5 Contoh Naskah Drama Natal tentang Kehidupan Sehari-hari yang Menyentuh Hati
Dalam perayaan Natal, para jemaat kerap menampilkan sebuah pentas seni sebagai cara yang menarik untuk mengekspresikan iman dan pengharapan. Adapun salah satu pentas seni yang dihadirkan adalah drama. Berikut Rumah123 hadirkan referensi drama Natal tentang kehidupan sehari-hari yang bisa dijadikan referensi.
Natal merupakan hari raya umat Kristen dalam memperingati kelahiran Yesus Kristus, Sang Juru Selamat.
Hari raya ini identik dengan sukacita, kedamaian, dan kasih sayang.
Nah, salah satu cara untuk merayakan Natal adalah dengan menampilkan drama Natal.
Drama Natal dapat menjadi sarana untuk menyampaikan pesan-pesan Natal kepada masyarakat.
Selain itu, drama Natal juga dapat menjadi hiburan yang menarik dan berkesan.
Ada banyak sekali contoh naskah drama Natal yang bisa dipilih, salah satunya tentang kehidupan sehari-hari.
Nah, kali ini Rumah123 telah menghadirkan contoh naskah drama Natal tentang kehidupan sehari hari.
Adapun contohnya bisa kamu lihat pada uraian di bawah ini.
Contoh Naskah Drama Natal tentang Kehidupan Sehari-hari
1. Drama Natal tentang Kehidupan Sehari hari
Kalau kamu mencari drama natal tentang kehidupan sehari hari yang menyentuh hati, coba simak teks yang satu ini.
Judul: Cahaya Natal di Tengah Keseharian
Pemain:
- Dina
- Rudi
- Bapak
- Ibu
- Pastor Martin
Setting: Ruang tamu di rumah keluarga Rudi dan Dina, tepat sebelum perayaan Natal.
Adegan 1: Di Ruang Tamu
Dina sedang sibuk menyiapkan hadiah Natal di meja, sementara Rudi membantu menata hiasan natal.
Dina: (sambil tersenyum) Rudi, cepat bantu aku menyusun kado-kado ini. Natal tinggal beberapa hari lagi.
Rudi: (mengangguk) Iya, sayang. Kita harus membuat semuanya sempurna.
Dina dan Rudi terus sibuk menata hadiah dan hiasan.
Adegan 2: Kedatangan Bapak dan Ibu
Bapak dan Ibu masuk ke ruang tamu.
Bapak: (sambil tersenyum) Wah, rumah kita sudah mulai terasa penuh dengan semangat Natal.
Ibu: (tersenyum) Dina, Rudi, kalian berdua luar biasa!
Dina: Terima kasih, Ayah, Ibu. Kita ingin membuat Natal tahun ini istimewa.
Adegan 3: Kegembiraan dan Kekesalan
Keluarga Rudi dan Dina duduk bersama.
Dina: (bersemangat) Tapi, kadang aku merasa kita lupa arti sejati dari Natal, yaitu kelahiran Yesus.
Rudi: (mengangguk setuju) Ya, terlalu sibuk dengan persiapan sampai kita lupa esensi Natal.
Bapak: (sambil tersenyum) Bagaimana kalau kita merayakan Natal dengan cara yang berbeda tahun ini?
Adegan 4: Kedatangan Pastor Martin
Pastor Martin tiba di rumah mereka.
Pastor Martin: Selamat sore, keluarga! Saya dengar ada diskusi tentang merayakan Natal dengan cara yang berbeda?
Ibu: Iya, Pastor. Kami ingin lebih mendalami arti sejati Natal.
Pastor Martin: (mengangguk) Bagus. Bagaimana kalau kita pergi bersama ke panti asuhan di kota ini dan berbagi kebahagiaan dengan anak-anak yang membutuhkan?
Adegan 5: Kunjungan ke Panti Asuhan
Keluarga Rudi dan Dina tiba di panti asuhan.
Dina: (tersenyum) Selamat Natal, anak-anak! Kami membawa hadiah untuk kalian.
Anak-anak panti asuhan terlihat bahagia menerima hadiah.
Adegan 6: Kembali ke Rumah
Keluarga Rudi dan Dina kembali ke rumah.
Rudi: (tersenyum) Terima kasih, Pastor. Ini menjadi Natal yang istimewa.
