Contoh Naskah Drama 5 Orang tentang Kesombongan. Menarik dan Penuh Pesan Moral!
Bingung menentukan teks drama seperti apa yang akan dipentaskan di acara pekan seni sekolah? Kamu bisa cek kumpulan naskah drama 5 orang tentang kesombongan di artikel ini!
Property People membuat naskah drama susah-susah gampang, terutama bagi yang belum terbiasa membuatnya.
Kesulitan pertama yang akan dihadapi ketika membuat teks drama adalah penentuan ide cerita.
Sebenarnya, banyak sekali ide cerita yang menarik untuk diangkat menjadi sebuah naskah drama.
Misalnya naskah drama tentang stop bullying, naskah drama tentang cinta, hingga naskah drama tentang kesombongan.
Nah, jika kamu tertarik dengan tema kesombongan, maka wajib banget simak artikel ini
Sebab, Rumah123 telah siapkan sejumlah teks drama tentang kesombongan untuk dimainkan 5 orang.
Penasaran seperti apakah isi teks dramanya? Yuk, simak aja!
Contoh Naskah Drama 5 Orang tentang Kesombongan
1. Naskah Drama 5 Orang tentang Kesombongan Teman Sekolah
Judul: “Pertarungan Ego”
Pemeran:
Andi (seorang pekerja keras)
Budi (seseorang yang sombong)
Cindy (teman baik Andi)
Dian (teman baik Cindy)
Guru (figur otoritas)
Bagian 1: Pertemuan di sekolah
(Andi sedang mengerjakan tugas sekolah di mejanya, sementara Budi datang dengan sikap angkuh)
Andi: (sambil menulis) Hai, Budi! Bagaimana kabarmu?
Budi: (angkuh) Kabarku selalu baik, Andi. Kau tahu, aku memang selalu berhasil dalam segala hal.
Andi: (tersenyum) Itu bagus. Aku ikut senang, Bud.
Budi: (menghina) Tentunya donk, Andi. Namun, tentu saja, bagi orang seperti aku yang selalu unggul, semua tugas atau pekerjaan yang diberikan pasti dapat aku kerjakan dengan mudah dan sempurna.
Bagian 2: Pertemuan dengan teman-teman
(Cindy dan Dian datang, melihat Andi dan Budi yang sedang mengobrol)
Cindy: Hai, kalian berdua! Ada apa?
Andi: Budi hanya berbagi kehebatannya yang luar biasa. Menurutnya, tugas sekolah yang diberikan guru sangatlah mudah.
Dian: (cemberut) Sombong sekali, Budi.
Budi: (menganggap enteng) Aku hanya mengakui kenyataan, Dian. Tidak salah menjadi yang terbaik.
Bagian 3: Pelajaran dari Guru
(Guru masuk ke kelas mereka, menyaksikan suasana yang tegang)
Guru: (serius) Apa yang sedang terjadi di sini?
Andi: Budi merasa bahwa dia selalu lebih unggul dari kami, Guru.
Guru: (menatap Budi) Kesombongan tidak pernah membawa kebaikan, Budi. Kalian semua punya potensi dan kelebihan masing-masing. Tidak ada yang perlu merendahkan orang lain.
Bagian 4: Perubahan Sikap Budi
(Budi berpikir setelah mendengar nasihat Guru)
Budi: (meminta maaf) Maafkan aku, teman-teman. Aku menyadari bahwa kesombonganku hanya merugikan kita semua. Aku ingin berubah.
Cindy: (tersenyum) Itu yang kami harapkan. Mari bekerja sama, kita semua punya peran penting.
Bagian 5: Penyelesaian
(Mereka mulai bekerja sama dengan semangat baru)
Andi: (tersenyum) Kita memang berbeda, tapi bersama-sama kita bisa mencapai lebih banyak.
Dian: Persahabatan dan kerjasama lebih berharga daripada kesombongan.
Guru: (memberikan semangat) Bagus, anak-anak. Jangan lupakan pelajaran berharga ini. Semua orang punya potensi untuk tumbuh dan berkembang.
(Mereka melanjutkan hari dengan semangat dan kebersamaan yang baru. Drama berakhir dengan pesan tentang pentingnya kerjasama dan menghargai potensi masing-masing individu.)
2. Naskah Drama 5 Orang tentang Kesombongan Orang Kaya
Judul: Cermin Kesombongan
Tokoh:
Tuan Artha: Seorang pengusaha kaya raya yang sombong
Ibu Artha: Istri Tuan Artha yang angkuh
Bayu: Anak Tuan Artha yang tak acuh
Murni: Pembantu keluarga Artha yang rendah hati
Pak Tani: Seorang petani miskin yang bijaksana
Adegan 1
Suatu hari tuan Artha, ibu Artha, dan Bayu sedang duduk di ruang tamu mereka yang mewah. Tuan Artha sedang memamerkan kekayaannya kepada istrinya dan anaknya.
Tuan Artha: “Lihatlah, betapa megahnya rumah kita ini. Lihatlah, betapa banyaknya barang-barang mewah yang kita miliki. Semua ini adalah hasil kerja keras saya.”
