Kisah Kusni Kasdut, Pernah Jadi Pejuang Kemudian Menjelma Menjadi Perampok yang Ditakuti!
Banyak yang mengenal Kusni Kasdut sebagai salah satu perampok ulung yang sangat ditakuti.
Padahal, ketika masa Perang Kemerdekaan, ia merupakan seorang pejuang dan sempat ingin masuk TNI, meski pada akhirnya gagal.
Melansir berbagai sumber, pria bernama asli Waluyo itu sempat terlibat dalam Perang melawan penjajah sekira tahun 1945 hingga 1949.
Sementara ketika kecil, Kusni hidup dengan segala keterbatasan.
Bahkan ia menyambung hidup dengan berjualan rokok dan makanan ringan di salah satu terminal di Kota Malang.
Sementara di sisi lain, kontribusi Kusni dalam melawan penjajah terbilang cukup besar.
Dengan kelincahannya, ia kerap mencari dana untuk biaya perang.
Salah satunya yakni dengan merampok harta orang-orang Tionghoa lalu membagikannya kepada pejuang lain yang ikut berperang.
“Kusni, konon, tak tahu menahu dan tak mau tahu nasib hasil jarahannya. Ia menyumbangkan puluhan juta bagi revolusi,” tulis James Siegel dalam Penjahat Gaya (Orde) Baru: Eksplorasi Kejahatan Politik dan Kejahatan (2000).
Ingin Masuk TNI, tapi Gagal
Kusni mempunyai impian untuk masuk korps militer ketika masa revolusi.
Namun, dikarenakan mempunyai luka tembak ketika berjuang melawan Belanda, ia ditolak.
Melansir Tirto.id, Kusni Kasdut juga tidak terdaftar secara resmi dalam kesatuan milisi pro-Republik.
Kemudian, dalam situasi serbasulit, ia pun akhirnya membuat sekumpulan perampok bersama kawan-kawannya dan terpilih sebagai pemimpin.
Jika sebelumnya Kusni merampok demi kebutuhan para pejuang, kali ini kondisinya berbeda.
Ia bersama kelompoknya merampok demi menyambung hidup.
Peristiwa yang paling terkenal adalah ketika ia dilaporkan karena merampok harta seorang Arab bernama Ali Badjened.
Bahkan, Ali Badjened tewas dibunuh Kusni karena berusaha melawan.
Kusni Kasdut Dihukum Mati
Perampokan demi perampokan berskala besar pun dilakukan Kusni Kasdut dan kawan-kawan.
Berkat keberaniannya, ia pun dijuluki si Kancil dan terkenal sebagai preman paling disegani di Indonesia.
Selain perampokan harta seorang Arab, siapa sangka jika ia juga berani merampok berlian di Museum Nasional Indonesia.
Ketika itu, ia menyamar sebagai seorang polisi dan menyandera para pengunjung serta menembak sejumlah petugas museum.
Namun, pada akhirnya, ia pun tertangkap dan dijatuhi vonis hukuman mati oleh Pengadilan Semarang pada tahun 1969.
Kendati sempat beberapa kali kabur, pada 16 Februari 1980 ia dieksekusi mati.
Masyarakat menilai jika Kusni Kasdut merupakan preman dan perampok yang sejajar dengan para preman legendaris Indonesia seperti Anton Medan atau Hercules.
Itulah kisah singkat Kusni Kasdut.
Semoga bermanfaat ya.
Jika kamu sedang mencari rumah atau apartemen, kunjungi laman www.rumah123.com untuk memperoleh penawaran terbaik.
Pantau juga informasi menarik lainnya dengan mengakses artikel.rumah123.com.