10 Puisi Kehidupan yang Penuh Makna. Bisa Jadi Sumber Renungan dan Pembelajaran!
Ingin ungkapkan rasa pahit yang kamu alami selama ini? Tengok saja sejumlah contoh puisi kehidupan pada artikel berikut ini!
Semua manusia di dunia ini tak pernah ada yang tahu tentang kehidupan yang akan mereka lalui.
Oleh karenanya, kemisteriusan sebuah kehidupan kerap jadi sumber inspirasi bagi sebagian kalangan, khususnya yang gemar membuat puisi.
Tak hanya sekadar misterius, puisi kehidupan umumnya punya makna yang begitu mendalam.
Wajar saja jika karya sastra ini bisa dijadikan sebagai sebuah pembelajaran.
Dihimpun dari bola.com dan indozone.id, simak beragam contoh puisi pendek di bawah ini!
Kumpulan Puisi Penuh Makna
1. “Derita”
Oleh: Sarah Andriani Saputri
Tak tahu sampai kapan
Jalan yang ku tempuh ini sampai di ujung
Lelah…
Aku merasa lelah
Dengan jalan yang ku tapaki
Mungkin memang harus ku kemudikan dengan baik
Agar sampai di tujuan sesuai keinginan
Tetapi, bisakah diriku?
Bisakah kemudi itu berkolaborasi dengan pikiranku ini?
Ataukah kemudi itu yang bisa membawaku ke jalan yang benar?
Tuhan, adakah seseorang yang Engkau siapkan untukku
Untuk bersama menopang beban yang ku pikul ini
Agar mau ku bagi kesedihanku
Mau ku bagi deritaku
Tak tahu apa lagi yang bisa ku lakukan
Aku
Wanita yang penuh dosa
Yang berharap Engkau mau menunjukkan
Kuasa-Mu itu untukku
2. “Lorong”
Oleh: Mansure
Perjalanan jauh nan panjang
Satu langkah terdiam, mengarungi jejak di sekitar
Untuk warna-warni kehidupan
Tumbuh dan berkembang
Di dalam kotak, di setiap jimpit lorong dengan setitik cahaya
Tanpa tahu ke mana arah tiap lorong kehidupan
Terseok hingga terluka akibat langkah terlalu cepat
Menjadikan banyak cerita di tiap sudutnya
Bercengkrama dengan canda dan tawa
Maka, berbahagialah dan sudahilah sedihmu
Lalu, mulailah kembali dengan menginjak kata di setiap jimpit lorongnya
Maka, bersyukurlah
Di setiap langkahnya
Terbuai atau tersakiti
Hidup itu hanya sekali
Lalu mati
Maka, berbahagialah
Bahagialah
3. “Sepercik Harapan”
Oleh: Yuningtias
Serpihan malam
Getaran-getaran halus
Menggengam halus
Dalam detik ini
Ingin ku selimuti
Bayang-bayang sepi
Aku kehilangan bayangmu
Ku sapu bekas bayangmu
Aku masih seperti kemarin
Menanti dalam hening
Namun, kamu tak bergeming
Menuju ke arahku
Entahlah, mungkin aku harus berlalu
Mengalah pada waktu
Karena aku di dirimu
Hanya sebagai sosok semu
Aku cukup berdiri di sini
Tanpa segala sesuatu tentangmu
4. “Berjalan Pulang”
Oleh: Oky Patria Sadewa
Hidup ini adalah sebuah perjalanan untuk pulang
Melangkah tanpa tahu kapan saat datang petang
Berjerih perih untuk harga yang nantinya pun lenyap
Hingga akhir nyenyak abadi ku dapat dalam senyap
Memang hidup adalah perjalanan untuk pulang
Sembari ku menata remah dunia kian mengekang
Buat apa kaya tetapi harus melukai kawan seperjalanan
Toh, tak ku peluk erat tidur dalam sunyi timbunan
Hanya pungut aku saat tenggelam dalam kelam
Hanya tapih ragaku kala malam kian terbenam
Andai sayat sembilu langkah ini banyak tercela
Sejuta maaf kataku jika napasku masih terhela
Sahabatku seperjalananku
Hidup ini adalah sebuah perjalanan untuk pulang
Dan setiap langkah adalah jejak menuju petang
5. “Jarum Jam”
Oleh: Ranita Ningrum
Jarum jam masih berdenting
Aku terdiam tak sanggup bergeming
Berdiri ataukah kembali terbaring
Bagaikan kayu yang sudah kering
Jarum jam masih berdenting
Aku masih terdiam berbaring
Mearatapi nasib yang sedemikian menggiring
Menggiringku ke pusatnya hingga kepala ini pusing
Jarum jam masih berdenting
Aku memberanikan diri untuk berontak
Aku tidak mau lagi terdiam berbaring
Karena aku makhluk yang berotak
6. “Kertas Putih”
Oleh: Diah Ariati Prasetia Putri
Hadirmu… bagai kertas putih tanpa tinta
Hadirmu… membawa senyum makna bahagia
