Kementan Manfaatkan Infrastruktur Air untuk Antisipasi Kemarau Ekstrem
Guna mengantisipasi musim kemarau ekstrem tahun ini, salah satu cara yang dilakukan Kementan adalah memanfaatkan infrastruktur air. Selain itu, ada juga strategi yang tengah kementerian ini susun. Intip selengkapnya di sini!
Belakang ini, cuaca panas mendidih melanda beberapa wilayah di Indonesia.
Cuaca anomali tersebut kini jadi perhatian serius Kementerian Pertanian (Kementan).
Pasalnya, pemerintah harus menyusun strategi ketahanan pangan agar tidak terjadi kelangkaan di beberapa bulan kedepan.
Apalagi, BMKG mengungkapkan bahwa puncak cuaca ekstrem ini bakal terjadi di bulan Agustus.
Lantas, strategi apa yang akan dilakukan Kementan?
Dikutip dari laman ekonomi.republika.co.id, baca berita selengkapnya di bawah ini!
Manfaatkan Infrastruktur Air untuk Antisipasi Musim Kemarau Ekstem
Menteri Pertanian, Syahrul Yasil Limpo, menuturkan bahwa pihaknya berupaya untuk mengantisipasi datangnya musim kemarau ekstrem atau El Nino.
Upaya yang akan dilakukan Kementan sendiri adalah dengan memanfaatkan infrastruktur air demi menjaga ketahanan pangan.
“Kita harus melakukan berbagai upaya antisipasi perubahan iklim khususnya ketika kemarau nanti. Caranya adalah memanfaatkan infrastruktur air seperti embung, dam parit, dan long storage,” ujar Syahrul seperti yang dihimpun dari laman ekonomi.republika.co.id pada Rabu (3/5/2023).
Apalagi, kondisi kemarau ekstrem ini sudah BMKG prakirakan sebelumnya sehingga sangat perlu untuk diwaspadai.
“Kondisi kemarau harus diwaspadai terutama di bulan Agustus yang diprediksi jadi puncak musim kemarau tahun ini,” tambahnya.
Siapkan juga Berbagai Antisipasi Kekeringan Lainnya
Di sisi lain, Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) Kementan, Ali Jamil, menyebutkan Kementan juga menyiapkan berbagai antisipasi kekeringan terkait ancaman El Nino di bulan Agustus nanti.
“Salah satu bentuk antisipasi yang kami lakukan adalah mendorong petani untuk ikut program asuransi usaha tani pada (AUTP), mengerahkan gerakan serbu El Nino melalui penggunaan pompa air di wilayah-wilayah rentan kekeringan dengan memanfaatkan sumber air yang ada,” ujar Ali.
Tak hanya itu, Ali menerangkan pihaknya akan terus mendorong percepatan tanam menggunakan alat mesin pertanian (alsintan) seperti traktor roda dua dan empat.
“Tahun ini, Ditjen PSP menyiapkan alokasi bantuan alsintan seperti traktor roda empat sebanyak 800 unit, traktor roda dua 4.745 unit, dan pompa air 1.900 unit untuk seluruh Indonesia,” tambahnya.
Lalu, Kementan juga akan memaksimalkan kegiatan rehabilitasi jaringan irigasi tersier (RJIT) yang bisa meningkatkan efisiensi aliran irigasi hingga ke lahan sawah.
“Sebagai bentuk antisipasi El Nino, Kementan juga akan mengalokasikan embung sekitar 500 unit, perpompaan 629 unit, perpipaan 250 unit, RJIT 3.213 unit,” tutur Ali.
Terakhir, infrastruktur air yang telah dibangun pada tahun-tahun sebelumnya akan dimanfaatkan sebagai bentuk antisipasi musim kemarau ekstrem nanti.
Pada periode tahun 2020-2022, Kementan sendiri telah mengalokasikan kegiatan irigasi untuk meningkatkan ketersediaan air pada musim kemarau.
Kegiatan-kegiatan tersebut antara lain kegiatan RJIT sebanyak 11.866 unit, perpompaan 2.177 unit, perpipaan 439 unit, dan embung 1.531 unit.
***
Semoga pembahasan pemanfaatan infrastruktur air oleh Kementan di atas dapat bermanfaat bagi Property People.
Simak terus artikel properti hanya di artikel.rumah123.com dan Google News kami!
Akses rumah123.com untuk dapatkan berbagai kemudahan dalam membeli properti karena kami selalu #AdaBuatKamu.