OK
Panduan

Khotbah Wanita Bijaksana di Tengah Badai, Firman Tuhan Pengingat Kehidupan

07 Nopember 2024 · 8 min read Author: Gadis Saktika · Editor: Elmi Rahmatika

khotbah wanita bijaksana di tengah badai

sumber: shutterstock.com

Khotbah wanita bijaksana di tengah badai merupakan firman Tuhan yang mengajarkan bagaimana perempuan bisa dengan tabah dan kuat menghadapi masalah hidup. Lihat ragam teksnya pada artikel ini!

Umumnya, khotbah wanita bijaksana di tengah badai membahas tentang bagaimana seorang perempuan menghadapi masalah besar dalam hidupnya.

Badai yang dimaksud bisa berupa apa saja, mulai dari masalah keuangan, kesehatan, hubungan, hingga spiritual.

Nah, seorang wanita yang bijaksana akan tahu cara menghadapi badai dan menjadi lebih kuat dari sebelumnya.

Lalu, khotbah ini akan didasarkan pada kisah tentang seorang wanita yang bijaksana yang digambarkan dalam Alkitab.

pilihan hunian aset bank rumah123 yang menarik

Tentu saja ini akan memberikan inspirasi kepada para wanita untuk menjadi lebih tegar dan kuat.

Yuk, lihat contoh khotbah wanita bijaksana di tengah badai pada tersebut pada uraian di bawah ini.

Khotbah Wanita Bijaksana di Tengah Badai

khotbah wanita bijaksana di tengah badai

sumber: shutterstock.com

1. Renungan Harian Wanita Bijak

“Perempuan yang bijak mendirikan rumahnya, tetapi yang bodoh meruntuhkannya dengan tangannya sendiri.” Amsal 14:1

Pada Hari Ibu ini marilah kita bersama-sama belajar tentang wanita dan apa yang firman Tuhan katakan dalam hal ini. Wanita, tidaklah hanya berbicara soal jenis kelamin, tetapi juga gereja Tuhan yang digambarkan di dalam firman Tuhan sebagai mempelai wanita, dan Tuhan Yesus sebagai mempelai gereja-Nya.

Ayat di atas tidak hanya berbicara soal di dalam berumah tangga, tetapi juga soal gereja. Wanita yang bijak akan membangun rumah Tuhan di dalam hidupnya!

“Orang yang bijak lebih berwibawa dari pada orang kuat” (Amsal 24:5A)

“”Setiap orang yang mendengar perkataan-Ku ini dan melakukannya, ia sama dengan orang yang bijaksana, yang mendirikan rumahnya di atas batu. Kemudian turunlah hujan dan datanglah banjir, lalu angin melanda rumah itu, tetapi rumah itu tidak rubuh sebab didirikan di atas batu.” (Matius 7:24-25)

Sesuai dengan firman Tuhan, wanita yang bijak adalah wanita yang membangun kehidupannya di atas dasar ketaatan kepada firman Tuhan.

Berikut adalah karakteristik dari wanita bijak:

1. Mencintai firman Tuhan “Kata Maria: “Sesungguhnya aku ini adalah hamba Tuhan; jadilah padaku menurut perkataanmu itu.” Lalu malaikat itu meninggalkan dia.” (Lukas 1:38)

Contohnya: Maria ibu Yesus dan juga Maria saudara Lazarus (Lukas 10:38-42).

2. Suka berdoa “Bagi Dialah, yang dapat melakukan jauh lebih banyak dari pada yang kita doakan atau pikirkan, seperti yang ternyata dari kuasa yang bekerja di dalam kita” (Efesus 3:20)

Contohnya: Ratu Ester dan Hanna

Baca Juga: Renungan Malam Kristen Singkat Berbagai Tema yang Menyentuh Hati

3. Beriman “Sebab aku teringat akan imanmu yang tulus ikhlas, yaitu iman yang pertama-tama hidup di dalam nenekmu Lois dan di dalam ibumu Eunike dan yang aku yakin hidup juga di dalam dirimu.” (2 Timotius 1:5)

Contohnya: Eunike dan Lois

4. Bertanggung Jawab Ukuran kedewasaan seseorang itu dinilai dari tanggung jawab yang diambil nya.

Apakah penghalang-penghalang untuk menjadi wanita yang bijak?

1. Tidak mengetahui identitas sebagai wanita dihadapan Tuhan “Demikian juga kamu, hai suami-suami, hiduplah bijaksana dengan isterimu, sebagai kaum yang lebih lemah! Hormatilah mereka sebagai teman pewaris dari kasih karunia, yaitu kehidupan, supaya doamu jangan terhalang.” (1 Petrus 3:7)

Jika seorang wanita tidak mengetahui identitasnya di hadapan Tuhan maka ia cenderung akan menjadi rencah diri (minder), suka membandingkan diri dengan orang lain, menghakimi orang lain yang mempunyai kelebihan, dan juga tidak memiliki kepercayaan diri.