Ibu Artha: “Ya, Ayah benar. Kita adalah keluarga yang paling kaya dan paling terpandang di kota ini.”
Bayu: “Tentu saja, Ayah dan Ibu. Kita memiliki segalanya. Tak ada yang bisa menandingi kita.”
Tuan Artha tertawa puas dengan ucapan keluarganya. Dia merasa bangga dengan kekayaannya dan merasa superior dibandingkan dengan orang lain.
Adegan 2
Murni, pembantu keluarga Artha, masuk ke ruang tamu sambil membawa nampan berisi teh dan kue. Dia menyapa keluarga Artha dengan sopan santun.
Murni: “Tuan, Ibu, Bayu, silakan diminum teh dan kuenya.”
Tuan Artha melirik Murni dengan pandangan sinis. Dia tidak pernah menganggap Murni sebagai orang yang setara dengannya.
Tuan Artha: “Hentikan basa-basimu itu, Murni! Kau hanya seorang pembantu. Kau tidak pantas berbicara seperti itu padaku.”
Murni menunduk kepalanya dengan sedih. Dia terbiasa dengan sikap Tuan Artha yang angkuh dan sombong.
Adegan 3
Pak Tani, seorang petani miskin, datang ke rumah Tuan Artha untuk meminta bantuan. Dia baru saja kehilangan panen akibat banjir bandang.
Pak Tani: “Tuan Artha, saya mohon bantuan Anda. Saya baru saja kehilangan panen akibat banjir bandang. Keluarga saya sedang kelaparan.”
Tuan Artha memandang Pak Tani dengan jijik. Dia tidak peduli dengan penderitaan orang lain.
Tuan Artha: “Pergi dari sini, Pak Tani! Kau tidak pantas meminta bantuan kepada saya. Kau hanyalah seorang petani miskin yang tidak berguna.”
Pak Tani sangat kecewa dengan sikap Tuan Artha. Dia meninggalkan rumah Tuan Artha dengan hati yang hancur.
Adegan 4
Tuan Artha, Ibu Artha, dan Bayu sedang makan malam di sebuah restoran mewah. Mereka menikmati makanan mereka sambil tertawa terbahak-bahak.
Tuan Artha: “Hidup ini memang menyenangkan, ya. Kita bisa makan enak, minum enak, dan bersenang-senang tanpa ada yang bisa menghalangi kita.”
Ibu Artha: “Ya, Ayah benar. Kita adalah orang yang paling beruntung di dunia ini.”
Bayu: “Aku bersyukur dilahirkan dalam keluarga yang kaya raya. Aku tidak perlu khawatir tentang apa pun.”
Tiba-tiba, listrik padam di restoran itu. Tuan Artha, Ibu Artha, dan Bayu terkejut dan panik. Mereka tidak pernah mengalami hal seperti ini sebelumnya.
Adegan 5
Pak Tani sedang menyalakan lilin di rumahnya. Dia baru saja pulang dari sawah. Meskipun dia miskin, dia selalu bersyukur atas apa yang dia miliki.
Pak Tani: “Meskipun aku miskin, aku selalu bersyukur atas apa yang aku miliki. Aku memiliki kesehatan, aku memiliki keluarga yang harmonis, dan aku memiliki alam yang indah untuk dinikmati.”
Tiba-tiba, ada suara ketukan di pintu rumah Pak Tani. Dia membuka pintu dan terkejut melihat Tuan Artha, Ibu Artha, dan Bayu berdiri di depannya.
Tuan Artha: “Pak Tani, tolong bantu kami! Mobil kami mogok di tengah jalan.
Pak Tani tanpa ragu-ragu menawarkan bantuan kepada Tuan Artha dan keluarganya. Dia mengajak mereka masuk ke rumahnya dan memberikan mereka makanan dan minuman.
Adegan 6
Tuan Artha, Ibu Artha, dan Bayu sangat terkesan dengan kebaikan Pak Tani. Mereka baru menyadari bahwa kekayaan bukanlah hal yang paling penting dalam hidup.
Tuan Artha: “Pak Tani, saya minta maaf atas sikap saya yang sombong sebelumnya. Anda telah mengajarkan saya bahwa kekayaan bukanlah hal yang paling penting dalam hidup.
3. Naskah Drama Singkat 5 Orang tentang Kesombongan
***
Itulah beberapa contoh teks drama untuk dimainkan 5 orang dengan tema kesombongan.
Semoga menginspirasi.
Kamu dapat menemukan lebih banyak inspirasi naskah drama lainnya hanya di artikel.rumah123.com.
Jangan lupa buat follow Google News Rumah123 biar kamu tak kelewatan satu informasi pun.
Ingin wujudkan mimpi miliki rumah sendiri? Kunjungi dan realisasikan impian kamu bersama www.rumah123.com.
Sebagai marketplace properti terbesar di Indonesia, Rumah123 menyediakan pilihan rumah terbaik yang pastinya #AdaBuatKamu.