OK
Panduan

Rahasia di Balik Pencabutan Larangan Perayaan Imlek di Indonesia oleh Gus Dur. Karena Gus Dur Keturunan Tionghoa?

19 Juli 2022 · 2 min read Author: Adhitya Putra

perayaan imlek yang diizinkan oleh Presiden Gus Dur 2

(Sumber: kompas.com / goopenchinese.com)

Perjalanan perayaan Imlek di Indonesia tak terlepas dari peran Gus Dur, saat menjadi Presiden keempat RI. Ada kisah menarik dari momen bersejarah tersebut. Apa itu?

Ketika pemerintah Presiden Soeharto berkuasa, warga Tionghoa tidak bisa bebas merayakan Tahun Baru Imlek.

Mereka harus sembunyi-sembunyi bila ingin merayakannya, agar tidak melanggar peraturan Inpres Nomor 14 Tahun 1967.

Saat Abdurrahman Wahid alis Gus Dur menjadi presiden ke-4 Indonesia di tahun 1999, peraturan tersebut dicabut oleh pemerintah.

Beliau langsung menghapus Inpres Nomor 14 Tahun 1967, karena dinilai membatasi perkembangan agama, kepercayaan dan adat istiadat China.

Ia membuat payung hukum dengan menerbitkan Keppres Nomor 6 Tahun 2000, sebagai ganti peraturan zaman Orde Baru itu.

Hal ini sebagaimana, tertulis dalam buku Kepingan Narasi Tionghoa Indonesia: The Untold Histories, karya Hendra Kurniawan.

Kebijakan baru itu, sontak disambut baik oleh warga keturunan sekaligus dianggap menjadi cahaya penerang bagi perilaku diskriminatif Orde Baru.

Kisah Menarik Pencabutan Larangan Perayaan Imlek di Indonesia

perayaan imlek di indonesia

(Foto: istock / danikacil)

Menukil dari laman Tirto.id yang melansir dari Liputan 6.com, pada tahun 2001 Gus Dur sangat menentang perilaku diskriminatif.

Ia menyampaikannya saat berpidato dalam peringatan Imlek 2.552 yang dilaksanakan oleh Majelis Tinggi Agama Kong Hu Chu Indonesia.

Dalam kesempatan itu pula, suami dari Sinta Nuriyah tersebut juga sempat mengaku bahwa leluhurnya adalah keturunan Tam Kim Han dari China.

Sejak saat itu, perayaan Imlek kini bisa digelar secara meriah, bahkan sampai ditetapkan sebagai hari libur nasional.

Pemerintah Indonesia juga tidak lagi memakai istilah warga keturunan atau bukan.

Selain itu, warga keturunan Tionghoa sudah bisa bebas menggunakan nama asli mereka.

Lan Fang, salah seorang warga keturunan menuliskan dalam buku Imlek Tanpa Gusdur, mengaku kaget atas perubahan kebijakan itu.

Terlebih, saat melihat iringan barongsai di jalan-jalan. Sebab, sejak kecil Lan Fang hanya bisa menyaksikannya melalui film-film silat.

Menurut dia, apa yang dilakukan oleh Gus Dur sangat berarti bagi bangsa dan negara.

Nah, itulah kisah dibalik dari perayaan Imlek di Indonesia, yang diperbolehkan sejak pemerintahan Presiden Gus Dur.

Baca juga ulasan terkait Tahun Baru Imlek menarik lainnya, hanya di artikel.rumah123.com.

Bila ingin mendapatkan rumah idaman, kamu bisa menelusuri berbagai rekomendasinya di Rumah123.com.


Tag: , ,


Adhitya Putra
Seorang jurnalis Rumah123.com yang sedang menekuni peran sebagai penulis konten.
Selengkapnya

IKLAN

Tutup iklan
×

SCROLL UNTUK TERUS MEMBACA