2. Berpusat pada hal-hal lahiriah Wanita yang berpusat pada hal-hal lahiriah adalah mereka yang mempunyai perhatian yang berlebihan terhadap penampilan luar. Mereka sangat bergantung pada barang-barang yang bermerek dan gagal mengembangkan kecantikan batiniah. Selain dari pada itu, wanita yang seperti ini suka berbicara untuk menarik perhatian orang lain.

3. Hidup dalam kesia-siaan Tanda dari pada wanita yang hidup di dalam kesia-siaan adalah mereka cenderung tidak puas dengan apapun juga, suka gosip dan suka mengasihani diri sendiri.

2. Khotbah Wanita Bijaksana di Tengah Badai

Perempuan itu mempunyai seorang saudara yang bernama Maria. Maria ini duduk dekat kaki Tuhan dan terus mendengarkan perkataan-Nya, sedang Marta sibuk sekali melayani.

Ia mendekati Yesus dan berkata: “Tuhan, tidakkah Engkau peduli, bahwa saudaraku membiarkan aku melayani seorang diri? Suruhlah dia membantu aku.”

Tetapi Tuhan menjawabnya: “Marta, Marta, engkau kuatir dan menyusahkan diri dengan banyak perkara, tetapi hanya satu saja yang perlu: Maria telah memilih bagian yang terbaik, yang tidak akan diambil dari padanya.”

– Lukas 10:39-42

Sebagai wanita, kita punya segudang aktivitas yang seakan tak ada habisnya. Tak jarang, seperti halnya Marta, kita tenggelam dalam kesibukan, entah itu pekerjaan kantor, pekerjaan rumah, bisnis pribadi, tugas kuliah, kegiatan pelayanan, dan lain-lain. Sebisa mungkin, kita ingin segala sesuatunya terlihat sempurna, rapi, dan indah dipandang.

Jika Anda seorang ibu rumah tangga yang sudah mempunyai anak, hari-hari Anda pasti jauh lebih sibuk daripada ketika masih single. Kegiatan mengurus rumah tangga, anak, suami, masak, dan bersih-bersih, bisa menjadi prioritas dalam hidup. Anda berjuang memberikan yang terbaik bagi keluarga dan ingin segala sesuatunya berjalan sesuai harapan.

Akibatnya, Anda melupakan hal terpenting, yaitu memberikan waktu dan perhatian kita untuk firman Tuhan. Padahal, Tuhan hanya ingin kita duduk diam, mendengarkan Dia bicara lewat firman-Nya. Bahkan, Yesus mengatakan bahwa Maria telah memilih yang hal yang terpenting, yang tidak akan dapat diambil darinya, yaitu kebenaran firman Tuhan.

Saat ini, lebih mirip siapakah Anda: Maria atau Marta? Para wanita bukannya tidak boleh bekerja atau melakukan banyak aktivitas. Namun, apakah kita masih ingat prioritas terpenting kita, yaitu meluangkan waktu untuk Tuhan? Atau, kita biarkan hal-hal lain menyita hidup kita, sampai-sampai tidak punya waktu lagi untuk merenungkan firman? Mari, kita menaruh prioritas yang benar sesuai dengan kehendak Tuhan.

Baca Juga: Renungan Pemuda Kristen yang Menyentuh Hati

3. Wanita Bijaksana dalam Alkitab

Abigail adalah istri Nabal, seorang pengusaha kaya yang tidak bijaksana. Untuk memahami latar belakang poin ini, ada baiknya Anda terlebih dahulu membaca kisah Daud, Abigail, dan Nabal dalam 1 Samuel 25.

Ketika Daud meminta Nabal untuk memberikan makanan dan minuman untuk orang-orangnya (1 Samuel 25:3-8), Nabal menolak, bahkan memaki-maki utusan Daud dengan kasar (1 Samuel 25:10-11). Padahal, para pengikut Daud sudah begitu baik kepada hamba-hamba Nabal (1 Samuel 25: 14-16).

Sikap sombong Nabal membuat Daud murka, sehingga ia dan empat ratus pengikutnya berangkat untuk membunuh Nabal dan semua laki-laki yang tinggal di rumahnya. Ketika konflik Daud dan Nabal ini diketahui Abigail, ia langsung bertindak dengan cepat dan berani untuk meredakan situasi.

