OK
Panduan

5 Puisi Ayah dan Ibu yang Menyentuh Hati. Penuh Rasa Syukur dan Mengharukan

03 Nopember 2024 · 5 min read Author: Maskah Alghofar

Puisi untuk Ayah & Ibu

Sumber: Rumah123.com

Puisi ayah dan ibu ini dapat digunakan untuk mengungkapkan berbagai macam emosi, termasuk kasih sayang, rasa syukur, dan kerinduan. Simak selengkapnya.

Ayah dan ibu adalah sosok yang paling berjasa dalam hidup kita.

Merekalah yang telah membesarkan, mendidik, dan menyayangi kita dengan tulus.

Untuk mengungkapkan rasa sayang dan terima kasih kita kepada ayah dan ibu, kita dapat memberikan mereka hadiah yang spesial.

Salah satu hadiah yang paling spesial adalah puisi.

Dalam artikel ini, Rumah123 akan membahas puisi ayah dan ibu sebagai hadiah yang spesial.

Puisi-puisi ini dapat menjadi ungkapan kasih sayang dan rasa syukur kita kepada ayah dan ibu.

Contoh Puisi Ayah dan Ibu yang Menyentuh Hati

1. Puisi Ayah dan Ibu yang Menyentuh Hati

Puisi Ibu Karya Chairil Anwar

Pernah aku ditegur
Katanya untuk kebaikan
Pernah aku dimarah
Katanya membaiki kelemahan
Pernah aku diminta membantu
Katanya supaya aku pandai

Ibu…
Pernah aku merajuk
Katanya aku manja
Pernah aku melawan
Katanya aku degil
Pernah aku menangis
Katanya aku lemah

Ibu…
Setiap kali aku tersilap
Dia hukum aku dengan nasihat
Setiap kali aku kecewa
Dia bangun di malam sepi lalu bermunajat
Setiap kali aku dalam kesakitan
Dia ubati dengan penawar dan semangat
dan bila aku mencapai kejayaan
Dia kata bersyukurlah pada Tuhan
Namun…
Tidak pernah aku lihat air mata dukamu
Mengalir di pipimu
Begitu kuatnya dirimu…

Ibu…
Aku sayang padamu…
Tuhanku….
Aku bermohon pada-Mu
Sejahterahkanlah dia
Selamanya…

2. Contoh Puisi Ayah dan Ibu yang Menyentuh Hati

Contoh Puisi Ayah dan Ibu yang Menyentuh Hati

Contoh Puisi Ayah dan Ibu yang Menyentuh Hati

Pahlawan Kesuksesanku – Ardiyani Muninggar

Fajar telah menyapa pagiku
Kau jadikan hari mu, hari untuk pengorbanan
Pengorbanan mencari rezki, pengorbanan untuk mencari awal yang baru
Kau ajarkan aku arti perjuangan, kau ajarkan aku arti kesuksesan
Ayah mungkin tanpa mu aku tidak bisa seperti ini..
Mungkin tanpa mu aku tidak bisa berdiri di tengah-tengah impianku..
Impian untuk meraih keberhasilan
Impian untuk mencapai kemenangan…

3. Puisi Tentang Ayah dari Joko Pinurbo

Perjamuan Petang

Dua puluh tahun yang lalu ia dilepas ayahnya di gerbang depan rumahnya.
“Tuntutlah ilmu sampai ke negeri Cina. Jangan pulang sebelum benar-benar jadi orang.”
Dua puluh tahun yang lalu ia tak punya celana yang cukup pantas untuk dipakai ke kota.
Terpaksa ia pakai celana ayahnya.
Memang agak kedodoran, tapi cukup keren juga.
“Selamat jalan. Hati-hati, jangan sampai celanaku hilang.”

Senja makin menumpuk di atas meja. Senja yang merah tua.
Ibunya sering menangis memikirkan nasibnya.
Ayahnya suka menggerutu, “Kembalikan dong celanaku!”
Haha, dia akhirnya datang.