Pastor Martin: Natal sejati adalah saat kita berbagi kebahagiaan dengan orang lain.
Keluarga tersebut duduk bersama dan merayakan Natal dengan rasa syukur.
2. Naskah Drama Natal Keluarga
Selain teks di atas, kamu juga bisa menjadikan drama natal tentang kehidupan sehari hari sebagai referensi.
Judul: Cahaya Natal di Keluarga Kita
Pemain:
- Ayah (A)
- Ibu (I)
- Anak Pertama (AP)
- Anak Kedua (AK)
- Kakek (K)
- Tetangga (T)
(Sebuah ruang tamu yang dihiasi dengan dekorasi Natal. Keluarga sedang berkumpul di sekitar pohon Natal.)
A: (Sambil tersenyum) Selamat Natal, keluarga tercinta!
I: Selamat Natal, sayang. (Ibu memberikan pelukan pada Ayah)
AP: (Masuk dengan senyum) Selamat Natal, Ma, Pa!
AK: (Masuk dengan membawa kue) Selamat Natal, semua! Aku membawa kue favorit kita.
A: Bagus sekali. (Semua duduk di sekitar meja kopi.)
I: (Membuka Alkitab) Mari kita mulai perayaan Natal kita dengan berdoa bersama.
(Sejenak mereka berdoa bersama.)
AK: (Sambil tertawa) Hey, kalian tahu tidak, tadi aku bertemu dengan Tetangga Tim di luar. Dia bertanya apakah kita bisa datang ke pesta Natal di rumahnya nanti malam.
AP: (Tertawa) Tentu, mengapa tidak? Itu akan menjadi cara yang bagus untuk merayakan Natal bersama tetangga.
I: (Setuju) Ya, kita harus menunjukkan semangat Natal kepada semua orang di sekitar kita.
(Ayah bangkit dan pergi ke lemari.)
A: (Kembali dengan kotak kecil) Ada sesuatu untuk kita semua. (Memberikan hadiah kepada setiap anggota keluarga)
AP: (Membuka hadiah dengan senyum) Wow, ini indah sekali! Terima kasih, Pa.
AK: (Sambil memegang hadiah) Terima kasih, Pa, Ma. Ini benar-benar membuat Natal ini istimewa.
(Ayah dan Ibu bertukar senyuman penuh kebahagiaan.)
K: (Masuk dengan tongkatnya) Selamat Natal, cucu-cucuku! (Memberikan pelukan pada anak-anaknya)
T: (Masuk dengan senyuman) Selamat Natal, tetangga! Apakah kalian sudah siap untuk pesta malam ini?
AP: Tentu saja, Tetangga Tim. Kami akan datang dengan senang hati.
AK: (Tertawa) Mari kita berbagi kebahagiaan Natal bersama-sama.
(Semua anggota keluarga dan Tetangga Tim berdiri dan bergandengan tangan.)
I: (Sambil tersenyum) Inilah saat yang tepat untuk bersatu, berbagi kasih, dan merayakan cahaya Natal bersama-sama.
(Semua bersama-sama mengucapkan selamat Natal, sambil saling bertukar pelukan dan senyuman.)
[Penutup]3. Drama Natal tentang Kehidupan Sehari-hari
Drama natal tentang kehidupan sehari hari ini bisa relate dengan kehidupan orang dewasa yang serba sibuk di zaman ini, lo.
Simak kisahnya, yuk!
Judul: Kasih Natal di Tengah Kesibukan
Pemeran:
- Rudi: Seorang anak laki-laki berusia 10 tahun yang tinggal di Jakarta.
- Ibu Rudi: Ibu Rudi adalah seorang ibu rumah tangga yang sibuk bekerja.
- Ayah Rudi: Ayah Rudi adalah seorang karyawan kantoran yang juga sibuk bekerja.
- Bibi Rudi: Bibi Rudi adalah seorang pembantu rumah tangga yang membantu mengurus Rudi.
- Tasya: Teman Rudi yang tinggal di sebelah rumah.
Adegan 1
(Di ruang tamu, Rudi sedang menonton televisi. Bibi Rudi sedang menyapu lantai.)
Rudi: (Berbicara sendiri) “Wah, tinggal dua hari lagi Natal. Aku harus beli kado buat teman-temanku.”
