Mitos dan Fakta Burung Kedasih Si Penanda Kematian. Apakah Benar?
Burung kedasih identik dengan mitos-mitos menyeramkan seputar pembawa petaka. Apakah burung yang satu ini benar-benar pertanda sial? Cek mitos dan faktanya di sini, yuk!
Menurut cerita-cerita yang beredar di tengah masyarakat, burung dengan perawakan yang mengerikan ini identik dengan kematian.
Hal inilah yang menjadi salah satu alasan kenapa jarang orang yang memelihara kedasih.
Pecinta burung pun lebih memilih untuk tidak memelihara burung ini, bukan karena mitosnya, tapi karena kicauan kedasih yang bisa mengganggu burung lain.
Apakah benar kedasih membawa petaka?
Simak mitos dan fakta tentang kedasih berikut ini!
Mitos Burung Kedasih Si Penanda Kematian
Memiliki nama latin cuculus merulinus, burung kedasih sering ditakuti orang karena memiliki kicauan yang terdengar mengerikan.
Kicauan burung ini memiliki nada monoton yang khas dengan suara melengking.
Mitos tentang kedasih di tengah-tengah masyarakat bermula dari suara kicauannya tersebut.
Menurut masyarakat, apabila terdengar suara kicauan kedasih, maka di situ akan terjadi petaka.
Petaka tersebut identik dengan kematian. Jadi, suara kicauan kedasih bisa merupakan pertanda bahwa akan ada orang yang meninggal.
Terlepas dari mitos tersebut, kedasih memang merupakan jenis burung yang memiliki sifat culas dan kejam.
Nama kedasih sendiri memiliki arti kekeluargaan dan belas kasih, berbanding terbalik dengan sifat asli dari burung ini.
Fakta Burung Kedasih
1. Tidak Membuat Sarang
Kedasih adalah jenis burung yang tidak memiliki sarang sendiri karena mereka memang tidak membuat sarang.
Sebab tidak memiliki sarang, mereka berkembang biak dengan cara menitipkan telurnya di sarang burung lain dan ditinggalkan begitu saja.
2. Membuang Telur Burung Lainnya
Tak hanya dikenal kejam, kedasih juga dikenal dengan sifat liciknya yang merugikan burung lain.
Ketika menitipkan telur di sarang burung lain, kedasih akan membuat telur burung yang ada di sarang tersebut.
3. Anakan Kedasih Tak Kalah Jahat
Sifat kejam dan licik tersebut tidak hanya dimiliki oleh kedasih dewasa, tapi juga dimiliki oleh anak-anaknya.
Jika induk kedasih tidak membuang telur burung lain yang ada di sarang, maka anaknya lah yang akan melakukan hal tersebut saat sudah menetas.
Tak hanya itu saja, anak kedasih juga suka mencakar-cakar anak burung lainnya sampai mati.
4. Tukang Palak
Anak kedasih akan menjadi tukang palak saat anak burung lain menetas terlebih dahulu.
Burung ini akan meminta makanan pada burung lain yang ada di sarang tempatnya menetas.
5. Suaranya Berbahaya
Di kalangan pecinta unggas, burung ini sering dihindari jika turut memelihara jenis burung kicau lainnya.
Alasannya karena suara kicauan kedasih bisa merusak kualitas kicauan burung lainnya.
Dengan demikian, tentu harga jual burung kicau tersebut bisa anjlok di pasaran.
6. Burung Penyendiri
Rata-rata burung memilih hidup berkelompok dan membuat sarang untuk keluarganya.
Hal ini tidak terjadi pada kedasih, sebab mereka lebih memilih hidup menyendiri dan tidak memiliki kawanan.
Nama Panggilan Burung Kedasih
Di beberapa daerah, kedasih memiliki nama panggilannya sendiri.
Berikut ini nama-nama panggilan kedasih:
- Cirit uncuing (Sunda)
- Emprit gantil (Jawa)
- Plaintive cuckoo (mancanegara)
Jenis-Jenis Burung Kedasih
Burung kedasih di Indonesia terdiri dari empat jenis, yakni wiwik uncuing, wiwik kelabu, wiwik lurik, dan wiwik hitam.
Jenis-jenis kedasih tersebut bisa dibedakan berdasarkan warna dan corak bulunya.
Wilayah Persebaran
Kedasih tersebar di berbagai daerah di Indonesia. Biasanya kerap dijumpai di daerah pedesaan, tepi hutan, hingga perkebunan.
Mereka umumnya dijumpai di daerah dengan ketinggian 130 m di atas permukaan air laut dan sering bertengger di ranting pohon-pohon tinggi.
Situs properti Rumah123.com selalu menghadirkan artikel dan tips menarik terkait properti, desain, hukum, sampai gaya hidup.
Saatnya kamu memilih dan mencari properti terbaik untuk tempat tinggal atau investasi properti seperti Mega City Bekasi.