Kenapa Pintu di Rumah Adat di Baduy Cuma Satu? Ternyata Alasannya Ini...
Apa sih alasan yang membuat rumah di Baduy hanya memiliki satu pintu saja? Simak jawaban lengkapnya pada artikel ini, yuk!
Setiap rumah adat di Indonesia memiliki keunikan tersendiri.
Sama halnya dengan rumah adat Baduy di Banten.
Sekilas, rumah adat ini tampak sederhana, tapi terdapat filosofi yang luar biasa di dalamnya.
Rumah adat Baduy diketahui memiliki ciri khas dan bagian yang menarik.
Bangunan berupa rumah panggung ini didominasi dengan kayu, bambu, dan atap ijuk atau rumbia.
Karakteristik Rumah Adat Baduy Dalam
Khusus untuk rumah adat Baduy Dalam, huniannya dibangun menghadap Utara-Selatan.
Untuk rumah di beberapa perkampungan Baduy Dalam ini biasanya diberi tanda dari bambu dan ijuk dengan bentuk lingkaran atau tanduk.
Ukuran rumahnya juga rata-rata hampir sama sekira 9 x 12 meter.
Jika melihat kampung Baduy Dalam, Cibeo, sepanjang hunian hanya boleh berdinding bambu beratap daun palem.
Menariknya, rumah ini hanya memiliki satu pintu, tanpa jendela, dan ada lubang-lubang kecil yang disebut lolongok yang difungsikan sebagai lubang tempat cahaya melongok ke dalam rumah.
Mengingat penataan rumah adat di Baduy tidak memiliki bukaan yang besar, maka suasana interior pun jadi lebih gelap.
Dengan demikian, dibuatlah lolongok untuk menyerap matahari dari luar, meskipun hanya sedikit.
Lubang kecil ini dibuat dengan cara memotong ruas anyaman bambu yang dipakai dinding.
Alasan Pintu Rumah Baduy Hanya Satu
Melansir dari republika.co.id, alasan pintu hunian di Baduy hanya ada satu berasal dari kepercayaan masyarakat adat itu sendiri.
Terdapat kepercayaan yang menyatakan bahwa pintu melambangkan sosok istri.
Jelasnya, pintu harus ada satu, jadi istri pun juga harus satu.
Di Baduy sendiri, masyarakatnya pantang untuk melakukan poligami atau melakukan perselingkuhan sehingga adat istiadat itu pun dilambangkan melalui pintu.
Falsafah Baduy
Begitulah hunian masyarakat Baduy Dalam, dipertahankan secara turun temurun sesuai aturan adat.
Warga Baduy memang diketahui sangat menjunjung tinggi adat istiadatnya, seperti falsafah yang dipercaya bahwa, “lonjor teu bisa dipotong, pendek teu bisa disambung, kurang teu bisa ditambah.”
Artinya, panjang tak bisa dipotong, pendek tak bisa disambung, kurang tak bisa ditambah.
Falsafah ini memberitahu bahwa sesuatu yang sudah dijalankan sejak dulu, tidak perlu diubah, dan harus selalu dipertahankan.
***
Semoga artikel ini bisa bermanfaat untukmu ya, Property People.
Pantau terus artikel menarik lainnya di berita.99.co.
Cek juga Google News untuk dapatkan update dari Berita 99.co Indonesia.
Temukan pilihan properti terbaik hanya di situs www.99.co/id karena penggunaannya #segampangitu.