Bibi Rudi: (Mendengarkan Rudi) “Nak, mau beli kado buat siapa aja?”
Rudi: “Buat Tasya, Dani, dan Angga. Mereka teman-temanku yang paling baik.”
Bibi Rudi: “Wah, baik sekali kamu Nak. Kamu kan masih kecil, tapi sudah mau berbagi.”
Rudi: “Iya, Bibi. Natal kan tentang kasih sayang. Kita harus saling berbagi kasih sayang, terutama kepada orang-orang yang kita sayangi.”
Adegan 2
(Di sekolah, Rudi sedang berjalan menuju kelasnya. Ia bertemu dengan Tasya.)
Tasya: “Hai Rudi, Natalan nanti mau ke mana?”
Rudi: “Aku belum tahu. Mama dan Papa belum bilang mau ke mana.”
Tasya: “Kalau aku sih mau ke rumah nenek. Di sana pasti ramai dan seru.”
Rudi: “Wah, seru juga ya. Aku juga mau ke rumah nenek.”
Tasya: “Ya sudah, kita janjian ketemu di gereja malam Natal ya.”
Rudi: “Oke.”
Adegan 3
(Di rumah, Rudi sedang membantu Ibu dan Ayahnya menghias pohon Natal.)
Ibu Rudi: “Rudi, tolong ambilkan bola-bola Natal di atas lemari itu.”
Rudi: “Iya, Bu.”
(Rudi naik ke atas lemari dan mengambil bola-bola Natal.)
Ayah Rudi: “Rudi, kamu sudah beli kado buat teman-temanmu?”
Rudi: “Sudah, Yah. Aku beli boneka buat Tasya, mobil-mobilan buat Dani, dan buku buat Angga.”
Ayah Rudi: “Wah, bagus sekali. Kamu anak yang baik.”
Rudi: “Iya, Yah. Natal kan tentang kasih sayang. Kita harus saling berbagi kasih sayang.”
Adegan 4
(Di gereja, Rudi dan Tasya sedang duduk di bangku gereja.)
Pastor: “Saudara-saudara, Natal adalah saatnya kita merayakan kelahiran Yesus Kristus, Sang Juru Selamat. Yesus Kristus datang ke dunia untuk membawa kasih dan damai sejahtera.”
Rudi: (Berpikir) “Terima kasih Tuhan, karena Engkau telah memberikan kasih dan damai sejahtera kepada dunia.”
Adegan 5
(Di rumah, Rudi dan Tasya sedang bermain bersama.)
Rudi: “Tasya, terima kasih sudah menjadi temanku. Aku senang bisa berteman denganmu.”
Tasya: “Aku juga senang bisa berteman denganmu, Rudi. Kamu teman yang baik.”
Rudi: “Aku juga senang bisa berbagi kasih sayang denganmu.”
Tasya: “Aku juga senang bisa berbagi kasih sayang denganmu.”
(Mereka berpelukan.)
Narator:
Kasih Natal telah hadir di tengah kesibukan kehidupan sehari-hari. Kasih itu telah menyatukan Rudi dan Tasya dalam sebuah persahabatan yang penuh kasih sayang.
Penutup
(Adegan berganti menjadi suasana gereja yang penuh dengan kehangatan dan sukacita.)
Pastor: “Selamat Natal, saudara-saudara. Damai sejahtera dari Tuhan Yang Mahakuasa menyertai kita sekalian.”
Jemaat: “Amin.”
(Semuanya bernyanyi bersama lagu Natal.)
(Adegan berakhir)
4. Drama Natal tentang Kehidupan Sehari hari
Lalu, kamu juga bisa jadikan drama natal tentang kehidupan sehari hari ini sebagai contoh.
Judul: Hadiah Termanis di Malam Natal
Tokoh:
- Maya: Seorang penjual kopi keliling, ramah dan bersahabat
- Daniel: Seorang seniman jalanan, berbakat namun pemalu
- Nenek Ratna: Seorang nenek yang hidup sendirian, penyayang dan bijaksana
Latar:
Sebuah persimpangan jalan yang ramai di kota, dihiasi dekorasi Natal.
(Adegan 1)
Maya mendorong gerobak kopinya dengan riang, lonceng kecil berbunyi gemerincing. Dia bersenandung lagu Natal sambil melayani para pejalan kaki yang dingin.
