Jepang menjadi salah satu negara yang banyak diminati pekerja migran Indonesia (PMI). Ingin tahu berapa kisaran gaji di Jepang? Simak informasinya dalam artikel ini!
Dengan perekonomian yang maju dan sistem tenaga kerja terstruktur, Jepang menawarkan kisaran gaji yang beragam berdasarkan sektor industri, seperti manufaktur, perawatan kesehatan, konstruksi, dan teknologi informasi.
Gaji yang diterima pekerja migran Indonesia dipengaruhi oleh faktor seperti jenis pekerjaan, pengalaman, keterampilan, serta lokasi kerja di Jepang.
Selain itu, pekerja perlu mempertimbangkan biaya hidup yang relatif tinggi dan peraturan ketenagakerjaan yang ketat di negara ini.
Pemahaman mendalam tentang struktur gaji di berbagai sektor dapat membantu pekerja migran Indonesia merencanakan karier dengan lebih baik.
Dirangkum dari berbagai sumber, berikut kisaran gaji di Jepang berdasarkan sektor.
Kisaran Gaji di Jepang Berdasarkan Sektor
1. Sektor Manufaktur dan Pabrik
Salah satu sektor kerja di Jepang yang banyak menyerap tenaga kerja Indonesia adalah manufaktur, seperti industri otomotif dan elektronik.
Pekerja pabrik biasanya dibayar per jam, dengan rata-rata ¥1.378 per jam atau sekitar Rp161.955.
Untuk 8 jam per hari selama 6 hari seminggu, gaji bulanan kotor mencapai sekitar ¥220.480 (Rp25.915.226).
Setelah dipotong pajak penghasilan (10–20%) dan asuransi, gaji bersih berkisar Rp19,5–22,5 juta per bulan.
Lembur dapat meningkatkan penghasilan hingga ¥250.000 (Rp29.385.000), tergantung intensitasnya.
2. Sektor Pertanian
Gaji di Jepang untuk sektor pertanian cukup menjanjikan, meskipun terbilang rendah dibanding manufaktur.
Hal ini karena pekerjaan di sektor pertanian banyak terdapat di pedesaan yang biaya hidupnya lebih murah.
Pekerjaan pertanian, seperti menanam dan memanen sayuran atau buah, banyak tersedia di pedesaan Jepang.
Gaji di sektor ini berkisar antara ¥130.000 hingga ¥250.000 per bulan (Rp15.280.200–Rp29.385.000). Upah per jam rata-rata ¥900–¥1.000 (Rp105.786–Rp117.540).
Tunjangan seperti akomodasi sering disediakan, menambah daya tarik sektor ini.
3. Sektor Perawatan dan Kesehatan
Permintaan tenaga kerja di sektor perawatan, khususnya perawat lansia (kaigofukushi) dan perawat rumah sakit (kangoshi), meningkat seiring populasi Jepang yang menua.
Gaji di Jepang untuk perawat lansia rata-rata mulai dari ¥223.531 per bulan (Rp26.275.033), sementara perawat terlatih bisa mencapai ¥300.000–¥400.000 (Rp35.262.000–Rp47.016.000).
Untuk warga Indonesia, gaji bersih setelah potongan biasanya Rp27–34 juta per bulan.
Pelatihan bahasa dan keterampilan sering menjadi syarat, tetapi kompensasinya sepadan.
4. Sektor Perhotelan dan Pariwisata
Industri pariwisata Jepang yang berkembang membuka peluang di perhotelan, seperti resepsionis, staf dapur, atau pegawai administrasi.
Gaji di Jepang untuk sektor ini berkisar antara ¥117.000–¥383.000 per bulan (Rp13.752.180–Rp45.017.820), tergantung posisi dan lokasi.
Misalnya, resepsionis di Tokyo bisa mendapat ¥300.000 (Rp35.262.000), sementara staf dapur sekitar ¥200.000 (Rp23.508.000).
Gaji bersih setelah potongan biasanya Rp17–28 juta, dengan peluang tambahan dari tip atau bonus musiman.
5. Program Magang (Kenshuusei)
Banyak warga Indonesia memulai karier di Jepang melalui program magang, seperti IM Japan.
Gaji magang berkisar antara ¥80.000–¥120.000 per bulan (Rp9.403.200–Rp14.104.800), dengan tunjangan kehadiran atau lembur yang bisa menambah penghasilan hingga ¥180.000–¥200.000 (Rp21.157.200–Rp23.508.000).
Setelah potongan untuk asrama, pajak, dan asuransi, gaji bersih rata-rata Rp11–17 juta.
Keuntungan lain termasuk tiket pesawat gratis dan modal usaha ¥600.000 (Rp70.524.000) setelah menyelesaikan program tiga tahun.
***
Demikian informasi megnenai kisaran gaji di Jepang.
Simak informasi menarik lainnya hanya dii artikel.rumah123.com.
Jangan lupa juga ikuti Rumah123 di Google News agar tidak ketinggalan informasi terbaru.
Dapatkan rekomendasi properti menarik di Rumah123 karena #SemuaAdaDisini!
(cover: freepik)