5 Investasi Jangka Panjang Terbaik untuk Pemula, Tawarkan Keuntungan Stabil!
Jaga nilai kekayaanmu dengan memilih instrumen investasi yang tepat. Berikut pilihan investasi jangka panjang yang dapat kamu pertimbangkan!
Merujuk buku Investasi Anak Muda Masa Kini oleh Panuwun Budi, investasi adalah aktivitas menempatkan modal baik berupa uang atau aset berharga ke dalam suatu benda, lembaga, atau suatu pihak dengan harapan pemodal atau investor kelak akan mendapatkan keuntungan setelah kurun waktu tertentu.
Investasi berdasarkan kurun waktunya terbagi menjadi tiga jenis, yakni investasi jangka pendek, investasi jangka menengah, dan investasi jangka panjang.
Dari ketiga jenis tersebut, investasi jangka panjang adalah strategis keuangan yang melibatkan penempatan dana untuk periode waktu yang relatif lama dan panjang dengan kurun waktu lebih dari lima tahun.
Kira-kira, apa saja pilihan investasi jangka panjang terbaik, khususnya bagi pemula? Simak dalam artikel ini, ya!
Investasi Jangka Panjang Terbaik untuk Pemula
1. Saham
Saham jadi salah satu pilihan investasi jangka panjang terbaik untuk pemula karena cenderung memberikan keuntungan yang lebih besar dibandingkan instrumen investasi yang lainnya.
Nilai saham dapat bertumbuh signifikan dalam jangka panjang, seiring dengan perkembangan perusahaan dan peningkatan keuntungannya.
Selain itu, saham bersifat inflation hedge karena nilai saham cenderung naik seiring dengan inflasi.
Ketika membeli saham, kamu membeli sebagian kepemilikan perusahaan.
Artinya, kamu berhak atas keuntungan perusahaan, seperti dividen dan potensi kenaikan harga saham di masa depan.
Meski demikian, ketika memilih saham sebagai investasi jangka panjang, ada beberapa risiko yang tetap perlu dipertimbangkan.
Risiko berinvestasi saham mencakup fluktuasi harga, kinerja perusahaan, hingga kondisi pasar.
2. Reksa Dana
Apabila saham tidak sesuai dengan profil risikomu karena fluktuasinya yang tinggi, reksa dana bisa jadi pilihan investasi yang lebih minim risiko.
Reksa dana adalah instrumen investasi yang cocok bagi investor dengan profil risiko moderat hingga konservatif yang ingin mendapatkan keuntungan stabil dalam jangka panjang.
Meski demikian, reksa dana terdiri dari beberapa jenis dan masing-masingnya memiliki risiko yang berbeda-beda.
Sebagai acuan, berikut ini jenis-jenis reksa dana dan profil risikonya:
- Reksa dana pasar uang: rendah
- Reksa dana obligasi: sedang
- Reksa dana campuran: sedang menuju tinggi
- Reksa dana saham: tinggi
3. Emas
Emas telah lama menjadi pilihan investasi yang populer, terutama untuk jangka panjang karena beberapa alasan.
Alasan pertama kenapa emas jadi instrumen investasi jangka panjang yang paling populer adalah nilainya yang tahan lama dan stabil, serta tidak terpengaruh oleh inflasi atau gejolak ekonomi global.
Ketika nilai mata uang fiat terdepresiasi karena inflasi, biasanya nilai emas justru meningkat sehingga menjadikannya aset inflation hedge terbaik.
Selain itu, emas juga dianggap sebagai aset safe haven karena nilainya tetap stabil di tengah ketidakstabilan dan ketidakpastian ekonomi global.
Namun, perlu dicatat bahwa emas memiliki berbagai keterbatasan, seperti keuntungan yang rendah, likuiditas yang rendah, hingga volatilitas jangka pendek.
4. Properti
Selain emas, salah satu pilihan investasi jangka panjang yang tak kalah favorit adalah properti.
Nilai properti, khususnya tanah, cenderung meningkat seiring waktu karena keterbatasan lahan dan meningkatnya permintaan.
Properti pun dapat menghasilkan passive income melalui sewa dan juga bersifat sebagai inflation hedge.
Salah satu hal yang jadi pertimbangan terhadap properti sebagai aset investasi adalah likuiditasnya yang rendah sehingga membutuhkan waktu untuk menjual properti, apalagi jika kondisi pasar sedang lesu.
5. Obligasi
Obligasi jadi pilihan investasi yang tak kalah menarik apabila kamu ingin risiko yang relatif rendah.
Obligasi menawarkan pendapatan tetap berupa bunga yang dibayarkan secara berkala kepada investor sehingga cocok dijadikan sebagai passive income yang stabil.
Beberapa jenis obligasi pun bisa memberikan perlindungan terhadap inflasi, contohnya Obligasi Negara Ritel (ORI).
Meskipun terbilang lebih aman, khususnya jika dibandingkan dengan saham, obligasi tetap memiliki risiko.
Salah satunya adalah risiko kredit yang mengacu pada kemungkinan penerbit obligasi (emiten) gagal membayar bunga atau pokok obligasi pada waktu yang ditentukan.
Dengan demikian, kamu harus pintar-pintar memilih produk obligasi yang tepat.
***
Semoga bermanfaat, ya.
Baca artikel informatif lainnya di artikel.rumah123.com dan Google News.
Temukan hunian terbaikmu di Rumah123 karena #SemuaAdaDisini!
**Referensi:
- Budi, Panuwun. (2023). Investasi Anak Muda Masa Kini. Yogyakarta: CV Andi Offset