OK
Panduan

Mengenal Rumah Adat Simalungun: Filosofi, Struktur, dan Detail Bangunannya

16 Oktober 2024 · 4 min read Author: Gadis Saktika · Editor: M. Iqbal

rumah adat simalungun

Gambar rumah adat Simalungun | sumber: tirto.id

Keindahan arsitektur tradisional masih menjadi salah satu daya tarik yang memukau. Salah satunya adalah Rumah Bolon, rumah adat Simalungun yang kaya akan nilai estetika dan filosofi.

Sumatera Utara, sebagai provinsi yang kaya akan warisan budaya, berhasil menjaga kelestarian rumah adatnya hingga saat ini.

Hal ini berkat upaya masyarakat setempat yang terus melestarikan tradisi dan nilai-nilai leluhur.

Rumah adat di Sumatera Utara pun sangat beragam, salah satunya adalah Rumah Bolon yang menjadi ciri khas masyarakat Simalungun.

Meskipun namanya sama dengan rumah adat Batak Toba, tapi desain dan arsitekturnya memiliki perbedaan yang unik.

Rumah adat Simalungun juga dikenal menjadi hunian panggung yang kokoh, dibangun dengan menggunakan kayu berkualitas tinggi dan tiang-tiang yang besar.

Dengan konstruksi kayu yang kokoh dan ornamen khas, rumah ini bukan sekadar tempat tinggal, melainkan sebuah karya seni yang patut diapresiasi.

Untuk mengetahui lebih lanjut tentang keunikan rumah adat Simalungun, simak penjelasan berikut.

Lokasi Rumah Adat Simalungun

Kalau kamu penasaran dengan rupa rumah adat Simalungun, kamu bisa datang ke Kota Pematang Siantar, tepatnya di di Jalan Sudirman.

Dibangun pada tahun 1939 oleh Raja-Raja Simalungun, rumah ini hingga kini masih berdiri kokoh dan menjadi salah satu ikon budaya Batak Simalungun.

Rumah adat Simalungun pun diketahui memiliki ukuran yang cukup besar dengan panjang 29,44 m, lebar 7 m, dan tinggi 5 m.

Filosofi Rumah Bolon

Rumah Bolon Pamatang Purba bukan sekadar bangunan fisik, melainkan juga cerminan jiwa dan filosofi masyarakat Batak Simalungun.

Setiap detail arsitektur dan tata letaknya mengandung makna mendalam.

Bentuk rumah panggung, misalnya, mencerminkan upaya masyarakat untuk menghindari gangguan hewan buas dan menjaga kebersihan lingkungan.

Atap yang runcing dengan hiasan kepala kerbau melambangkan keberanian, kekuatan, dan penghormatan terhadap alam.

Kemudian pintu yang pendek dan harus dilalui dengan menunduk adalah simbol penghormatan terhadap pemilik rumah.

Hal ini mengajarkan nilai kesopanan dan kerendahan hati.

Sementara itu, kolong rumah yang digunakan untuk memelihara hewan juga mencerminkan ketergantungan manusia pada alam dan pentingnya menjaga keseimbangan ekosistem.

Baca Juga: Mengenal Rumah Adat Buton atau Malige yang Penuh Keunikan

Struktur Bangunan Rumah Bolon

rumah adat simalungun

sumber: detik.com

Menurut penelitian M. Junus Melalatoa dalam bukunya Ensiklopedia Suku Bangsa di Indonesia (1995), rumah adat Simalungun secara keseluruhan memiliki kemiripan dengan rumah tradisional suku Batak lainnya.

Namun, ciri khas yang membedakannya adalah penggunaan tiang penyangga dari kayu bulat yang disebut basikah.

Selain itu, puncak atap rumah panggung ini sering kali dihiasi dengan tanduk kerbau.

Setiap bagian dari rumah Bolon, mulai dari struktur bangunan hingga ornamen-ornamennya, memiliki makna simbolis yang mendalam.

Dengan kata lain, rumah Bolon bukan hanya sekedar tempat tinggal, tetapi juga merupakan representasi dari nilai-nilai budaya dan spiritual yang dianut oleh masyarakat Batak.

Bahan Rumah Adat Simalungun

Pembangunan rumah adat Simalungun merupakan proses yang sangat kompleks dan sarat dengan makna simbolis, terutama dalam kepercayaan masyarakat Batak pada masa lalu.

Rumah megah ini dibangun dengan menggunakan tiang-tiang kayu yang sangat besar sebagai penyangga utama.

Uniknya, di bawah setiap tiang kayu tersebut, konon katanya, dikuburkan kepala manusia sebagai persembahan untuk melindungi kerajaan dan keturunan raja dari gangguan roh-roh jahat.

Proses pembangunan rumah Bolon juga melibatkan seluruh masyarakat kerajaan.

Mereka bekerja sama secara gotong royong, mulai dari mencari kayu di hutan hingga tahap akhir pembangunan.

Para tukang yang ahli dalam bidang konstruksi kayu membangun rumah ini tanpa menggunakan paku sama sekali, menunjukkan keahlian mereka dalam menggabungkan kayu-kayu menjadi sebuah bangunan yang kokoh.

Bagian depan rumah Bolon, yang disebut lapou, memiliki fungsi ganda.

Selain menyatu dengan bangunan utama, lapou juga berfungsi sebagai tempat menerima tamu-tamu penting dan ruang untuk mengadakan pertemuan terbatas.

Kamar tidur raja berada di dalam rumah Bolon, dan dilengkapi dengan jendela khusus yang memungkinkan raja untuk melihat tamu yang datang serta mengawasi aktivitas di sekitar rumah, termasuk di Losung Bolon (tempat berkumpulnya para gadis).

Baca Juga: 8 Rumah Adat Sumatera Utara yang Unik dan Memukau, Disertai Penjelasan Lengkap!

***

Semoga artikel ini bisa bermanfaat untuk kamu, ya.

Cek artikel menarik lainnya hanya di artikel.rumah123.com.

Kalau kamu ingin ngobrolin properti dengan ahlinya, coba deh kunjungi ke Teras123!

Nantinya, kami akan memberi jawaban yang komprehensif soal pertanyaan yang kamu ajukan, lo.

Tak lupa, kunjungi Rumah123 untuk menemukan hunian impian karena #SemuaAdaDisini.


Tag:


Gadis Saktika

Content Writer

Gadis Saktika adalah Content Writer di 99 Group yang sudah berkarier sebagai penulis dan wartawan sejak tahun 2019. Lulusan Bahasa dan Sastra Indonesia UPI ini senang menulis tentang etnolinguistik, politik, HAM, gaya hidup, properti, dan arsitektur.
Selengkapnya

IKLAN

Tutup iklan
×

SCROLL UNTUK TERUS MEMBACA