Lalu segeralah Abigail mengambil dua ratus roti, dua buyung anggur, lima domba yang telah diolah, lima sukat bertih gandum, seratus buah kue kismis dan dua ratus kue ara, dimuatnyalah semuanya ke atas keledai, lalu berkata kepada bujang-bujangnya: “Berjalanlah mendahului aku; aku segera menyusul kamu.” Tetapi Nabal, suaminya, tidaklah diberitahunya. – 1 Samuel 25:18-19

Abigail tidak berlama-lama, tetapi segera mengambil tindakan. Dengan hikmatnya, ia melakukan apa yang harus ia lakukan: mengatur strategi dan membawakan apa yang Daud butuhkan. Langkah yang diambil Abigail berhasil menyelamatkan hidupnya dan hidup para hamba Nabal dari murka Daud.

Saat menemui Daud, Abigail juga menunjukkan sikap hormat dan rendah hati. Ia menyampaikan maksudnya dengan kata-kata yang dipilih secara cermat. Ini menunjukkan bahwa Abigail adalah pribadi yang dewasa dan bijak.

Jika Anda yang berada di posisi Abigail, apa yang akan Anda lakukan? Diam dalam ketakutan? Panik? Atau, akankah Anda mengambil langkah dengan berani, sekalipun tahu risikonya, dan mengupayakan solusi yang terbaik bagi semua pihak?

Ada masa-masa di mana kita perlu mengambil keputusan atau tindakan sulit yang membutuhkan hikmat serta kecepatan berpikir. Saat ini terjadi, kita perlu meneladani sikap Abigail. Jika Anda membutuhkan hikmat lebih, mintalah kepada Tuhan, yang akan memberikannya dengan berlimpah-limpah kepada Anda.

4. Khotbah Wanita Bijaksana di Tengah Badai

khotbah wanita bijaksana di tengah badai

sumber: shutterstock.com

Maka Rut, perempuan Moab itu, berkata kepada Naomi: “Biarkanlah aku pergi ke ladang memungut bulir-bulir jelai di belakang orang yang murah hati kepadaku.” Dan sahut Naomi kepadanya: “Pergilah, anakku.” – Rut 2:2

Setelah suami dan kedua putranya meninggal di Moab, Naomi memutuskan untuk pulang ke kampung halamannya di Betlehem. Rut, salah seorang menantunya, memilih untuk ikut bersamanya.

Bayangkan Anda menjadi Rut. Anda baru kehilangan suami dan harus pindah ke sebuah kota berbudaya asing, bersama dengan mertua yang sudah tua dan sama berdukanya dengan Anda. Apakah Anda akan meratapi nasib? Atau, Anda memilih bangkit dan memulai hidup baru, entah bagaimana caranya?

Alih-alih terlarut dalam kesedihan, Rut mengambil inisiatif untuk mandiri dan berdikari. Setibanya di Bethlehem, ia langsung bekerja memunguti jelai. Ini bukanlah jenis pekerjaan terhormat; Rut butuh belas kasihan para penyabit gandum yang membiarkannya mengambil jelai-jelai yang jatuh di belakang mereka. Namun, ia mau melakukannya karena ia bertanggung jawab atas hidupnya dan hidup mertuanya. Rut punya prinsip bahwa life must goes on.

Ada banyak alasan bagi Rut untuk menjadi pahit dan merana akibat tragedi yang menimpa keluarga besarnya. Namun, ia memilih terus maju, ketimbang menangisi hal-hal yang tidak mungkin kembali lagi.

Saat hidup kita dilanda pergumulan dan masalah, kita punya dua pilihan: terpuruk atau berjuang. Kita dapat saja terbawa perasaan, terus-terusan murung, mengasihani diri, menyesali hidup, bahkan mengalami kepahitan terhadap Tuhan. Namun, kita juga bisa seperti Rut, yang tidak memandang dirinya sebagai orang paling malang sedunia, tetapi memilih untuk bangkit dan berjuang.

Tak heran, pada akhirnya Rut menikah dengan Boas si pemilik ladang gandum dan menjadi nenek moyang Daud dan Yesus. Percayalah, ketika Anda berjuang, Tuhan akan melihat setiap jerih payah Anda.

***

Semoga artikel di atas bisa bermanfaat untukmu ya, Property People.

Pantau terus artikel gaya hidup lainnya hanya di artikel.rumah123.com dan Google News kami.

Kunjungi Rumah123.com sekarang juga untuk temukan hunian impian karena kami selalu #AdaBuatKamu.


Tag:


Gadis Saktika

Content Writer

Gadis Saktika adalah Content Writer di 99 Group yang sudah berkarier sebagai penulis dan wartawan sejak tahun 2019. Lulusan Bahasa dan Sastra Indonesia UPI ini senang menulis tentang etnolinguistik, politik, HAM, gaya hidup, properti, dan arsitektur.
Selengkapnya

IKLAN

Tutup iklan
×

SCROLL UNTUK TERUS MEMBACA