Datang di akhir petang bersama buku-buku yang ditulisnya di perantauan.
Ibunya segera membimbingnya ke meja perjamuan.
“Kenalkan, ini jagoanku.”Ia tersipu-sipu.
Saudara-saudaranya mencoba menahan tangis melihat kepalanya berambutkan gerimis.
Ibunya segera membimbingnya ke meja perjamuan.
“Kenalkan, ini jagoanku.” Ia tersipu-sipu.
Saudara-saudaranya mencoba menahan tangis melihat kepalanya berambutkan gerimis.
“Hai, ubanmu subur berkat puisi?” Ia tertawa geli.
Di atas meja perjamuan jenazah ayahnya telentang tenang berselimutkan mambang.
Daun-daun kalender beterbangan. “Ayah berpesan apa?”
Ia terbata-bata. “Ayahmu cuma sempat bilang, kalau mati ia ingin mengenakan celana kesayangannya: celana yang dulu kaupakai itu.”
Diciumnya jidat ayahnya sepenuh kenangan.
Tubuh yang tak butuh lagi celana adalah sakramen.
Celana yang tak kembali adalah testamen.
“Yah, maafkan aku. Celanamu terselip di tetumpukan kata-kataku.”

4. Contoh Puisi Ayah dan Ibu

Puisi Hari Ayah dari Chairil Anwar

Puisi Hari Ayah dari Chairil Anwar

Puisi Hari Ayah dari Chairil Anwar

Sebuah Kamar

Sebuah jendela menyerahkan kamar ini pada dunia.
Bulan yang menyinar ke dalam mau lebih banyak tahu.
“Sudah lima anak bernyawa di sini,
Aku salah satu!”

Ibuku tertidur dalam tersedu
Keramaian penjara sepi selalu,
Bapakku sendiri terbaring jemu
Matanya menatap orang tersalib di batu!

5. Contoh Puisi Ayah dan Ibu

Ibu
Karya Taufik Ismail

”Ibu telah merelakan kalian
Untuk berangkat demonstrasi
Karena kalian pergi menyempurnakan
Kemerdekaan negeri ini

Ya, ibu tahu, mereka tidak menggunakan gada
atau gas airmata
Tapi lansung peluru tajam
Tapi itulah yang dihadapi
Ayah kalian almarhum
Delapan belas tahun yang lalu

Pergilah pergi, setiap pagi
Setelah dahi dan pipi kalian
Ibu ciumi
Mungkin ini pelukan penghabisan
(Ibu itu menyeka sudut matanya)

Tapi ingatlah, sekali lagi
Jika logam itu memang memuat nama kalian
(Ibu itu tersedu sedan)

Ibu relakan
Tapi jangan di saat terakhir
Kau teriakkan kebencian
Atau dendam kesumat
Pada seseorang
Walaupun betapa Zalimnya
Orang itu

Niatkanlah menegakkan kalimah Allah
Di atas bumi kita ini
Sebelum kalian melangkah setiap pagi
Sunyi kalian setiap pagi
Sunyi dari dendam dan kebencian
Kemudian lafazkan kesaksian pada Tuhan
Serta rasul kita yang tercinta

Pergilah pergi
Iwan, Ida dan Hadi
Pergilah pergi
Pagi ini

(Mereka telah berpamitan dengan Ibu dicinta
Beberapa saat tangannya meraba rambut mereka
Dan berangkatlah mereka bertiga
Tanpa menoleh lagi, tanpa kata-kata).

***

Nah, itulah contoh puisi ayah dan ibu yang dapat kamu jadikan referensi.

Jika kamu sedang mencari rumah, apartemen, tanah atau yang lainnya di marketplace properti tepercaya dan aman, bisa mengunjungi laman artikel.rumah123.com dan Google News kami!

Buka lembaran baru dan wujudkan impianmu di www.rumah123.com, kami selalu #AdaBuatKamu.

Referensi:

Senja, Dimas Indiana. 2021. Yang Tersisa Setelah Puisi Dicipta, Jejak Pustaka.
Nurhamidah, Iin. 2020. Irene, Elex Media Komputindo.
Lumayung, Gagak. 2022. Puisi adalah Senjata, Faza Citra.


Tag: ,


Maskah Alghofar

Content Writer

Maskah adalah seorang content writer di 99 Group sejak tahun 2022. Lulusan Penerbitan PoliMedia Jakarta ini mengawali karir sebagai jurnalis online. Kini, Maskah rutin menulis tentang properti, gaya hidup, pendidikan, dan kesehatan.
Selengkapnya

IKLAN

Tutup iklan
×

SCROLL UNTUK TERUS MEMBACA