Apa Itu Altcoin dan Perbedaannya dengan Bitcoin. Ketahui Juga Jenis-jenisnya!
Istilah “altcoin” mungkin sudah tak lagi asing di telinga orang-orang yang berkecimpung di dunia kripto. Namun, sebenarnya apa itu altcoin?
Cryptocurrency atau mata uang kripto makin dikenal orang dan banyak yang mulai tertarik dengan hal ini.
Awal mula cryptocurrency adalah Bitcoin yang pertama kali diluncurkan pada Januari 2009 silam.
Setelah Bitcoin diluncurkan, kemudian mulai muncul banyak cryptocurrency di pasar kripto yang kemudian dikenal dengan istilah altcoin.
Apa itu altcoin dan apa perbedaannya dengan Bitcoin, ya? Simak penjelasan lengkapnya di bawah ini!
Apa Itu Altcoin?
Altcoin adalah singkatan dari “alternative coin” atau koin alternatif yang mencakup semua token atau koin cryptocurrency selain Bitcoin (BTC)—sesuai namanya, altcoin hadir sebagai alternatif dari Bitcoin.
Jumlah altcoin di dunia cryptocurrency sangat banyak karena masing-masing altcoin memiliki inovasi, spesialisasi, dan kompetisinya masing-masing.
Setiap altcoin berusaha menawarkan inovasi baru, seperti kecepatan transaksi yang lebih tinggi, biaya transaksi yang lebih rendah, hingga fitur smart contract.
Beberapa altcoin pun dirancang untuk tujuan spesifik, ada yang ditujukan untuk pembayaran, privasi, atau bahkan mendukung proyek-proyek tertentu.
Di samping itu, kompetisi di pasar cryptocurrency sangatlah tinggi sehingga setiap altcoin berusaha untuk menarik minat investor dengan menawarkan sesuatu yang unik.
Adapun alternative coin pertama yang diluncurkan ke publik bernama Namecoin (NMC), yakni pada 18 April 2011.
Perbedaan Altcoin dan Bitcoin
1. Tujuan
Salah satu perbedaan mendasar antara altcoin dan Bitcoin terletak pada tujuannya.
Tujuan utama dari diciptakannya Bitcoin adalah untuk menjadi sistem pembayaran elektronik yang terdesentralisasi sehingga tidak ada lembaga seperti bank sentral yang mengontrol transaksi.
Dengan demikian, Bitcoin dirancang untuk menjadi alternatif dari mata uang fiat dengan keunggulan lebih transparan, aman, dan bebas dari campur tangan pihak ketiga.
Sementara itu, altcoin hadir dengan berbagai tujuan, seperti untuk aplikasi terdesentralisasi (dApps), pembayaran cepat, privasi, smart contract, hingga spesialisasi industri.
2. Teknologi
Bitcoin menggunakan algoritma proof-of-work (PoW) dan sebagai yang pertama kali memperkenalkan konsep blockchain.
Blockchain adalah buku besar digital yang terdistribusi dan aman; setiap transaksi direkam dalam blok dan blok-blok ini dihubungkan secara berurutan membentuk rantai yang tidak dapat diubah.
Altcoin menawarkan beragam algoritma konsensus selain PoW, seperti proof-of-stake (PoS), delegated proof-of-stake (DPoS), dan proof-of-authority (PoA).
Selain itu, alternative coin menawarkan fitur-fitur yang tidak ada pada Bitcoin.
3. Pasokan
Perbedaan Bitcoin dan altcoin yang selanjutnya terletak pada jumlah pasokannya.
Bitcoin memiliki jumlah koin yang sangat terbatas, yakni maksimal 21 juta koin karena itulah jumlah yang ditentukan sejak awal oleh Satoshi Nakamoto sang pencipta Bitcoin.
Beda halnya dengan altcoin yang jumlah pasokannya tidak memiliki batasan sehingga dapat terus bertambah seiring waktu.
Jenis-Jenis Altcoin
1. Stablecoin
Stablecoin adalah jenis cryptocurrency yang dirancang khusus untuk memiliki nilai yang relatif stabil.
Tidak seperti Bitcoin atau Ethereum (ETH) yang nilai tukarnya sangat fluktuatif, stablecoin berusaha mempertahankan nilai yang tetap.
Biasanya, nilai stablecoin dipatok pada aset yang lebih stabil seperti dolar AS, euro, atau bahkan komoditas seperti emas.
Contoh stablecoin seperti Tether (USDT), USD Coin (USDC), Binance USD (BUSD), dan DAI.
2. Token Utilitas
Token utilitas adalah altcoin yang dirancang khusus untuk memberikan akses ke produk atau layanan tertentu dalam sebuah ekosistem blockchain.
Sederhananya, token ini berfungsi sebagai tiket masuk atau kunci untuk mengakses fitur-fitur khusus yang ditawarkan oleh sebuah platform atau aplikasi terdesentralisasi (dApp).
Contoh token utilitas seperti Chainlink (LINK), Uniswap (UNI), Polkadot (DOT), dan Aave (AAVE).
3. Token Platform
Token platform adalah altcoin yang berperan sebagai pondasi atau landasan bagi pengembangan aplikasi terdesentralisasi (dApps).
Contoh token platform seperti Ethereum, Binance Coin (BNB), Cardano (ADA), dan Solana (SOL).
4. Token Governance
Token governance adalah altcoin yang memberikan hak kepada pemegangnya untuk ikut serta dalam pengambilan keputusan terkait proyek blockchain.
Token governance seringkali digunakan dalam proyek-proyek yang mengusung konsep desentralisasi, seperti decentralized finance (DeFi) dan decentralized autonomous organization (DAO).
Contoh token governance seperti Internet Computer (ICP), Uniswap (UNI), Maker (MKR) dan Beam (BEAM).
5. Security Token
Security token adalah representasi digital dari aset nyata atau sekuritas keuangan yang diterbitkan di atas blockchain.
Sederhananya, jika saham perusahaan bisa diwakilkan dalam bentuk sertifikat fisik, maka token keamanan adalah versi digital dari sertifikat itu, tetapi dengan teknologi blockchain yang mendukungnya.
6. Memecoin
Meme coin adalah alternative coin yang terinspirasi dari meme atau gambar lucu yang viral di internet.
Tidak seperti kebanyakan cryptocurrency yang memiliki tujuan spesifik, seperti Bitcoin yang dirancang sebagai sistem pembayaran peer-to-peer, meme coin seringkali diciptakan hanya untuk bersenang-senang atau memanfaatkan tren yang sedang populer.
Contoh meme coin seperti Dogecoin (DOGE), Shiba Inu (SHIB), dan Pepe Coin (PEPE).
***
Demikian penjelasan mengenai apa itu altcoin.
Baca artikel informatif lainnya di artikel.rumah123.com dan Google News.
Temukan hunian impianmu di Rumah123 karena #SemuaAdaDisini.
Kunjungi Teras123 untuk ngobrolin properti, ya!
**sumber: unsplash/@traxer