Maya (Menyapa dengan senyum): Kopi hangat, Pak? Coklat panas, Bu? Hari Natal yang menyenangkan!
Daniel duduk di trotoar, tersembunyi di balik kanvas besarnya. Dia sedang melukis pemandangan salju Natal yang indah, tapi raut wajahnya terlihat sedih.
(Adegan 2)
Maya berhenti di dekat Daniel, aroma kopi menggelitik hidung seniman itu.
Maya: Wah, lukisanmu cantik sekali, Mas! Mau kopi hangat untuk temannya?
Daniel terkejut, dia buru-buru menutupi lukisannya dengan kain.
Daniel (Gugup): Ah, enggak kok, Mbak. Terima kasih.
Maya: Jangan sungkan, Mas. Hari Natal, waktunya berbagi kehangatan, kan?
Maya memaksa secangkir kopi ke tangan Daniel. Senyum tulusnya membuat Daniel luluh.
Daniel: Terima kasih, Mbak. Nama saya Daniel.
Maya: Panggil aja Maya. Senang ngobrol sama seniman kayak kamu. Lukisanmu bikin hati terenyuh.
(Adegan 3)
Maya dan Daniel ngobrol panjang. Daniel bercerita tentang impiannya menggelar pameran, tapi takut ditolak. Maya menyemangati dia, membagi kisah perjuangannya sendiri sebagai penjual kopi keliling.
Maya: Pernah kok gerobakku ditendang, kopi tumpah semua. Tapi, ya udah, bersihin, jalan lagi. Yang penting semangat ngasih kehangatan ke orang lain, Mas.
Daniel terinspirasi. Dia membuka kain penutup lukisannya, bersemangat melanjutkan karyanya.
(Adegan 4)
Nenek Ratna lewat, tertarik dengan aroma kopi dan keramaian. Dia bergabung dengan Maya dan Daniel, mendengarkan kisah mereka.
Nenek Ratna: Kalian berdua punya hati yang hangat, seperti secangkir kopi Natal. Suatu berkah bisa bertemu di malam seperti ini.
Nenek Ratna bercerita tentang kesepiannya di malam Natal. Dia tinggal sendirian, anak-anaknya jauh. Mata Daniel berkaca-kaca, teringat pesan Maya tentang berbagi kehangatan.
(Adegan 5)
Daniel selesai melukis. Lukisannya menggambarkan Maya dan Nenek Ratna sedang ngobrol sambil minum kopi, dengan latar belakang salju Natal yang gemerlap.
Daniel: Nenek, boleh lukisan ini jadi hadiah Natal untuk ibu saya?
Nenek Ratna tersentuh, air matanya berlinang. Dia memeluk Daniel, mencium keningnya.
Nenek Ratna: Terima kasih, anakku. Ini hadiah Natal termanis yang pernah Nenek terima.
(Adegan 6)
Nenek Ratna mengajak Maya dan Daniel ke rumahnya. Mereka bernyanyi lagu Natal bersama, menikmati hidangan sederhana, dan kehangatan persahabatan yang baru terjalin.
(Narator)
Di malam Natal, berkah tak selalu datang dalam bentuk kado mewah. Kehangatan bisa ditemukan dalam secangkir kopi, semangat berjuang, dan hati yang mau berbagi. Kebaikan dan ketulusan seperti cahaya lilin kecil, mampu menerangi kesepian dan membawa sukacita Natal bagi siapa saja.
(Epilog)
Beberapa bulan kemudian, Daniel membuka pameran lukisannya. Di dinding terpajang lukisan pertamanya: “Hadiah Termanis di Malam Natal”. Maya dan Nenek Ratna duduk di barisan depan, tersenyum bangga. Daniel tahu, kebahagiaannya takkan pernah ada tanpa pertemuan yang tak terduga di malam Natal itu.
5. Drama Natal Singkat dan Menarik
Kalau contoh-contoh di atas tidak sesuai dengan kisah yang kamu inginkan, coba deh simak drama natal tentang kehidupan sehari hari ini.
Kisahnya bisa menggugah hati, lo.
Judul: Keajaiban Natal
Tokoh:
- Adi: Seorang siswa SMA yang cerdas, tapi pendiam dan tertutup
- Sita: Seorang siswa SMA yang ceria dan populer
- Budi: Seorang siswa SMA yang suka menolong, tapi sering di-bully
- Pak Guru: Guru matematika yang tegas, tapi penyayang
Latar:
Sebuah SMA di kota kecil, di malam Natal.
