6 Contoh Puisi Cinta Tanah Air yang Menyentuh Hati. Ada Karya Penyair Terkenal!
Apakah kamu sedang mencari inspirasi untuk menulis puisi tentang rasa nasionalisme dan patriotisme? Simak contoh puisi cinta Tanah Air berikut ini, yuk!
Ada banyak puisi bertema kebangsaan, seperti puisi pahlawan, puisi kemerdekaan, hingga puisi cinta Tanah Air.
Puisi cinta Tanah Air adalah puisi yang mengangkat tema tentang rasa cinta terhadap seluruh bumi Indonesia terdiri dari darat dan lautan.
Rasa cinta terhadap Tanah Air ini mampu meningkatkan semangat nasionalisme dan patriotisme.
Di samping itu, puisi dengan tema demikian juga bisa digunakan untuk menyampaikan keluh kesah terhadap kondisi bangsa.
Berikut ini beberapa contoh cinta puisi Tanah Air yang bisa dijadikan inspirasi!
Contoh Puisi Cinta Tanah Air
1. “Tanah Air Mataku”
Karya: Sutardji Calzoum Bachri, (Horison, 1998:14)
tanah airmata tanah tumpah darahku
mata air airmata kami
airmata tanah air kami
di sinilah kami berdiri
menyanyikan airmata kami
di balik gembur subur tanahmu
kami simpan perih kami
di balik etalase megah gedung-gedungmu
kami coba sembunyikan derita kami
kami coba simpan nestapa
kami coba kuburkan dukalara
tapi perih tak bisa sembunyi
ia merebak kemana-mana
bumi memang tak sebatas pandang
dan udara luas menunggu
namun kalian takkan bisa menyingkir
ke mana pun melangkah
kalian pijak airmata kami
ke mana pun terbang
kalian kan hinggap di airmata kami
ke mana pun berlayar
kalian arungi air mata kami
kalian sudah terkepung
takkan bisa mengelak
takkan bisa kemana pergi
menyerahlah pada kedalaman air mata kami
2. “Sebuah Jaket Berlumur Darah”
Karya: Taufiq Ismail
Sebuah jaket berlumur darah
Kami semua telah menatapmu
Telah berbagi duka yang agung
Dalam kepedihan bertahun‐tahun
Sebuah sungai membatasi kita
Di bawah terik matahari Jakarta
Antara kebebasan dan penindasan
Berlapis senjata dan sangkur baja
Akan mundurkah kita sekarang
Seraya mengucapkan ‘Selamat tinggal perjuangan’
Berikrar setia kepada tirani
Dan mengenakan baju kebesaran sang pelayan?
Spanduk kumal itu, ya spanduk itu
Kami semua telah menatapmu
Dan di atas bangunan‐bangunan
Menunduk bendera setengah tiang
Pesan itu telah sampai kemana‐mana
Melalui kendaraan yang melintas
Abang‐abang beca, kuli‐kuli pelabuhan
teriakan‐teriakan di atas bis kota, pawai‐pawai perkasa
Prosesi jenazah ke pemakaman
Mereka berkata
Semuanya berkata
LANJUTKAN PERJUANGAN!
3. “Anak-Anak Indonesia”
Karya: Ahmadun Yosi Herfanda
Kehilangan ladang di kampung mereka
Anak-anak Indonesia merangkak
di lorong-lorong gelap kota
Berjejal mereka di gerbong-gerbong
Kereta api senja
Terimpit dalam gubuk-gubuk
tanpa jendela
Anak-anak Indonesia akan digiring
kemanakah mereka
Bagai berjuta bebek mereka bersuara menyanyi
lagu tanpa syair dan nada
Sebelum matahari terbit, anak-anak Indonesia
berderet di tepi jalan raya
menggapai-gapaikan tangan mereka ke gedung-
gedung berkaca yang selalu tertutup pintu-pintunya.
Dari pagi hingga sore mereka antre lowongan kerja
tapi lantas dibuang ke daerah transmigrasi
Terusir dari tanah kelahiran (demi bendungan dan lapangan
golf katanya)
Anak-anak Indonesia tercecer di pasar-pasar kota, di kaki-
kaki hotel dan biro-biro ekspor tenaga kerja
Anak-anak Indonesia, akan dibawa kemanakah
Ketika bangku-bangku sekolah bukan lagi dewa
yang bisa menolong nasib mereka?
