listrik, dinding, kitchen sink, dan lain sebagainya.

Konsumen bisa bertanya kepada tenaga pemasaran developer mengenai hal ini. Jangan sampai apa yang tertera di brosur berbeda dengan rumah yang sebenarnya.

9. Informasi Lain

Saat kamu membeli kondotel, perusahaan pengembang akan memaparkan return of investment (ROI), rental yield per bulan, dan lainnya.

Investasi seperti ini memang membutuhkan pengetahuan lebih karena berinvestasi kondotel memang lebih kompleks dibandingkan membeli apartemen atau rumah.

Untuk itu, kamu harus meminta penjelasan secara rinci mengenai hal ini. Tentunya kamu tidak ingin salah dalam berinvestasi.

Situs properti Rumah123.com selalu menghadirkan artikel dan tips menarik mengenai properti, desain, hukum, hingga gaya hidup.

Saatnya kamu memilih dan mencari properti terbaik untuk tempat tinggal atau investasi properti seperti Prasada Mahata.



Dodiek Dwiwanto
Penulis sekaligus Editor Rumah123.com. Hobi menonton tayangan desain rumah dan gaya hidup di HGTV saat senggang. Lagi mencari tahu dan belajar soal investasi saham properti dan crowdfunding. Siapa tahu jadi investor.
Selengkapnya

IKLAN

Tutup iklan
×

SCROLL UNTUK TERUS MEMBACA