Apa Itu Saham, Klasifikasi, Keuntungan, dan Risikonya. Wajib Dipelajari!
Instrumen investasi ada banyak macam jenisnya, salah satunya adalah saham. Sudahkah kamu tahu apa itu saham?
Di antara banyaknya pilihan instrumen investasi, saham jadi salah satu yang populer karena menawarkan return yang tinggi.
Dengan potensi return tinggi, saham tentunya juga memiliki risiko yang tinggi pula.
Dengan demikian, dilihat dari potensi keuntungan dan risikonya, saham memiliki volatilitas yang lebih tinggi dibanding reksa dana pasar uang.
Sebelum berinvestasi saham, ada beberapa hal dasar yang penting untuk kamu pelajari, salah satunya apa itu saham.
Berikut ini penjelasan mengenai apa itu saham, kalsifikasi, keuntungan, dan risikonya sebagai instrumen investasi.
Apa Itu Saham?
Belvin Tannadi dalam bukunya yang bertajuk Ilmu Saham: Pengenalan Saham, mendefinisikan saham sebagai bukti atas bagian kepemilikan suatu perusahaan, yang artinya, jika kita memiliki saham perusahaan berarti kita memiliki bagian atas kepemilikan perusahaan tersebut.
Definisi tersebut selaras dengan pengertian saham menurut Bursa Efek Indonesia (BEI).
BEI mendefinisikan saham adalah sebagai tanda penyertaan modal seseorang atau pihak (badan usaha) dalam suatu perusahaan atau perseroan terbatas.
Dengan menyertakan modal tersebut, maka pihak bersangkutan memiliki klaim atas pendapatan perusahaan, aset perusahaan, dan berhak hadir dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS).
Klasifikasi Saham
BEI mengimplementasikan klasifikasi baru atas sektor dan industri perusahaan tercatat yang bernama “Indonesia Stock Exchange Industrial Classification” atau IDX-C per 25 Januari 2021.
Adapun berikut ini klasifikasi saham berdasarkan sektor dan subsektornya.
1. Energi
Sektor energi mencakup seluruh rantai nilai industri energi, mulai dari hulu (eksplorasi dan produksi) hingga hilir (distribusi dan penjualan).
Perusahaan-perusahaan dalam sektor ini menghasilkan pendapatan dari penjualan produk energi seperti minyak, gas, dan batu bara, serta dari penyediaan jasa pendukung seperti pengeboran dan transportasi.
2. Barang Baku
Sektor barang baku mencakup perusahaan-perusahaan yang berperan sebagai pemasok utama bagi industri-industri lainnya.
Perusahan-perusahan tersebut menghasilkan berbagai macam produk seperti bahan kimia dasar, material konstruksi yang digunakan dalam pembangunan, berbagai jenis kemasan, logam dan mineral yang menjadi komponen penting dalam banyak produk, serta produk-produk berbasis kayu dan kertas yang digunakan dalam berbagai industri.
3. Perindustrian
Industri perindustrian mencakup berbagai perusahaan yang menyediakan produk dan layanan untuk mendukung operasi industri lainnya.
Sektor ini meliputi produsen peralatan listrik, mesin-mesin industri, serta penyedia jasa seperti pengelolaan lingkungan dan layanan profesional untuk industri.
Meskipun beragam, industri ini umumnya tidak memproduksi produk akhir yang langsung dikonsumsi oleh konsumen.
4. Barang Konsumen Primer
Industri barang konsumen primer meliputi perusahaan yang terlibat dalam produksi dan distribusi barang-barang yang secara langsung dikonsumsi oleh masyarakat.
Produk-produk ini, yang sering disebut sebagai barang primer atau antisiklis, memiliki permintaan yang cenderung stabil karena merupakan kebutuhan dasar manusia.
Contoh perusahaan dalam sektor ini antara lain produsen makanan dan minuman, ritel, serta produsen barang rumah tangga.
5. Barang Konsumen Nonprimer
Industri barang konsumen sekunder mencakup perusahaan yang memproduksi atau menjual barang-barang yang permintaannya naik turun seiring dengan kondisi ekonomi.
