Dikenal Angker, Ini Kisah Kampung Mati Bekas Pengungsian Warga Vietnam di Jakarta Timur
Warga Jakarta timur mungkin tak asing dengan kawasan kampung mati Vietnam yang satu ini.
Kampung ini diketahui berlokasi di Kramat Jati, Jakarta Timur.
Menurut cerita masyarakat sekitar, tempat ini dulunya pernah menjadi saksi bisu pengungsian warga Vietnam.
Namun, kini kawasan ini telah beralih fungsi menjadi panti jompo.
Tempat ini konon dikenal sebagai salah satu kawasan angker dan menyisakan beragam cerita mengerikan yang beredar di tengah masyarakat.
Kampung mati dengan luas sekitar 2,3 hektare ini kabarnya ditinggalkan para warganya.
Bagaimana kisahnya? Yuk simak berikut ini!
Kisah Kampung Mati Vietnam di Jakarta Timur
1. Sering Muncul Buaya di Pinggiran Sungai
Konon, di kampung mati Vietnam terdapat seekor buaya yang sering muncul di pinggiran sungai.
Menurut warga sekitar, munculnya buaya tersebut pada suatu waktu adalah pertanda bahwa lokasi tersebut akan didatangi banjir besar.
Konon, beberapa lokasi di kampung mati Vietnam ini juga dulunya menjadi tempat pembantaian.
Untuk itu, masyarakat sering mendengar suara-suara teriakan dan tangisan seperti orang disiksa.
2. Jadi Tempat Pengungsian Warga Vietnam
Menurut Lili Salwiji penjaga bangunan di kampung mati Vietnam, para pengungsi Vietnam mulai datang tahun 1977-an.
Kala itu, pengungsi Vietnam tidaklah lama menempati lokasi tersebut dan mulai meninggalkan kampung tersebut tahun 1981.
Meski begitu, terdapat pula penampungan panti jompo yang dulunya berada di TMII dan dipindah ke kawasan kampung mati ini.
Setelah tahun 1981 panti jompo masih tetap berjalan, bahkan daya tampungnya diperbanyak.
Sebab, lokasi tersebut dijadikan kawasan percontohan panti jompo seluruh Indonesia.
“Dulu itu di sini sangat indah. Banyak tanaman dan perawatannya sangat baik,” ujar Lili.
Panti jompo di kampung mati ini menggunakan sistem cotage, di mana satu cottage isinya 10 orang jompo dengan satu petugas.
Namun, ada juga yang seperti barak dengan tampungan 20 orang.
3. Ditinggalkan Warganya
“Dulu itu di sini sangat indah. Banyak tanaman dan perawatannya sangat baik. Kemudian berganti nama dari Sasana menjadi Panti Jompo dengan tampungan 200 orang dari tadinya 100 orang. Bahkan lokasi ini dijadikan praktek untuk anak kuliah. Kan di sini sistemnya itu cotage. Jadi satu cotage itu isinya 10 orang jompo dengan satu petugas. Ada juga yang seperti barak dengan tampungan 20 orang.
Sayangnya, lokasi ini dikenal sebagai wilayah yang rawan banjir.
Bahkan pada tahun 2002, banjir merendam lokasi kampung mati ini melebihi satu meter.
Hal itu kemudian membuat para penghuni panti jompo harus dievakuasi dan saat ini berada di kawasan Radio Dalam, Jakarta Selatan.
Selepas tahun 2002, lokasi tersebut mulai ditinggalkan warganya.
Beberapa bangunan di kampung mati tersebut bahkan tidak lagi memiliki penghuni.
Dari sekira 35 bangunan yang ada, hanya 17 KK yang masih bertahan, termasuk Lili.
Tampak beberapa bangunan yang tidak berpenghuni dibiarkan saja dengan kondisi rusak dan tak layak.
Jangan lupa kunjungi artikel.rumah123.com untuk dapatkan artikel menarik lainnya seputar properti.
Kamu juga bisa mencari properti yang sesuai kebutuhanmu seperti Gading Serpong Township hanya di www.rumah123.com.