Tak Hanya Honai, Ini 8 Jenis Rumah Adat Papua dan Keunikannya!
Tak hanya Honai, ternyata ada banyak sekali jenis rumah adat Papua yang jarang diketahui. Ada yang masuk salah satu rumah tertinggi di dunia loh! Ini dia fakta-fakta yang harus kamu ketahui!
Pesona Tanah Papua tidak cuma dikenal dengan kekayaan alamnya yang melimpah saja, tapi juga budayanya yang unik dan jarang dijumpai di tempat lain.
Ketika mendengar ‘budaya Papua’ orang awam akan langsung teringat dengan pakaian tradisional atau rumah adat unik yang terbuat dari jerami bernama Honai.
Padahal masih banyak lagi jenis hunian tradisional yang ternyata punya banyak aturan dan fungsi yang belum diketahui oleh khalayak umum.
Yuk simak berbagai fakta keren dari rumah adat Papua di sini!
Rumah Adat Papua, Bukan Cuma Honai
Jika kamu mengingat buku IPS SD zaman dulu yang berisi informasi tentang budaya Indonesia termasuk rumah tradisional, bangunan hunian berbentuk kubah bernama Honai pasti jadi salah satu yang mudah diingat.
Desainnya yang bak igloo milik suku Inuit dan orang Eskimo memang menarik yang kemudian dijadikan ciri khas dari rumah adat Papua yang banyak dikenal oleh masyarakat.
Padahal Honai hanya merupakan satu dari sekian banyak rumah tradisional lain yang ada di Tanah Papua loh.
Apa saja bentuk rumah tradisional lainnya?
Intip di sini!
Rumah Honai yang Banyak Dihuni Suku Dani
Honai adalah tempat tinggal suku Dani yang ada di Lembah Baliem, Kabupaten Jawawijaya, Papua.
Karakteristik utama yang membuatnya populer adalah atap berbentuk kubah yang menggunakan jerami.
Meski terlihat kecil, ada dua tingkat di dalamnya yang terhubung oleh tangga kecil.
Penghuni Honai hanya diperbolehkan untuk laki-laki suku Dani saja.
Rumah Papua Ebai
Diambil dari bahasa lokal yaitu kata ‘ebe’ yang bermakna tubuh dan ‘ai’ atau rumah.
Kalau Honai jadi tempat tinggal kaum lelaki, di sini bernaung warga suku Dani yang perempuan.
Termasuk anak laki-laki yang menetap bersama sang ibu untuk belajar berbagai hal yang nantinya dibutuhkan dalam kehidupan.
Wamai, Rumah Adat Papua yang lainnya
Tak hanya manusia saja yang punya rumah, masyarakat juga menjaga betul hewan peliharaan dengan menyediakan bangunan yang dikenal dengan istilah Wamai.
Fungsi Wamai sebagai kandang berguna supaya ternak yang menjadi pasokan makanan bisa terlindungi dari serangan hewan-hewan liar.
Nama Rumah Adat Papua Selanjutnya Adalah Kariwari
Ketika bertandang ke Danau Sentani, Kota Jayapura, ada penampakan unik dari arsitektur tradisional yang bernama Kariwari.
Kariwari adalah rumah tradisional Papua yang dihuni oleh suku Tobati-Enggros dekat kawasan danau.
Mirip dengan Honai, Kariwari hanya boleh ditempati oleh laki-laki yang telah berusia minimal 12 tahun.
Rumah Adat Tradisional Rumsram
Tidak jauh berbeda dengan dua suku sebelumnya, rumah adat Rumsram merupakan hunian yang dikhususkan untuk kaum lelaki.
Sekaligus juga sebagai tempat belajar mereka untuk menjadi pelindung dan pemimpin yang bertanggung jawab.
Suku Biak Numfor merupakan pemilik dari rumah yang berbentuk bak perahu terbalik sebagai pertanda mayoritas pekerjaan warganya sebagai nelayan.
Rumah Jew Milik Suku Asmat
Suku Asmat tinggal di daerah Lembah Baliem dan pesisir pantai.
Rumah adat yang mereka bangun disebut sebagai rumah jew.
Bentuk rumah adat jew biasanya berupa rumah panggung dengan atap dari anyaman daun nipah dan sagu.
Bagi suku yang tinggal di daerah lembah, biasanya permukimannya dibangun mengikuti bentuk aliran sungai.
Dinding dari bangunan tersebut terbuat dari kulit kayu atau papan yang disusun.
Sambungan dinding dan kerangka diikat dengan tali rotan atau akar pohon.
Rumah Panggung Tempat Tinggal Suku Maybrat, Imian, dan Sawiat
Suku Maybrat, Imian, dan Sawiat merupakan suku yang tinggal di daerah pegunungan dan pesisir pantai.
Rumah panggung umumnya berbentuk persegi empat dan terdiri dari tiga bagian, yaitu kepala, badan, dan kaki.
Permukiman dari suku tersebut mengikuti alur perbukitan, jalur jalan, dan aliran sungai dengan pola yang tersebar.
Sedangkan untuk di wilayah pesisir, memiliki pola mengikuti garis pantai.
Rumah panggung ini memiliki pintu dan jendela berukuran kecil dengan jumlah yang tak banyak.
Atap bangunan rumah menggunakan daun sagu, daun rumbino atau seng.
Sementara, bagian dinding terbuat dari kulit kayu atau papan kayu.
Ada beberapa jenis rumah panggung yang dikenal dalam suku ini, yaitu rumah bujang laki-laki, rumah bujang perempuan, dan rumah pohon untuk memantau dan mengawasi area sekitar.
Rumah Pohon Suku Korowai
Di antara rumah adat Papua lainnya, suku Korowai memiliki tempat tinggal yang hampir punah dengan struktur bangunan yang berada di permukaan tanah.
Rumah pohon milik suku Korowai ini didapuk sebagai salah satu yang tertinggi di dunia karena letaknya yang berada di puncak kanopi hutan.
Terlindungi dari gangguan ‘roh jahat’
Tujuan pembuatan rumah pohon tersebut ternyata untuk melindungi diri dari gangguan makhluk jahat atau disebut ‘laleo’.
Laleo sendiri merujuk ke orang-orang asing yang bukan merupakan bagian dari suku mereka, termasuk anggota suku lain di Papua.
Material bangunan 100% dari alam
Dengan kekayaan alam yang melimpah di sekitar, tak heran kalau hampir semua bangunan rumah adat Papua menggunakan material yang dikumpulkan langsung dari hutan.
Seperti jerami untuk atapnya, tanah liat sebagai bahan tembok, hingga akar dan ranting kuat untuk menopang rumah pohon milik suku Korowai.
Jadi semakin bangga menjadi bagian dari Indonesia yang punya keragaman budaya unik dari Sabang sampai Merauke.
Temukan informasi menarik dan bermanfaat hanya di artikel.rumah123.com!