Contohnya, produsen mobil, barang elektronik, pakaian, dan perusahaan pariwisata. Singkatnya, industri ini berfokus pada produk dan jasa yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan konsumen yang bersifat tidak primer atau kebutuhan sekunder
6. Kesehatan
Sektor kesehatan mencakup perusahaan yang terlibat dalam berbagai aspek pelayanan kesehatan.
Ini meliputi perusahaan yang memproduksi peralatan medis, fasilitas kesehatan, dan obat-obatan, serta perusahaan yang menyediakan layanan kesehatan secara langsung seperti rumah sakit, klinik, dan laboratorium.
Selain itu, perusahaan yang fokus pada riset dan pengembangan di bidang kesehatan juga termasuk dalam sektor ini.
7. Keuangan
Sektor keuangan meliputi berbagai perusahaan yang bergerak dalam bidang jasa keuangan, seperti perbankan, pembiayaan, investasi, asuransi, dan holding.
8. Properti dan Real Estat
Sektor properti dan real estat meliputi perusahaan-perusahaan yang terlibat dalam pengembangan properti dan real estate, serta perusahaan-perusahaan pendukung yang menyediakan berbagai layanan terkait.
9. Teknologi
Sektor teknologi mencakup perusahaan yang bergerak di bidang pengembangan dan penyediaan berbagai produk serta layanan berbasis teknologi, mulai dari perangkat lunak hingga perangkat keras.
10. Infrastruktur
Sektor infrastruktur mencakup perusahaan yang terlibat langsung dalam pembangunan dan pengelolaan fasilitas fisik dasar, seperti jalan, jembatan, pelabuhan, bandara, jaringan telekomunikasi, dan utilitas seperti listrik dan air.
Perusahaan-perusahaan ini berperan penting dalam mendukung aktivitas ekonomi dan masyarakat.
11. Transportasi dan Logistik
Sektor transportasi dan logistik mencakup seluruh perusahaan yang bergerak di bidang perpindahan barang dan jasa, termasuk perusahaan transportasi dan penyedia jasa logistik.
Keuntungan Saham
1. Dividen
Dividen adalah bagian dari keuntungan perusahaan yang dibagikan kepada para pemegang saham.
Perusahaan akan memberikan dividen setelah disetujui dalam rapat pemegang saham.
Untuk mendapatkan dividen, investor harus memiliki saham dalam jangka waktu tertentu.
Dividen bisa diberikan dalam bentuk uang tunai atau tambahan saham.
2. Capital Gain
Keuntungan lain dari investasi saham adalah capital gain. Ini adalah keuntungan yang didapat saat kita menjual saham dengan harga lebih tinggi dari harga belinya.
Misalnya, jika kita membeli saham perusahaan XYZ seharga Rp1.000 per saham, lalu menjualnya seharga Rp1.200 per saham, kita mendapatkan capital gain sebesar Rp200 per saham.
Risiko Saham
1. Capital Loss
Berbeda dengan capital gain, capital loss terjadi ketika seorang investor menjual sahamnya dengan harga yang lebih rendah dibandingkan harga saat membelinya.
Sebagai contoh, jika kamu membeli saham PT XYZ seharga Rp2.000 per saham, lalu menjualnya saat harganya turun menjadi Rp1.400 per saham, kamu mengalami kerugian sebesar Rp600 per saham.
2. Risiko Likuiditas
Salah satu risiko terbesar bagi pemegang saham adalah kemungkinan perusahaan mengalami kebangkrutan.
Jika hal ini terjadi, pemegang saham akan menjadi pihak terakhir yang menerima pembayaran setelah semua kreditor perusahaan dilunasi.
Bahkan, bisa jadi tidak ada sisa aset yang bisa dibagikan kepada pemegang saham.
Oleh karena itu, penting bagi investor untuk selalu memantau kinerja perusahaan yang sahamnya mereka miliki.
***
Demikian penjelasan mengenai apa itu saham.
Baca artikel informatif lainnya di artikel.rumah123.com dan Google News.
Kalau sedang mencari hunian, temukan pilihan terbaiknya di Rumah123 karena #SemuaAdaDisini!
Kunjungi Teras123 untuk ngobrolin properti, yuk!
**Referensi:
- Tannadi, Belvin. (2020). Ilmu Saham: Pengenalan Saham. Elex Media Computindo