Engkau datang dengan jeritan Ibumu
Dan kau datang dengan awal tangismu
Namun… waktu tak berpihak padamu
Jerit Ibumu menjadi duka
Tangismu telah tiada
Engkau pun pergi begitu saja
Kini… bahagia telah menjadi duka
Senyum merah muda telah tiada
Hadirmu hanya sementara
Engkau sosok kertas putih tanpa tinta
7. “Lampu Lalu Lintas”
Oleh: Linda Grantham
Lampu lalu lintas ini di dalam kepalaku
Selalu hijau dan tak pernah merah
Pikiranku, impianku, dan semua ketakutanku
Mereka semua melaju melewati telinggaku yang mendengarkan
Aku memejamkan mata untuk memblokirnya
Namun di dalam kepalaku, mereka terburu-buru
Aku menarik panas untuk memperlambatnya
Namun, di wajahku muncul kerutan
Jantungku berdetak kencang
Namun, di napasku melambat
Aku bernapas dalam hidup
8. “Tak Seperti yang Aku Pikirkan”
Oleh: Dame Uli Pasaribu
Teriknya mentari menyentuh kalbu
Tak terasa angin memberi ku rasa
Hanya terasa lelah di dalam jiwa
Ku coba melangkah ke sana
Tak juga ku temukan suatu hal
Ku langkahkan kembali kakiku
Namun, ku masih tak menemukan sesuatu itu
Saat aku berhenti untuk bersandar
Ku memohon dan berserah
Agar aku diberi sebuah peluang
Untuk bisa hidup nyaman
Oh Tuhan
Perjuangan ini sungguh melelahkan
Perjuangan ini sungguh membingungkan
Perjuangan ini belum menemukan jalan yang pasti
Kaki tak kuat untuk melangkah
Jiwa tak kuat untuk bangun
Hati tak sanggup untuk merasa
Otak tak bisa untuk berpikir
Hidupku
Kenapa kau seperti ini
Hanya berharap dari perjuangan yang pasti
Hidup ini terasa sangat membingungkan
Sungguh aku sangat lelah
Tuhan
Berilah aku keyakinan
Berilah aku kekuatan
Agar aku bisa jadi seseorang
Yang bisa berguna di dunia ini
9. “Sulitnya Pernikahan yang Gagal”
Oleh: Karen Warn
Aku menikah dengan seorang pria terlalu dini dalam hidup
Tak siap menjadi istri yang baik
Aku percaya dia mencintaku dan segalanya akan baik-baik saja
Cintaku padanya akan tumbuh seiring waktu
Tahun-tahun yang berlaku baik untuk sementara waktu
Lalu, tiba saatnya, aku tak bisa melihat senyumku
Dia menipuku dan aku pantas mendapatkan lebih
Dengan berat hati, aku keluar dari pintu
Kami berpisah sebagai “teman”, yang berakhir suatu hari
Dengan seorang bayi yang ada di kandunganku
Dia melanjutkan perjalanannya
Dia sekarang menyukai kebebasannya jauh dariku
Aku menggendong putra kami, dia tidak ingin melihat
10. “Hidup Ini Berat tapi Aku Menuliskan dalam Puisi”
Oleh: Victoria Gauci
Melalui pecahan kaca dan mimpi yang memudar
Aku menemukan tempat di mana aku bisa berteriak
Rasa sakit ini sangat besar dan menguasaiku
Aku tak bisa mencium aroma semanggi
Aku berlutut dan menghitung keberkahanku
Karena terkadang hidup itu menyedihkan
Aku membuat jalanku melalui setiap menit
Merasa diberkati bahwa aku masih di dalamnya
Hidup ini sulit, tetapi aku teruskan
Ini adalah perjalanan jiwaku untuk dilalui
Aku melihat keluar dari mata pikiranku
Jangan pernah mempertanyakan atau bertanya mengapa
Aku tahu bahwa apa pun yang terjadi padaku
Apakah untuk mengajar dan membebaskanku
Kehidupan yang diterima begitu saja bukanlah tujuan yang baik
Ambil napas untuk berpikir dan berhenti sejenak
Aku kuat, cerdas, dan tahu aku hidup dengan niat baik
Belenggu yang pernah aku kenakan, tak bisa menahanku lagi
Aku bebas dan menerbangkan sayapku
Menghargai setiap hal dan jujur tentang siapa aku,
Atas keberanianku, aku pun berdiri
***
Semoga pembahasan puisi kehidupan di atas bisa bermanfaat untuk Property People.
Intip terus artikel seputar kumpulan puisi hanya di artikel.rumah123.com.
Ikuti laman Google News kami untuk simak berita edukatif lainnya!
Sedang mencari hunian impian seperti Paradise Serpong City di Setu, Tangerang Selatan?
Akses Rumah123.com untuk dapat kemudahan dalam beli rumah impian, karena kami pasti #AdaBuatKamu.