(Adegan 1)
Adi, Sita, dan Budi sedang duduk di bangku taman sekolah. Mereka sedang mengerjakan tugas matematika bersama.
Sita: Aku bingung sama soal nomor 12, nih. Adi, bisa bantuin aku?
Adi: (Mengangguk) Iya, sebentar.
Adi membantu Sita mengerjakan soal matematikanya. Sita senang sekali karena Adi bisa menjelaskannya dengan jelas.
Budi: (Mengangguk) Terima kasih, Adi. Kamu memang pintar banget.
Adi: (Tersenyum) Iya, sama-sama.
Mereka bertiga melanjutkan mengerjakan tugas matematikanya dengan semangat.
(Adegan 2)
Pak Guru lewat dan melihat mereka bertiga.
Pak Guru: Wah, kalian sedang mengerjakan tugas matematika bersama? Bagus sekali.
Adi: (Menunduk) Terima kasih, Pak.
Pak Guru: Adi, kamu mau ikut lomba matematika tingkat provinsi?
Adi: (Terkejut) Lomba matematika? Aku?
Pak Guru: Ya, kamu. Kamu pintar, kok. Kamu pasti bisa menang.
Adi: (Mengangguk) Baiklah, Pak. Aku akan berusaha.
(Adegan 3)
Adi, Sita, dan Budi sedang berlatih untuk lomba matematika. Mereka belajar bersama setiap malam.
Budi: Adi, kamu yakin bisa menang?
Adi: Aku tidak tahu. Tapi, aku akan berusaha sekuat tenaga.
Sita: Aku yakin kamu bisa menang. Kamu pasti akan membuat kita bangga.
Adi tersenyum mendengar dukungan dari Sita dan Budi. Dia merasa semangat untuk mengikuti lomba matematika.
(Adegan 4)
Hari lomba matematika tiba. Adi, Sita, dan Budi berangkat ke tempat lomba bersama-sama.
Sita: Semoga kamu menang, Adi.
Budi: Aku yakin kamu akan menang.
Adi: Terima kasih, teman-teman. Aku akan berusaha sekuat tenaga.
Adi mengikuti lomba matematika dengan baik. Dia mengerjakan soal-soal dengan cermat dan teliti.
(Adegan 5)
Hasil lomba matematika diumumkan. Adi mendapat nilai tertinggi dan berhasil menjadi juara pertama.
Pak Guru: Selamat, Adi! Kamu telah mengharumkan nama sekolah kita.
Adi: (Menunduk) Terima kasih, Pak.
Sita: Aku bangga sama kamu, Adi.
Budi: Aku juga bangga sama kamu, Adi.
Adi tersenyum bahagia. Dia tidak menyangka bisa memenangkan lomba matematika. Dia bersyukur atas dukungan dari Sita dan Budi.
(Adegan 6)
Malam Natal tiba. Adi, Sita, dan Budi sedang berkumpul di rumah Sita. Mereka merayakan Natal bersama-sama.
Sita: Natal tahun ini terasa lebih spesial karena ada Adi.
Budi: Iya, Adi. Kamu telah membuat Natal kami menjadi lebih berkesan.
Adi: Terima kasih, teman-teman. Aku juga merasa bahagia bisa merayakan Natal bersama kalian.
Mereka bertiga bernyanyi lagu Natal bersama. Mereka merasakan kehangatan Natal yang sesungguhnya.
(Narator)
Keajaiban Natal datang dalam berbagai bentuk. Bisa berupa hadiah, cinta, atau persahabatan. Natal mengingatkan kita untuk selalu berbagi kasih dan kebaikan kepada sesama.
***
Semoga bermanfaat, Property People.
Temukan contoh naskah drama tentang stop bullying dan teks dialog drama lainnya hanya di artikel.rumah123.com.
Jangan lupa buat follow Google News Rumah123 agar tak terlewatkan informasi penting seputar properti dan gaya hidup.
Berencana mengajukan KPR? Rumah123.com bekerjasama dengan banyak bank untuk memudahkan kamu nyicil rumah dengan bunga kompetitif.
Kami #AdaBuatKamu untuk wujudkan rumah impian!