4. “Bayi Lahir di Bulan Mei 1998”
Karya: Taufiq Ismail
Dengarkan itu ada bayi mengea di rumah tetangga
Suaranya keras, menangis berhiba‐hiba
Begitu lahir ditating tangan bidannya
Belum kering darah dan air ketubannya
Langsung dia memikul hutang di bahunya
Rupiah sepuluh juta.
Kalau dia jadi petani di desa
Dia akan mensubsidi harga beras orang kota
Kalau dia jadi orang kota
Dia akan mensubsidi bisnis pengusaha kaya
Kalau dia bayar pajak
Pajak itu mungkin jadi peluru runcing
Ke pangkal aortanya dibidikkan mendesing.
Cobalah nasihati bayi ini dengan penataran juga
Mulutmu belum selesai bicara
Kau pasti dikencinginya.
5. “Jayalah Negriku”
Karya: Adi Saputro
Walau peluru menembus tulang
Aku terus menerjang dan berjuang
Tanpa ragu,
Aku terus maju dan satu
Meski raga tak lagi mampu,
Dengan tekat aku akan bertumpu
Yang kumau
Ku pun tahu
Sungguh,
Hanya demi itu
Indonesia masih ada korupsi
Dan diskriminasi dengan Polri dan TNI
Ayo mari lindungi negri
Jayalah negriku,
Indonesiaku
6. “Sajak Bulan Mei 1998 di Indonesia”
Karya: W. S. Rendra
Aku tulis sajak ini di bulan gelap raja-raja
Bangkai-bangkai tergeletak lengket di aspal jalan
Amarah merajalela tanpa alamat
Kelakuan muncul dari sampah kehidupan
Pikiran kusut membentur simpul-simpul sejarah
O, zaman edan!
O, malam kelam pikiran insan!
Koyak moyak sudah keteduhan tenda kepercayaan
Kitab undang-undang tergeletak di selokan
Kepastian hidup terhuyung-huyung dalam comberan
O, tatawarna fatamorgana kekuasaan!
O, sihir berkilauan dari mahkota raja-raja!
Dari sejak zaman Ibrahim dan Musa
Allah selalu mengingatkan
bahwa hukum harus lebih tinggi
dari ketinggian para politisi, raja-raja, dan tentara
O, kebingungan yang muncul dari kabut ketakutan!
O, rasa putus asa yang terbentur sangkur!
Berhentilah mencari Ratu Adil!
Ratu Adil itu tidak ada. Ratu Adil itu tipu daya!
Apa yang harus kita tegakkan bersama
adalah Hukum Adil
Hukum Adil adalah bintang pedoman di dalam prahara
Bau anyir darah yang kini memenuhi udara
menjadi saksi yang akan berkata:
Apabila pemerintah sudah menjarah Daulat Rakyat
apabila cukong-cukong sudah menjarah ekonomi bangsa
apabila aparat keamanan sudah menjarah keamanan
maka rakyat yang tertekan akan mencontoh penguasa
lalu menjadi penjarah di pasar dan jalan raya
Wahai, penguasa dunia yang fana!
Wahai, jiwa yang tertenung sihir tahta!
Apakah masih buta dan tuli di dalam hati?
Apakah masih akan menipu diri sendiri?
Apabila saran akal sehat kamu remehkan
berarti pintu untuk pikiran-pikiran kalap
yang akan muncul dari sudut-sudut gelap
telah kamu bukakan!
Cadar kabut duka cita menutup wajah Ibu Pertiwi
Airmata mengalir dari sajakku ini.
***
Itulah beberapa contoh puisi cinta Tanah Air Indonesia yang menyentuh hati.
Baca artikel menarik lainnya hanya di artikel.rumah123.com.
Untuk mendapatkan update terbaru, ikuti Rumah123.com di Google News.
Kalau sedang mencari hunian, dapatkan rekomendasi terbaiknya di Rumah123.com.
Menemukan hunian yang sesuai kriteria kini lebih mudah karena kami #AdaBuatKamu.